Menonton video dibawah ini, banyak pelajaran yang diperoleh yang sesungguhnya bisa menjadi pelajaran dalam mewujudkan kedamaian di bumi. Atau paling tidak di sekitar kita.
Kekompakan antara penari terjadi karena adanya apresiasi antara satu npenari dan lainnya. Tidak adanya keinginan untuk menonjol agar dirinya tampil paling baik harus dihapuskan demi terwujudnya sesuatu keindahan. Dalam kehidupan terjadi perselisihan akibat adanya ego pribadi. Perhatian akan peran yang dilakukan oleh diri masing-masing untuk mewujudkan kedamaian dan keindahan sangat dibutuhkan. Dengan kata lain bahwa ternyata menganggap diri paling baik dan benar tidak akan membuat sesuatu yang indah dan damai tercipta.
Buku Meditasi dan Yoga Terbaik
Kita sudah tahu tentang Perang Dunia ke 2. Perang dunia terjadi karena ego bahwa bangsa Aria yang diagungkan oleh Hitler adalah ras terbaik. Cita-cita dari Hitler adalah menguasai dunia agar dunia menjadi damai dan baik menurut pandangannya. Ia melupakan pelajaran bahwa dunia menjadi indah bila ada kerjasama antara satu dan lainnya. Setiap orang memiliki peran. Fokus menjalankan peran demi tujuan kebaikan bersama seharusnya menjadi landasan kehidupan. Bukan menganggap bahwa paling benar adalah dirinya.
Dalam kehidupan kita juga sering melalikan tujuan utama kelahiran. Penafikan ego. Inilah tujuan utama kelahiran manusia. Selama kesadaran masih melekat pada kenyamanan tubuh serta perasaan, tujuan utama kelahiran tidak tercapai. Secara tidak sadar prinsip meditasi, menghargai sesama sebagaimana menghargai diri sendiri, telah dilakukan para penari. Namun sayangnya, apa yang sudah dilakukan para penari terlupakan untuk diaplikasikan dalam kehidupan nyata.
Latihan menari untuk disajikan pada khalayak umum tidak berbeda dengan prinsip meditasi. Menari dengan penuh rasa, bagaikan satu jiwa, untuk memberikan pertunjukan terbaik, sesaat menghapuskan ego pribadi, yaitu penonjolan dalam keahlian menari.
Pengorbanan Kebebasan Pribadi
Demi terwujudnya kebersamaan serta kedamain serta kebahagiaan bersama, kita kedepankan untuk melupakan atau mengorbankan kebebasan pribadi. Semua perhatian dan fokus dilakukan pada tahap proses. Jika proses baik, hasil dengan sendirinya menjadi baik.
Penyakit kita pada keinginan membesarkan atau menonjolkan kepintaran sendiri. Ini juga menjadi sebab keberadaan kita di bumi. Kita tersesat menjadi pemuja berhala diri pribadi. Kesadaran kita masih terfokuskan di luar diri.
Kita lupa bahwa semakin kesadarn diri keluar diri, kenyamanan panca indra dan penampilan, kita semakin menjauh dari pusat diri. Dengan kata lain kita menjauhi Tuhan. Tuhan tidak ada di luar diri. Dia eksis dalam diri setiap insan. Bahkan bukan hanya insan tetapi pada setiap benda dan makhluk. Dia ada diluar dan dalam diri setiap benda. Dia meliputi alam semesta. Tidak ada satupun benda di luar Dia…………..