Jebakan keterbatasan mata membuat tampaknya manusia berbeda. Benarkah manusia ada? Ada menurut kita. Bagi makhluk luar angkasa yang belum kenal bumi, dianggapnya mereka juga hidup sendirian. Tiada makhluk yang seperti manusia di bumi. Mereka mungkin juga tidak mengenal bumi. Begitu tidak berdayanya manusia. Namun dalam perilaku sehari – hari… Jangan ditanya… Diminta ntuk menghargai kepercayaan lain saja tidak bersedia.
Tetap saja menganggap bahwa agama si A beda. Dan agamaku lebih baik. Mereka selalu saja menganggap agama atau keyakinan sebagai tujuan. Ini juga tidak salah karena di bumi ini bagai suatu arena untuk belajar. Saat masih teka, kita hanya tahu membaca A, B, sampai Z. Kemudian meningkat bisa membaca buku dan selanjutnya terus berkembang. Jadi jika masih di teka, kebenaran itu yang bagi mereka. Mereka belum bisa menerima pelajaran klas universitas. Inilah proses. Tidak ada yang salah.
Buku Meditasi dan Yoga Terbaik
Ketika kesadaran manusia meningkat, mereka mulai semakin menyadari bahwa ketika s A bernafas, ia menghirup bekas nafas si B yang selama ini ia benci. Selama ini dianggapnya kafir dan musyrik. Ketika si B yang dibenci si A membuang nafas, tidak mungkin si A menolak untuk tidak menghirup buangan nafas si B. ke duanya tidak menyadari bahwa nafas yang masuk kemudian merasuk jadi satu dengan darah. Darah beredar di seluruh tubuh dan menyatu dengan badan. Tumbuh kembang jadi badan kita. Betapa khufurnya kita jika menafikkan proses ini.
Kita hanya bisa melihat sebatas pandangan mata. Kita ternyata belum mampu melihat proses setiap insan. Kita sadar bahwa diri kita setiap saat berubah. Inlah evolusi. Semua terdiri dari energi. Badan juga energi yang kasar. Pikiran kita juga getaran energi. Einstain suda menyatakan bahwa kita semua dpersatukan oleh medan energi yang sama.
Apa yang mau dibedakan tuan dan puan. Kepicikan pikiran kita yang menciptakan perbedaan. Keterbatasan pandangan kita yang menciptakan perbedaan. Namun lucunya, ego bahwa punyaku lebih baik daripada punyamu begitu kuat menguasai pikiran. Lagi – lagi setan pikiran yang berkuasa. Kita belum mengabdi pada Allah. Kita masih budak pikiran. Apa yang aka dibanggakan?
Jika ada oang yang tidak percaya Tuhan atau ateis boleh saja. Namun, pernahkan ia berpikir bahwa ia bisa minum air yang berasal dai ciptaan Tuhan? Kata orang, air terdiri dari hidrogen dan oksigen. Jika tidak percaya pada Tuhan, dekatkan dan campurkam unsur hidrogen dan oksigen. Tidak bakal jadi air….
Ada unsur ke tiga yang bertindak sebagai katalisator.Tanpa adanya katalisator, hidrogen dan air dicampur tidak bakal membentuk air. Sang Energi Agung. Energi inilah yang mengubah sehingga terjadi proses kehidupan.
“at the time of annihilation, the mortal body of the living being becomes merged into food. food merges into the grains, and the grains merge back into the earth. the earth merges into its subtle sensation, fragrance. fragrance merges into water, and water further merges into its own quality, taste. that taste merges into fire, which merges into form. form merges into touch, and touch merges into ether. ether finally merges into the sensation of sound. the senses all merge into their own origins, the presiding demigods, and they, merge into the controlling mind, which itself merges into false-ego in the mode of goodness. sound becomes one with false-ego in the mode of ignorance, and all-powerful false-ego, the first of all the physical elements, merges into the total nature. the total material nature, the primary repository of the three basic modes, dissolves into the modes. these modes of nature then merge into the unmanifest form of nature, and that unmanifest form merges into time. time merges into the almighty, present in the form of the omniscient maha-purusa, the original activator of all living beings. that origin of all life merges into the unborn supreme soul, who remains alone, established within himself. it is from him that all creation and annihilation are manifested. as the rising sun removes the darkness of the sky, this scientific knowledge of cosmic annihilation removes all illusory duality from their mind.“