Buku Meditasi dan Yoga Terbaik
Anda kirimkan anak-anak anda ke sekolah. Tidak ada salah ya, tetapi tujuan Anda untuk mengirimkan mereka ke sekolah itu yang salah. Anda mendambakan gelar bagi mereka. Anda mempunyai harapan sendiri. Anda punya mimpi-mimpi Anda sendiri yang tidak terwujud. Sekarang Anda berharap bahwa mereka akan mewujudkannya. Harapan-harapan Anda yang tidak terpenuhi, Anda harapkan agar agar Anda penuhi. Mungkin saja, sewaktu kecil Anda pernah bermimpi untuk menjadi dokter. Mungkin situasi saat itu tidak menunjang dan impian Anda untuk menjadi dokter. Sekarang Anda ingin anak Anda menjadi seorang dokter. Mungkin saja, ia lebih tertarik pada seni; mungkin ia ingin menjadi seniman. Tetapi Anda tidak akan memperbolehkannya. Dia harus hidup untuk mewujudkan impian Anda, hanya untuk memenuhi ego Anda. Betapa bodohnya, betapa lucunya, betapa kejamnya!
Anda lupa bahwa anak-anak Anda memiliki mimpi-mimpi sendiri. Mereka memiliki kehidupan sendiri. Tidak. Anda tidak bisa mengatakan itu cinta. Paksaan dan cinta tidak dapat jalan bersama. Anda juga tidak dapat menyembunyikan ego Anda di balik tirai bimbingan. Anda tidak mencintai mereka. Anda tidak membimbing mereka. Anda menuntut! Anda ingin mereka hidup untuk Anda , bukan untuk mereka sendiri. And ingin mereka mengikuti kepercayaan Anda. Anda mengebiri mereka, Anda ingin mereka memakai sepatu yang ukurannya sama dengan Anda. Anda kejam! Anda mengkondisikan mereka. Anda memaksa ide dan pandangan- pandangan Anda kepada mereka. Anda tidak membiarkan mereka tumbuh berdasarkan apa yang mereka sendiri yakini. Mereka tidak diperbolehkan hidup berdasarkan bimbingan dari hati nurani mereka sendiri. Mereka tidak boleh menghidupi kehidupannya sendiri. Mereka harus menjadi robot anda. Anda membuat mereka begitu tergantung kepada Anda. Betapa kejamnya!
Anda menghabiskan waktu berjam-jam di kantor; seringkali bukan untuk pekerjaan, tetapi untuk ngobrol dengan sekretaris Anda. Istri Anda sibuk dengan kehidupannya sendiri, mungkin meniti kariernya, mungkin menghabiskan waktu untuk arisan….mungkin juga bersantai ria di salon selama berjam-jam. Semuanya itu ia namakan ‘sosialisasi’. Anda tidak punya waktu untuk anak-anak Anda; istri Anda sibuk dengan kesibukannya sendiri. Apa yang terjadi? Anda masih manusia, begitu pula istri Anda…….dan akhirnya Anda merasa bersalah.
Untuk menyembunyikan rasa bersalah ini, Anda menggunakan uang, materi. Anda berbelanja dengan boros, membeli barang-barang yang tidak merupakan kebutuhan dan atas nama cinta memberikannya kepada anak-anak Anda. Anda memanjakan mereka. Anda membungkusi rasa bersalah Anda dengan kertas kado kebahagiaan materi yang tidak berarti bagi mereka. Mereka membutuhkan kasih Anda. Apa yang Anda lakukan bukan cara mendidik yang baik. Anda hanya mengulangi perbuatan orangtua Anda terhadap Anda. Anda sebenarnya tidak pernah tumbuh dan sekarang Anda menghalangi pertumbuhan anak-anak Anda… Anda ingin mereka menjadi fotokopi Anda. Siapa sih Anda ini? Anda berperan sebagai pengawas di rumah tahanan dan anak-anak Anda menjadi narapidana yang sedang menjalani hukuman. Jiwa sang anak tumbuh bagaikan bonsai. Indah dipandang tetapi tidak tumbuh secara bebas atau alami sesuai dengan potensi dirinya….
Dikutip dari Buku Kehidupan by Anand Krishna, www.booksindonesia.com.