Saya ingat pertanyaan seorang teman; ‘Mengapa orang jahat diberikan umur panjang, sedangkan kebanyakan orang baik berumur pendek?’
Ketika saya masih kecil, ada seorang yang menurut sebagian orang baik sekali orangnya. Namun, di usia sangat muda orang tersebut meninggal. Banyak orang menyesalkan kepergiannya, karena anak tersebut dikenal amat baik terhadap siapa saja.
Buku Meditasi dan Yoga Terbaik
Tampaknya, orang baik tidak akan panjang umur, karena Tuhan Maha Adil sehingga Dia memberikan kesempatan agar seorang sadar akan tujuan hidupnya. Ini jawaban saya pada orang yang bertanya pada saya. Sedangkan si orang yang baik telah cukup sadar akan kelahirannya, sehingga tidak butuh lagi waktu untuk memperbaiki perilakunya. Atau sebagaimana yang disampaikan oleh mereka yang memahami akan hukum karma, mereka yang berumur tidak panjang memang hanya lahir untuk menyelesaikan berberapa hutang piutang. Karena bila diberikan umur panjang mungkin ada peluang untuk tercemar.
Setelah saya amati dan perhatikan memang para suci umurnya tidak panjang juga. Misalnya, Isa. Beliau disalibkan pada usia sangat muda. Namun, kehidupannya sungguh bermakna dan memberikan contoh atau inspirasi kebajikan.
Dengan memperhatikan keadaan saat ini, tampaknya mereka yang berbuat bertentangan dengan pesan para suci semakin banyak, mungkinkah umur bumi akan semakin panjang. So, bisa ditarik rumusan bahwa bila ingin kiamat tidak terjadi, perbanyak lakukan kejahatan atau keburukan. Ini sekedar pikiran saya, jika ada pembaca tidak setuju, itu sah-sah saja. Setiap orang ber-hak memberikan pendapatnya.
Sayangnya, ketika kita berbuat yang bertentangan dengan hukum alam, saling mengasihi, baik di alam ini atau di alam setelah kematian, kita akan menderita. Mungkin ada yang membantah, ‘Ga juga. Lihat mereka yang banyak berbuat tidak selaras hidup nyaman. Banyak harta dan dikelilingi wanita-wanita cantik. Hidup mewah, bisa melakukan senggama dengan wanita cantik bagaikan bidadari. Bila urusan bisa sering senggama, kelinci juga bisa…
Di mana menderitanya saat hidup bila mengutamankan kenyamanan duniawi?
Silakan jalani sendiri. Dijamin tidak bahagia. Selama kita bersandar pada kenyamanan indrawi yang sesaat ada di lain saat tiada, itu bukan penderitaan. Kesenangan dan penderitaan dua sisi yang selalu ada di alam. Tercapainya suatu keinginan bukanlah kebahagiaan, tetapi kelegaan yang sifatnya sementara. Dan sebagaimana kita lihat, bagaikan minum air garam, haus dan haus lagi; Tidak mengenal puas……….
Penderitaan karena ketidaktahuan tujuan utama kelahiran manusia tidak akan berakhir setelah kematian tubuh. Tubuh boleh mati, tetapi mind atau gugusan pikiran serta perasaan (roh) tidak hilang. Mind akan terus eksis hingga sadar bahwa tujuan daripada mind adalah transformasi. Mind yang belum menjadi intelejensia atau buddhi akan terus menerus lahir. Inilah yang disebut samsara atau penderitaan oleh Buddha Gautama.
Banyak film Hollywood menggambarkan akan hal ini. Film The Others misalnya. banyak film horror di negeri kita menceritan hal yang sama. Misalnya Roh penasaran. Ia jadi hantu karena dendam. Bukankan dendam terjadi karena keterikatan pada saat masih hidup? Jadi pikiran yang berikat pada duniawi akan tetap terbawa walaupun tubuh kasar tiada.
Silahkan pilih peran sendiri, mau umur panjang? Perbanyak lakukan yang bertentangan dengan sifat alam, kasih sayang. Ingat… Bukan Tuhan yang menentukan baik atau buruk perilaku kita. Kita yang memilih sendiri. Jangan kambing hitamkan Dia Yang Maha Pengasih.