Pepatah dari Jawa ini jika dimaknai dengan tepat bisa menjadikan dunia semakin indah. Sesungguhnya memang hal itu yang ingin diungkapkan oleh orang mencetuskan. Seseorang yang mencetuskan kalimat yang sarat makna kebaikan untuk semua manusia dapat dipastikan telah mengalami kebahagiaan sejati. Hanya seseorang yang telah merasakan kebahagiaan sejati yang bisa mengungkapkan kalimat tersebut. Mengapa?
Seseorang dapat merasakan kebahagiaan bila bisa berbagi sesuatu bisa memberikan kebahagiaan orang lain. Berbagi yang paling bernilai adalah berbagi sesuatu yang bisa membuat orang lain menyadari makna kehidupan. Urup berarti menghidupkan. Menghidupkan apa? Tentu menghidupkan atau membangunkan jiwa yang selama ini tertidur nyenyak. Bisa saja badan bangun tetapi jiwa tertidur pulas. Bagaimana bisa?
Banyak di sekitar kita yang kondisinya seperti hal ini. Tampaknya matanya melek, tetapi jiwa atau kesadarannya tertidur. Tertidur dalam buaian alam mimpi bahwa kita bisa bahagia karena memuja 3 ‘ta’. Harta, wanita, dan tahta.
Tiga ‘ta’ ini yang membuat kita tertidur jiwanya. Lihat saja sekitar kita. Banyak yang terpincut wanita dan untuk memenuhi keinginan syahwatnya, ia rela melakukan korupsi. Mengambil uang rakyat dengan berbagai cara semata untuk memenuhi keinginan kekasih atau istrinya. Hatinya terbutakan atau khufur / tertutup oleh kenyamanan badan.
Kita sering melihat seseorang pengendara mobil membuang sampah saat di jalan raya. Mereka tidak sadar bahwa mebuang sampah yang tidak pada tempatnya penyebab utama banjir. Mereka yang hidup seperti ini bisa dikatakan hidup hanya badannya tetapi empatinya mati.
Seseorang yang menyadari bahwa urip atau hidup saat ini sebagai anugerah atau berkah akan merasakan kebahagiaan hidup. Hatinya begitu ceria dan bahahia karena berkah Tuhan kita bisa hidup untuk melanjutkan evolusi jiwa. Tanpa hidup di dunia, sang jiwa mulia dalam tubuh kita tidak akan terbebaskan. Sang jiwa terikat atau terpenjara oleh ‘mind’ atau pikiran. Dengan demikian, sesungguhnya keberadaan kita di bumi adalah untuk berbagi kesadaran yang kita rasakan.
Untuk mengetuk pintu bagi jiwa yang sedang terbuai mimpi kenyamanan bendawi. Berbagilah kebahagiaan sebagai hasil kebahagiaan yang dirasakan. Inilah urup atau menghidupkan atau membangunkan jiwa yang tertidur.
Saya ingat cerita tentang Socrates. Setiap hari ia pergi ke pasar atau ditempat hajatan selalu bertanya makna kehidupan. Ada yang merasa brterima kasih karena dibangunkan. Namun pada kenyataannya, banyak orang marah karen dibagunkan dari tidur mimpi tenggelam dalam kesadaran bendawi. Sehingga pada akhirnya Socrates dihukum mati dengan menenggak racun. Adalah lumrah bahwa orang sadar dimusuhi bahkan di katakan bahwa disampaikan adalah sesat.
Mereka yang sedang mimpi indah tidak rela meninggalkan tempat tidur kasur duniawi yabg selama ini dinikmatinya. Mereka tidak sadar bahwa kita lahir ke dunia untuk menyelesaikan hutang piutang masa lalu. Ada nya hutang piutang membuat diri kita berevolusi…..