Tidak menjadikan orang yang membacanya suci. Si pembaca bisa menjadi suci jika melakoni yang tertulis dalam kitab tersebut. Bukan sekedar menghafalkan. Bisa sekedar menghafalkan tanpa melakoninya sama saja dengan tape recorder. Si mesin bisa membunyikan tetapi tidak mengerti apa yang dibunyikan. Analoginya sama dengan keledai yang menggendong buku. Sekedar membawa buku tanpa mengerti apa yang digendongnya. Mengerti berarti juga melakoni dalam kehidupan.
Buku Meditasi dan Yoga Terbaik
Suci adalah sifat. Bukan kata benda. Sifat suci adalah sifat kasih dan penyayang. Suatu sifat yang tidak lagi memikirkan hal berkaitan dengan dunia. Sifat yang selaras dengan alam. Perhatikan matahari. Ia senantiasa memberikan sinarnya pada semua makhluk di bumi. Baik makhluk hidup maupun mati. Sifat yang tidak memilih dan memilah. Pohon menghidupi dirinya sekaligus menyediakan zat vitamin yang berguna bagi manusia. Tanaman juga menyediakan diri sebagai bahan makanan bagi hewan dan manusia. Itulah sifat kesucian diri. Sifat berkorban bagi kehidupan sesama.
Yang tertuliskan dalam kitab suci adalah pengalaman hidup yang telah dilakoni para nabi. Mereka tidak sekedar berbagi tanpa mengalami terlebih dahulu. Mereka mengajarkan bagaimana menjadi seorang suci. Setiap orang berpotensi menjadi suci. Itulah fitrahnya. Adalah kemalasan yang mengatakan bahwa kesucian hanya dimiliki oleh nabi. Baca dan lakoni yang tertuliskan dalam kitab yang kita sebut sebagai kitab suci.
Kitab yang kita sebut suci akan jadi berhala jika hanya disembah tanpa melakoni yang tertuliskan dalam kitab tersebut. Jangan gunakan kitab suci untuk mencari harta benda duniawi. Kitab tersebut jadi bahan kebencian jika hanya digunakan untuk mencari popularitas diri. Bahkan digunakan untuk alasan menyakiti orang lain. Hanya karena merusak kitab yang katanya suci tetapi menyakiti bahkan sampai melakukan pembunuhan orang lain dengan alasan membela kitab suci. Ini adalah penistaan terhadap isi kitab tersebut. Penistaan terhadap nabi yang membawakan kitab tersebut. Perbuatan manusialah yang telah mencemarinya. Isi kitab tetap baik selama membawa manusia menjadi suci dengan melakoni petunjuk yang ada dalam kitab tersebut.
Para suci adalah mereka yang menyampaikan berita bahwa setiap insan bisa menjadi suci. Suci berarti tidak lagi memikirkan benda duniawi. Tolong bedakan antara memikirkan dan membutuhkan. Orang butuh tetapi bisa tidak terikat. Orang yang selalu memikirkan berarti terikat. Para suci senantiasa berbuat untuk kebaikan evolusi batin. Janganlah melihat kesucian orang dari penampilan luar. Dengarkan apa yang disampaikan, jangan lihat siapa yang menyampaikan. Selama kita hanya melihat tampilan luar, kita akan sering kali akan tertipu. Tampilan luar sekedar penutup. Kulit pisang bisa berbeda, tetapi isi pisang tetap mengenyangkan.
Para suci tidak berkepentingan dengan jumlah pengikut. Mereka adalah pejalan dan sahabat atau mitra dunia. Mereka datang tidak mengajak manusia semakin melekat ke harta dan kekuasan duniawi. Kehadiran mereka tidak akan mengajak manusia menguasai dunia. Mereka sadar bahwa benda dunia menjadi sarana untuk melepaskan keterikatan dunia. Tanpa keberadan manusia di bumi, tidak lah lengkap evolusi jiwa manusia.
Keterikatan kita terhadap tampilan luar akan menghambat evolusi batin. Kita yang begitu terpengaruh pada tampilan luar sulit mengakses Dia Yang Mahalembut yang berada dalam diri kita. Menjadi suci berarti mengakses kesucian dalam diri. Dia yang Mahasuci bersinggasana dalam diri setiap insan. Keindahan di luar diri tidak akan jadi indah tanpa ada keindahan dalam diri.
Rasakan kehadiran Nya dalam diri kita. Rasakan kelembutan Nya dalam diri kita. Berbagai sarana telah disediakan oleh Nya untuk menggapai kesucian diri. Lemahkan keterikatan….