Ketika saya melihat film The Sixth Sense yang dibintangi oleh Bruce Willis, membuat saya semakin sadar bahwa jika kita hidup di dunia dengan cara berpikir ‘Hanya ingin melihat apa yang ingin dilihat.’ tidak beda denga setan atau hantu. Hantu dari seseorang yang telah meninggal adalah akibat pikiran atau mind (gugusan pikiran dan perasaan) yang sangat terikat di dunia atau urusan tentang duniawi.
Dalam film tersebut dikisahkan sesosok dokter yang dibunuh oleh pasiennya. Saat meninggal, si dokter yang diperankan oleh Bruce Willis terpikirkan untuk membantu seorang pasiennya. Pikiran terakir yang begitu meng-obsesi dirinya telah membawa pada satu alur cerita menarik.
Buku Meditasi dan Yoga Terbaik
Yang menarik adalah bahwa si dokterpun yang sudah meninggalpun tidak bisa melihat hantu yang lainnya. Ia hanya bisa komunikasi dengan si anak yang ingin dibantu. Dan kebetulan si anak memiliki kebocoran sehingga dapat melihat makhluk halus lainnya. Inilah bedanya dengan manusia. Si dokter yang roh nya bergentayangan ingin membantu si anak yang begitu tertekan karena tidak bisa bercerita pada orang lain. Sehingga si anak dianggap sinting karena tidak bisa bercerita pada orang lain yang dapat dipastikan tidak mempercayai penglihatannya.
Belajar pengalaman ini, sesungguhnya yang kita sebut kematian tidak ada. Badan bisa musnah, tetapi mind atau gugusan pikitan serta perasaan tidak musnah. Mind ini adalah matter atau materi. Karena tidak dikenal, materi ini yang kita sebut sebagai DARK MATTER. Materi yang tidak dikenal tetapi berdampak pada si orang yang memilikinya dak juga alam semesta. Mind kita tidak memiliki substansi atau bentuk, tetapi efeknya bisa dirasakan.
Luar biasanya lagi adalah bahwa mind kita tidak memiliki batasan. Begitu kita menutup mata, kita bisa membayangkan apapun juga tanpa batas. Bisa dikatakan bahwa apa yang kita ingin lihat melalui mind bisa dilakukan. Kekuatan yang tak terbatas. Bisa mengubah dunia dan mempengaruhi alam semesta. Ini yang kita tidak sadari. Kita mengabaikan hal ini. Kita hanya memikirkan segala sesuatu di luar diri. Kita lupa untuk menutup mata sehingga kita bisa berpaling ke dalam diri. Di dalam diri kita bisa bertemu dengan Dia yang Maha…
Back to the story. Bukankah jika hantu hanya bisa melihat apa yang ingin dilihatnya tidak beda dengan manusia yang hanya MAU MENDENGAR ATAU MELIHAT APA YANG DIINGINKAN. So, jika saat di dunia kita tidak mau membuka diri terhadap sesuatu kebenaran yang semakin membuat pandangan kita lebih luas sehingga tidak membuat kita semakin sempit pandangannya, kita tidak beda dengan hantu.
Satu hal yang bisa kita tarik kesimpulan adalah bahwa brain atau otak adalah anugerah yang bisa membuat kita berpikir. Ketika kita mati, mind masih eksis tetapi tidak lagi bisa mengolah pikiran semasa kita masih hidup. Tampaknya otak sebagai hardware yang bisa digunakan untuk mengolah pikiran. Karena saat brain mati, mind yang ada hanya bisa terpola sebagaimana saat terakhir kematian. Mind tidak memiliki alat untuk beroperasi. Jebakan Batman…….
Oleh karenanya, kehidupan berbadan atau bertubuh ini adalah kesempatan untuk melakukan perubahan. Perubahan mind yang berdasarkan intelektual, hanya memikirkan untung rugi bagi tubuh, diubah menjadi intelejensia yang berpola bagi kepentingan umum. Kepentingan alam semesta.