Untuk berbagi harta, kita mesti memiliki harta terlebih dahulu. Untuk berbagi kasih , kita harus memiliki kasih yang berlimpah terlebih dahulu. Ini yang sulit. Untuk membangun kasih dalam diri, diri mesti bersih dari ego. Mengapa?
Kasih itulah Allah. Kasih berarti memberi dan memberi.Untuk berbagi harta tidaklah sulit. Mengumpulkan harta tidak sesulit membangun kasih dalam diri. Yang diperlukan untuk mengumpulkan harta adalah ego. Sebaliknya, membangun kasih dalam diri yang diperlukan menghapuskan ego. Tanpa lenyapnya ego, kasih tidak akan lahir. Demikianlah sifat Tuhan. Dia tidak mau dimadu oleh yang lain. Dia yang Maha Pencemburu.
Buku Meditasi dan Yoga Terbaik
Penafikan ego tidak sama dengan penafikan duniawi. Seorang spiritual tidak menafikan harta benda. Yang diperlukan adalah penghapusan keterikatan terhadap benda duniawi. Ia memahami perbedaan antara kebutuhan dan keterikatan. Ia bisa mengumpulkan harta sebanyak mungkin tanpa terikat. Gunakan harta dunia untuk membangun dunia yang lebih baik. Ia tidak akan menggunakan harta untuk kepentingan diri, kelompok, ataupun golongan. Ia menggunakan harta untuk orang banyak. Untuk melayani sesama makhluk hidup.
Kasih dapat terjadi jika kita bergaul dengan mereka yang memiliki energi kasih.Disinilah peran seorang guru yang sudah mengalami di diperlukan kehadirannya. Orang yang demikian sudah memiliki pengalaman kehidupan yang berulang. Ia akan datang jika seorang yang butuh jasa panduannya dan siap menerima kehadirannya. Sayangnya sedikit orang yang bersedia membuka diri untuk menerima uluran tangannya. Sekali lagi, ego menjadi penghalang peningkatan evolusi jiwa. Ego adalah hijab.
Kita sering lupa bahwa saat kita di daerah asing, kita butuh upaya bertanya pada seseorang untuk menuntun jalan. Pada hal saat ini kita di dunia benda yang bisa diraba dan dilihat, namun sesungguhnya bagaikan hutan belantara yang penuh mara bahaya bagi sang jiwa. Kita butuh seseorang untuk melampaui kebendaan.
Apalagi di dunia non fisik. Panduan perjalanan non fisik jelas lebih sulit. Tiada yang bisa di raba ataupun dilihat. Semua masih menduga-duga. Sama sekali tidak ada benda sebagai petunjuk jalan. Ego sering membohongi bahwa untuk bertemu Tuhan tidak perlu perantara. Betul, memang tidak perlu perantara. Yang dibutuhkan adalah pemandu atau penunjuk jalan menuju ke Tuhan. Dia bukan perantara. Hanya memberitahu cara atau jalan menuju Tuhan. Ia sudah pernah sampai ke sana.
Dia hanya berbagi pengalaman……..