Mulla seorang penggemar burung beo. Suatu ketika ia membeli seekor burung beo yang sudah pintar menirukan perkataan manusia. Memang burung beo tersebut sangat pintar menirukan omongan manusia. Yang tidak diketahui Mulla adalah bahwa burung beo tersebut lama dipelihara mucikari. Yah tahu sendiri, pastilah yang ditirukan adalah hal-hal yang berbau prono.

Mulla sudah bohwat alias kehabisan akal menanggung malu terhadap tetangga karena bunyi yang ditirukan si burung beo membuat merah muka yang mendengarkan. Tapi karena Mulla sangat menyayangi binatang sehinga ia masih berupaya menyekolahkan si burung beo agar tidak lagi menirukan hal-hal yang mempermalukan pemiliknya. Tiada keinginan sedikitpun dari bung Mulla untuk memberikan secara cuma-cuma. Juga tiada sedikitpun maksudnya untuk membunuhnya. Akhirnya ia ingat seorang teman..

Buku Meditasi dan Yoga Terbaik

  • Dapatkan Buku Meditasi Terbaik Untuk Pemula [Beli Buku]
  • Dapatkan Buku Yoga Terbaik Untuk Pemula [Beli Buku]
  • Dapatkan Buku Yoga Sutra Patanjali [Beli Buku]

Teman tersebut juga penggemar burung beo yang pintar menirukan suara manusia. Karena ia seorang kyai dari suatu pesantren cukup terkenal, Gus Bahul namanya. Gus Bahul memilik banyak burung beo yang sudah pintar mengaji. Maklum setiap hari mendengarkan para santri mengaji dan berdzikir. Pantaslah burung-burung Gus Bahuk sudah pada pintar menirukan suara orang mengaji.

Singkat kata, ke duanya bertemu. Mulla mengutarakan keresahannya karena burungnya membuat ia malu terhadap tetangga. Selama ini Mulla dikenal sebagai orang alim dan taat beribadah. Karena Gus Bahul merasa bahwa ia bisa mengatasi kesulitan Mulla, ia menawarkan jasa baiknya untuk membawa burung Mulla ke pesantrennya. Ia menjamin bahwa dalam waktu singkat, si burung beo punya Mulla akan pintar mengaji dan berdzikir. Dan dibawalah burung beo si Mulla ke pesantren Gus Bahul.

Seminggu telah berlalu. Tiada kabar dari Gus Bahul tentang burung si Mulla. Dua minggu, belum ada kabarnya juga. Bulan pertama telah berlalu, tiada kabar juga dari pesantren Gus Bahul tentang burung. Dua bulan berlalu masih juga belum ada berita. Akhirnya, karena tidak sabar lagi menunggu, Mulla pun pergi ke pesantren Gus Bahul.

Sesampainya di pesantren, Mulla berbincang-bincang dengan Gus Bahul. Setelah ditunggu sekian lama, belum juga Gus Bahul menyinggung tentang burung beo Mulla. Akhirnya Mulla tidak lagi bisa bersabar, dan bertanya: ‘ Bagaimana burung beoku kawan? Sudah lama tiada beritanya’

Gus Bahul pun dengan tersipu malu menjawab: ‘Menurut perkiraan saya, burung beo mu bisa diubah akhlaknya dengan tidak lagi menirukan suara hal-hal yang berbau porno. Ternyata saya salah. Begini ceritanya’

Setelah sampai di pesantren Gus Bahul, burung beo pun di tempatkan berbarengan dengan burung-burung beo Gus Bahul di pesantren. Yang aneh setelah kedatangan burung beo milik Mulla, burung beo pesantren yang selama ini terkenal suka menirukan pengajian mendadak mulai berkurang suaranya. Bahkan akhirnya diam. Alias tidak bersuara malahan. Karena bingungnya, Gus Bahul mengundang seorang peneliti ahli burung beo. Setelah dilakukan penelitian setelah satu minggu, sang peneliti memberikan penjelasan sebagai berikut:

Ternyata burung beo si Mulla adalah jenis betina. Sedangkan burung beo milik pesantren jantan semua. Selama ini burung beo jantan milik pesantren selalu rajin mengaji karena berdoa agar datang burung beo betina. Nah, kedatangan burung beo milik Mulla merupakan jawaban doa dari burung beo pesantren. Disamping itu, burung beo milik Mulla berasal dari mucikari sehingga sudah pintar bermain cinta dan mengeluarkan suara yang merangsang. Nah, akhirnya bukannya burung beo milik Mulla yang berubah, sebaliknya burung pesantren yang terpengaruh burung Mulla. Dan menghentikan permohonannya. Selama ini yang di suarakan burung-burung itu adalah permohonan datangnya beo betina. Setelah doanya terkabul, bunyi suara mengaji burung beo pesantern pun berhenti.

Inilah jika doa hanya untuk suatu keinginan tertentu, bukan karena rasa cinta kepada Dia Yang Maha Pengasih dan Penyayang….

Semoga kita dijauhkan dari doa yang hanya meminta dan meminta. Tapi ubahlah doa sebagai ungkapan rasa cinta…..

Beo si Mulla dan beo pesantren