Dari buku The Holy Vedas, Segenggam Permata dari Veda Yang Mulia by Anand Krishna, www.booksindonesia.com dituliskan
Keceriaan/Kebahagiaan Abadi adalah Tujuan Akhir Perjalanan Suci hidup ini.
Buku Meditasi dan Yoga Terbaik
(Yajur 7.45)
Benarkan hidup kita ini suatu perjalanan suci?
Bagaimana tidak? Sebelum kita memaknai hidup kita sebagai perjalanan suci, sebaiknya kita mengetahui ‘ Mengapa kita lahir?’
Seseorang lahir ke dunia untuk menyelesaikan piutang masa lalu. Saat kematian tiba, semua tubuh dan benda yang dimiliki ditinggalkan di dunia. Yang pergi adalah mind atau gugusan pikiran serta perasaan. Pikiran kita lah yang lahir kembali. Mengapa bisa lahir? Karena ada keterikatan terhadap dunia yang belum terselesaikan. Para suci dan avatar tidak lahir lagi secara alami. Mereka bisa lahir atas kehendak sendiri. Sedangkan kita, lahir karena memang ditarik oleh hukum alam. Bukan atas kehendak sendiri.
Saat kita hidup, kita sangat terikat pada benda duniawi, kita dendam atau sakit hati pada seseorang. Bahkan rasa cinta pada tubuh seseorang pun menjadi penyebab kelahiran kita di dunia. Pendek kata cinta pada benda yang ada di dunia adalah penyebab seseorang lahir kembali ke dunia. Inilah keterikatan terhadap bendawi.
So, penyebab kelahiran adalah keterikatan ini. Tidak demikian para master dan avatar. Mereka sadar akan DIRI SEJATI nya. Sedangkan kita selalu saja mengidentikan diri kita dengan tubuh, perasaan serta pikiran. Pada diri manusia ada 5 lapisan kesadaran.
Pertama lapisan kesadaran tubuh. Kita bernama ini dan itu. Titel kita ini dan itu. Inilah kesadaran tubuh.
Lapisan ke dua disebut Pranamaikosha. Lapisan kesadaran energi. Saat kita minta perhatian, energi kita defisit. Kita butuh perhatian. Saat itu kita mengidentikan sebagai energi yang butuh perhatian. Kita menjadi vampir dengan curhat. Kita butuh energi tambahan atau perhatian.
Lapisan ke tiga adalah manamaikosha, lapisan mental emosional. Lapisan manas atau pikiran. Pada tataran ini kita merasa paling pintar. Inilah lapisan intelektual. Pada lapisan ini segala peristiwa yang dialami disimpan. Jika banyak piutangnya, maka lapisan ini yang terdorong untuk lahir. Kesadaran yang ada saat kematian tiba membuatnya merasa berhutang dan ingin menyelesaikannya. Ini alami dan juga hukum alam.
Lapisan ke empat adalah intelejensia. Kecerdasan Ilahi adalah kesadaran yang tidak mementingkan diri sendiri. Dalam tataran ini seseorang sudah lebih bijak. Ia memiliki kecerdasan alam. Pada umumnya mereka hidup selaras dengan alam. Ketika seseorang pada lapisan ini, ia juga belum bebas. Bila tidak hati-hati, ia bisa terjebak turun tingkat lagi. Lapisan ini baru merupakan ujung suatu jembatan ke lapisan paling dalam lagi.
Lapisan Kesadaran Murni. Para master dan avatar serta para suci bisa lebih lama pada lapisan paling dalam ini.
Tujuan kelahiran kita adalah kebebasan sejati. Inilah yang saya maksudkan sebagai perjalanan suci. Perjalanan dalam rangka membebaskan diri dari keterikatan dunia. Sedangkan selama ini kita anggap perjalanan ke suatu tempat sebagai perjalanan suci. Hasil akhirnya? Kita bangga bahwa sudah melakukan perjalanan ke tempat suci. Ego lagi………
Jika selama di dunia ini kita masih saja bergelut dengan benda dan kenyamanan inderawi, kita tidakbisa bebas dari keterikatan badaniah. Perjalanan Suci berarti upaya untuk membebaskan diri dari keterikatan sehingga saat kematian tiba, pikiran serta perasaan kita tidak lagi berisi tentang harta, tahta, dan wanita.
Kebebasan inilah yang membuat manusia mencapai tujuannya: Kebahagiaan Abadi. Bila selama di dunia tidak bisa menyadari bahwa kelahiran di bumi ini sebagai berkah melakukan Perjalanan Suci, kita akan hidup semaunya. Kita tetap pada kesadaran hewaniah yang selalu mengejar kenyamanan inderawi. Makan/minum, seks dan kenayamanan kekuasaan. Lapisan cakra 1,2, dan 3………
Melakukan Perjalanan Suci berarti kita juga harus mensucikan tubuh kita. Mensucikan tubuh berarti tidak berpikir, berucap serta berbuat yang menodai kesucian tubuh. Makanan yang memasuki tubuh kita pun harus suci. Makanan yang suci adalah makanan yang tidak memicu hawa nafsu hewaniah dalam diri kita.