Itulah perjalanan manusia sesungguhnya. Manusia lahir ke dunia dari bayi sampai umur 4 tahun atau mungkin 5 tahun tidak mengenal Tuhan. Mereka sangat ceria dan bisa bermain dengan bebas tanpa ada pikiran yang mengkotak-kotakkan. Kotak-kotak tentang bertuhan atau tidak bertuhan. Setelah mulai memahami kehidupan dan dogma agama, mulailah mereka diperkenalkan adanya Tuhan. Dan ada yang merasa memiliki. Sehingga mengakui yang ditanamkan oleh orang tuanya sebagai tuhannya.

Buku Meditasi dan Yoga Terbaik

  • Dapatkan Buku Meditasi Terbaik Untuk Pemula [Beli Buku]
  • Dapatkan Buku Yoga Terbaik Untuk Pemula [Beli Buku]
  • Dapatkan Buku Yoga Sutra Patanjali [Beli Buku]

Saat kematian semestinya kita sadar bahwa semua pengetahuan akan menjadi beban. Termasuk pengetahuan tentang Tuhan. Janganlah pengetahuan dibawa mati. Yang diperlukan mengubah dari pengetahuan menjadi pengalaman. Artinya pengetahuan dari Tuhan menjadi mengalami Tuhan.

Saati mengalami Tuhan, tiada lagi Tuhan. Karena ia telah melebur dalam (walaupun sesungguhnya istilah ini kurang tepat) Tuhan. Bagaimana mungkin melebur dengan Tuhan bisa dikatakan melebur jika masih ada perpisahan antara dia dan Tuhan. Dan itu hanya bisa terjadi di dunia.

Manusia kenal Tuhan karena diperkenalkan oleh manusia lainnya. Hewan tidak kenal Tuhan. Mereka hidup secara naluri. Mungkin ada yang bilang bahwa hewan itu buas. Tapi selama ini tidak ada harimau memangsa anaknya atau sesamanya.

Manusia????? Sering banget menggauli anak kandung sendiri. Bahkan,baru-baru ini di wilayah Jawa Timur ada seorang pemuka agama yang menjadikan anaknya sebagai budak seks. Alasannya, istrinya jadi TKW. Apa masuk akal? Bukankah ini sama saja memangsa anaknya???

Hal lain lagi, manusia mendzolimi sesamanya dengan merampas hak orang tersebut karena membudakkan diri kepada nafsu syahwatnya. Syahwat harta atau tahta/kekuasaan tidak ada bedanya. Walaupunkekuasaan itu atas nama institusi lembaga agama.

Hewan makan mangsanya, tampaknya kejam tapi ia memangsa karena memang itu makanan harimau. Kecuali harimau vegetarian yang sudah lama bergaul dengan manusia yang vegetarian juga. Namunsayangnya hal ini bukan nature nya. Karena susunan giginya untuk memakan daging. Bisa berbahaya kesehatan si harimau.

Hewan memakan karena lapar. Manusia? Sudah kenyangpun memikirkan anak turunnya bagaimana. Ia sudah tidak percaya lagi keadilan Tuhan. Ia seakan Tuhan. Karena ia belum mengalami Tuhan. Mereka yang mengalami Tuhan akan merasakan sebagai bagian dari alam semesta. Satu kesatuan dengan semesta…

Dari theis menuju atheis. Peleburan dan penyatuan dengan Tuhan. Tiada lagi perpisahan antara tuan dan hamba…

Selama masih berkata’ ada’ Tuhan, ia merasa jauh dari Tuhan. Akibatnya, ia bisa mengatas namakan Tuhan untuk menganiaya sesama ciptaan Tuhan……