Vampir Energi Butuh Pembersihan Dengan Latihan Meditasi Serta Bergaul Dengan Mereka Yang Kualitas Atau Tingkat Energinya Baik

Dahulu sebelum mengenal meditasi, terutama tentang permainan energi, saya tidak mengerti tentang vampir energi. Setiap manusia memiliki 5 lapisan berdasarkan Taitteriya Upanishad :

  • Lapisan Fisik; Annamayakosha
  • Lapisan Energi; Pranamayakosha
  • Lapisan Mental/Emosional; Manomayakosha
  • Lapisan Integensia; Vijnanamayakosha
  • Lapisan Spiritual; Anandamayakosha

Mereka yang kekurangan energi bisa dilihat dari perilakunya. Pada umumnya tanda-tandanya terlihat dengan jelas, bila orang tersebut suka menarik perhatian atau perilakunya yang selalu mencari perhatian dengan cara sangat suka membicarakan keburukan orang, ia pasti kekurangan energi. Atau bahkan bisa sebagai vampir energi. Mengapa seseorang bisa kekurangan energi?

Buku Meditasi dan Yoga Terbaik

  • Dapatkan Buku Meditasi Terbaik Untuk Pemula [Beli Buku]
  • Dapatkan Buku Yoga Terbaik Untuk Pemula [Beli Buku]
  • Dapatkan Buku Yoga Sutra Patanjali [Beli Buku]

vampir energi

Mereka Yang Serakah, Vampir Energi

Pada diri manusia kualitas energi atau katakan Energy Level sangat ditentukan oleh kualitas makanan. Berdasarkan pengalaman saya, mereka yang suka makan tumbuhan memiliki cenderung memiliki energi yang bersih. Mari kita lihat bagaimana tumbuhan hidup. Tumbuhan bisa hidup sendiri, bahkan mereka bersedia menyediakan dirinya agar bisa memberikan hidup bagi makhluk hidup lainnya. Manusia dan hewan tidak bisa hidup tanpa ada tumbuhan. Tanaman atau tumbuhan bisa hidup tanpa manusia, memang ada pengecualian, misalnya tanaman yang memakan serangga.  Dengan kata lain, mereka memiliki kekuatan yang lebih tinggi dari hewan dan manusia.

Tubuh manusia memiliki kemampuan menyerap atau menyimpan segala sesuatu yang didengar, dilihat, serta dirasakan oleh lidah atau kulit. Hal ini terkait dengan jumlah cairan yang ada pada manusia, kurang lebih sebesar 60-70%. Berdasarkan penelitian dari Masaru Emoto, air yang diberikan doa atau dimaki akan membentuk molekul yang bentuknya baik atau buruk. Jadi tidak mengherankan setiap anggota tubuh kita mampu merekam dengan cepat. Yang paling cepat merekam adalah otak manusia, kandungan cairannya hampir seluruhnya cairan. Ketika kita makan, bagian lidah kita merekam rasa dari makanan tersebut. Kulit kita juga menyimpan rekaman dari kasar atau halusnya benda yang pernah kita raba.

Berdasarkan kemampuan menyimpan segala sesuatu, maka ruang emosi atau pikiran kita juga semakin penuh. Semakin banyak atau penuh ruang emosi, maka semakin cepat atau reaktif emosi seseorang. Semakin kosong atau semakin sedikit timbunan kualitas energi negatif dalam diri seseorang, semakin sabar pula.

Kualitas energi negatif ini yang membuat seseorang sangat gemar mendengar atau membaca hal-hal negatif. Ini sesuai denga hukum tarik menarik yang merupakan hukum alam. Baik menarik baiuk; buruk menarik buruk. Dengan kata lain, bila seseorang gemar menyebarkan keburukan orang sesungguhnya energi negatif yang ada dalam dirinya lebih banyak. Ia berada pada tingkat kualitas energi yang rendah alias kekurangan, energy deficiency.

Pergaulan juga sangat berpengaruh pada kualitas energi kita. Bila kita bergaul dengan seseorang meditator yang rain melakukan latihan meditasi, maka tanpa sadar tingkat energi kita juga membaik atau naik. Di sinilah peran seorang Guru Sejati atau Master, bila kita banyak bergaul dengan mereka, maka kualitas energi kita juga semakin baik, cukup tenggelam atau larut terhadap yang disampaikan oleh mereka, dengan sendirinya kita terbersihkan atau tertarik ke tingkat lebih tinggi.

Ketika lahir, tubuh kita bagaikan baju kotor. Penuh dengan hal buruk yang berasalh dari kehidupan masa lalu, karena bila kualitas energi atau rekaman memori kita baik, kita tidak perlu lahir lagi ke dunia. Kelahiran seseorang disebabkan harus menyelesaikan sebab buruk yang kita ciptakan pada masa lalu hidup kita. Ingatlah yang disampaikan oleh seorang utusan : “Setiap anggota tubuh mesti bertanggung jawab atas perbuatannya”

Enak saja bila pada kehidupan masa lalu kita suka gebugi orang lain, kemudian saat kita mati, akibat perbuatan hilang begitu saja. Oleh sebab itu, kita mesti lahir untuk menerima akibat dari perbuatan masa lalu, fisik atau tubuh mesti menerima akibat buruk kita di masa lalu.

Saya sering membaca komentar seseorang yang senang sekali mengumbar keburukan seseorang di sosmed, ia tidak tahu bahwa selama ini hidup sebagai vampir. Serkan ia sudah bersih dari kotoran, semakin sering memberikan komentar atau memposting keburukan orang lain, hanya membuktikan bahwa banyak sampah emosi dalam dirinya. Seseorang mengutarakan hal buruk hanyalah membuktikan bahwa sampah juga yang ada dalam pikirannya.

Saya ingat seorang Jesus yang dimaki buruk, tetapi ia merespons dengan kebaikan. Karena ia memang tidak memiliki keburukan dalam dirinya, maak yang disampaikan juga kebaikan.

Hal yang sama pada Rabbiyah Aldawiyah ketika ditanya seseorang : “Mengapa tidak bisa membenci setan?”

Rabiyyah pun menjawab : “Semua isi hatiku/perasaanku hanyalah terisi dengan kasihku pada Allah, sehingga tidak ada lagi kata atau kamus tentang setan”.

Sungguh melelahkan bila hidup sebagai vampir, jangan harap ia bisa terbebaskan setelah kematian tubuhnya. Ia yang buta di dunia, buta juga di alam setelah kematian…….