Apakah yang disebut mantra modern?
Mantra ‘oke’ atau ‘OKEY’ Mantra sangat powerful untuk menyelesaikan segala permasalahan di bumi. Dunia bisa damai jika setiap orang mau menerapkan mantra ini. Sesungguhnya mantra ini paling berguna jika digunakan bagi diri sendiri. Jika masing-masng mau menerapkan Mantra ‘OKEY’, dijamin dunia aman dan damai.
Buku Meditasi dan Yoga Terbaik
Namun jangan lupa, untuk menjadikan mantra sakti ‘OKEY’ ini sakti mandraguna, kita harus melatih diri membersihkan sampah pikiran. Selama sampah pikiran belum terbersihkan, sulit mengaplikasikan mantra sakti ini.
Atau, jika kita bisa memandang dunia sebagai panggung sandiwara. Lakoni peran sebagai penonton sejati. Bukan berperan sebagai pemain. Saat kita berperan sebagai pemain, mantra ini tidak sakti ;agi.
Mantra yang disampaikan oleh seorang biku aliran Teravadha, seorang biku dari Ladhakh, India. Bagaimana menerapkan mantra yang hebat ini. Gampang sekali. Saat kita dimarahin orang, bilang saja:OKEY… Saat anda di puji orang, sampaikan ‘OKEY’. Demikian juga ketika kita dihina atau dicaci, sampaikan: ‘OKEY’ dan tinggal pergi.
Selama ini kita marah saat dicaci karena kita membalasnya. Jika diterima dan berkata: ‘OKEY’, dijamin tiada terjadi perselisihan. Lebih-lebih ditambahkan dengan: ‘Terima kasih…” Ke duanya dijamin senang. Yang memarahi atau memaki senang, yang menerima kemarahan atau cacian menerima dengan senang juga. Tiada yang dirugikan. Semua cacian dan hinaan sesungguhnya diujukan pada badan si polan. Bukan pikirannya.
Aku tidak bisa dihina kecuali aku mengijinkan. Yang dimaksud dengan mengijinkan adalah ketika kita merasa dihina. Bukanlah yang dihinakan sesungguhnya badan? Selama kita mengidentifikasikan diri sebagai badan, seakan kita terhinakan atau dipandang rendah. Badan adalah lapisan kesdaran terluar. Apakah aku badan? Aku bukanlah badan. Ketika aku berjalan, aku menggunakan kakiku, berarti aku bukan kaki. Aku juga bukan pikiran. Karena ketika suatu permasalahan kita hadapi, sering sekali kita menggunakan pikiran.
Dalam hal ada yang menghina dan yang menerima hinaan, sesungguhnya orang yang melontarkan hinaan atau merendahkan orang lain dalam posisi sedang sakit kejiwaannya. Sebaliknya keadaan ini menguntungkan orang yang menerima cercaan. Dalam suatu kisah:
Alkisah, para orang-orang hebat di dunia meninggal dunia. Saat mereka semua bertemu dengan Tuhan, Dia bersabda:
“Hai Polan, saat di dunia kau menjadi juara pembaca kitab suci terbaik. Kau telah menerima hadiah berupa rumah dan mobil. Ya itulah hadiahmu. Kau di surga tidak bakal menerima hadia dari Ku.
Demikianlah keadaan kita di bumi ini. Jika semata berkarya bagi perolehan duniawi, tiada suatu hadiah kemuliaan dari Tuhan kelak di alam akherat. Contoh ini bukan kiasa, tetapi itulah sesungguhnya yang terjadi. Mengapa?
Saat kita bekerja untuk memperolah sesuatu imbalan berarti kita bekerja karena sesuatu imbalan duniawi. Tidak ada spirit persembahan bagi Dia Yang Mahapemberi. Jiwa kita kering dari rasa kasih. Hati kita dipenuhi nafsu keserakahan. Artinya jiwa kita belum bersih sehingga Dia Yang Masuci belum seutuhnya bertahta dalam hati kita. Bukan kah Tuhan Mahapencemburu. Dia hanya bisa bertahta pada hati yang tidak lagi diisi oleh nafsu keinginan duniawi.
Jika hati ini sudah kosong dari keinginan semata untuk kenyamanan badan, tidak disangkal hati kita penuh rasa bahagia dan ceria. Rasa bahagia, ceria, dan keindahan adalah genuine sifat dasar manusia. Tidak perlu di cari dari luaran. Yang diperlukan hanya membersihkan hati dari nafsu keserakahan, bahagia dan ceria terjadi dengan sendirinya..
OKEY mantra membuat hati terbebaskan dari rasa kecewa dan derita……