Jika soul diterjemahkan sebagai jiwa, maka tidak ada yang disebut sebagai ‘soulmate‘ harusnya diganti dengan ‘mindmate‘ Jiwa tidak kenal saudara. Jiwa sama dan satu adanya. Jiwa bagaikan sinar matahari. Sinar matahari tidak beda dengan cahaya matahari.

Sering sekali kita mengatakan bahwa istri/suami atau jodoh kita sebagai ‘soulmate‘, belahan jiwa. Aneh bukan? Mungkinkah jiwa dibelah? Salah kaprah karena tidak memahami apa arti jiwa sesungguhnya. Selain itu juga kita anggap bahwa jiwa dalam diri kita beda dengan jiwa orang lain. Mungkin ada yang membantah, itu pengertian saya. Memang keberatan!!!

Buku Meditasi dan Yoga Terbaik

  • Dapatkan Buku Meditasi Terbaik Untuk Pemula [Beli Buku]
  • Dapatkan Buku Yoga Terbaik Untuk Pemula [Beli Buku]
  • Dapatkan Buku Yoga Sutra Patanjali [Beli Buku]

Jika itu pemahaman anda, silakan. Dan juga tidak perlu lagi membaca tulisan ini. Tulisan ini bukan untuk anda. Terima kasih telah mampir…….

Ketika saya melihat matahari, ia mengeluarkan sinarnya. Ingat kita ketika di pagi hari berkata: ‘Wah matahari bersinar.’ Bukan matahari bercahaya. Sinar matahari menerangi alam semesta. Ketika di dalam kamar kita bisa melihat barang, bukan karena cahaya lampu, dengan cahaya dari matahari. Cahaya matahari ada karena ada sinar matahari. Apakah ada beda antara cahaya terang dalam kamar dan sinar matahari di luar kamar?

Sinar matahari tidak bisa dipisahkan dengan cahayanya. Cahaya matahari ada karena ada sinar matahari.

Demikian juga jiwa dalam diri setiap insan yang disebut jiwa individu. Jiwa individu bagaikan cahaya terang dalam ruangan kamar kita. Saat matahari bersinar cerah, kamar kita semakin terang. Jiwa individu ada karena ada kumpulan jiwa di luar. Kumpulan jiwa ada disebabkan oleh Sang Maha Jiwa Agung. Sinar matahari ada karena ada sumbernya, matahari.

Jiwa ini merupakan eksistensi yang terus ada. Tidak pernah tidak ada. Ia sebagai saksi atas semua peristiwa di bumi. Ia menjadi saksi ketika badan serta perasaan mengalami kesakitan. Ia juga yang selalu kita sebut sebagai ‘AKU’. Ia tidak pernah tidak ada. Namun, jiwa bukanlah yang menghidupi tubuh. Tubuh bergerak dan berkembang karena adanya PRANA. Bukan soul atau jiwa. ‘AKU’ eksis pada semua benda, tidak ada pengecualian.

Tanpa keberadaan jiwa, bumi beserta alam raya tidak eksis. Jika anda bertanya, bagaimana jiwa dijelaskan. Jiwa tidak terjelaskan. Tidak dapat dijelaskan itulah penjelasannya. Aneh? Ya, saya sendiri juga bingung. Sama bingungnya saat ketika saya ditutup matanya kemudian dituntun ke dalam suatu ruangan. Saat ada orang yang bertanya, bagaimana bentuk luar ruangan. Bagaimana saya bisa menjelaskan. Tahu-tahu sudah di ruangan?

Yang menyatakan bahwa pasangan kita atau jodoh kita adalah ‘Soulmate‘ adalah pikiran atau anggapan. Pikiran menyatakan demikian karena belum mengetahui tentang jiwa. Namun jika soul diterjemahkan mind, boleh juga jadi ‘soulmate‘. Bukan kah hidup ini juga persepsi?