Ketika kita mulai membangun persahabatan dengan seseorang, kita juga sedang membuat musuh. Ada besar kemungkinan bahwa seseorang yang kita jadikan sahabat mempunyai seorang musuh. Dan orang itu kemudian menganggap kita jadi musuhnya.

Tanpa kita sadari bahwa saat kita menyukai seseorang, di dalam hati kita terbangunkan rasa tidak suka. Suka dan tidak suka adalah pasangan yang tidak bisa dipisahkan. Bagaikan permukaan mata uang. Salah satu muka mata uang adalah suka, sisi lain dari mata uang dapat dipastikan tidak suka. Jadi, ketika kita memiliki mata uang tersebut, sisi suka dan tidak suka juga kita punyai.

Buku Meditasi dan Yoga Terbaik

  • Dapatkan Buku Meditasi Terbaik Untuk Pemula [Beli Buku]
  • Dapatkan Buku Yoga Terbaik Untuk Pemula [Beli Buku]
  • Dapatkan Buku Yoga Sutra Patanjali [Beli Buku]

Dalam kehidupan ini, perasaan suka pada lapisan emosi. Lapisan emosi adalah lapisan luar. Lapisan luar adalah lapisan yang mudah berubah. Semua yang bisa dirasakan berdasarkan penglihatan akan mudah mengalami perubahan. Mungkinkah kita bisa bersahabat dengan seseorang selamanya? Sangat jarang.

Ketika kita menyukai seseorang, kemudian menganggap sebagai sahabat semata karena perasaan saat itu. Bisa saja suatu ketika kesukaan kita berubah. Rasa suka pada teman kita juga bisa berubah. Misalnya, kita berteman dengan seseorang yang sukan nonton film kungfu. Kita bisa berdiskusi dengan teman kita lama dan betah tentang film tersebut. Bahkan kita suka nonton bareng film kungfu. Apalagi bintang film yang disukai juga sama. Dalam segala situasi, kita akan membicarakan hal yang sama. Atau sesama penggemar sepak bola.

Namun bila suatu ketika, kita berubah tidak lagi suka bola atau film akan kungfu, kita akan semakin renggang pertemanan. Apalagi bila kita tidak lagi menyukai film tentang kekerasan, dapat dipastikan kita akan menjauhinya. So, sesungguhnya pertemanan kita bukanlah pertemanan sejati. Suatu pertemanan berdasarkan sesuatu kesukaan tertentu.

Kita juga dapat melihat hal yang sama dalam politik. Ada suatu partai mengusung calon yang sama keyakinannya. Namun di daerah lain yang jumlah keyakinan yang sejenis dengan partainya sedikit, partai ini bisa mengubah landasan kriterianya. Kepentingan adalah landasan pertemanan.

Mungkin banyak yang akan membantah pernyataan saya. Tetapi kita juga harus sadar bahwa antara benci dan cinta hanya beda tipis. Sama-sama selalu memikirkan yang satu orang, tetapi rasa cinta bisa berubah jadu rasa benci.

Dalam spiritualitas, diupayakan untuk membangunkan sikap persahabatan. Jadi pertemanan bukan hanya pada sesuatu atau seseorang, namun pada semua orang atau makhluk. Sulit??? Memang…

Untuk membangun sikap persahabatan dengan semua orang atau makhluk, seseorang harus sudah memahami tujuan kehidupan. Seseorang mesti mengubah intelektual menjadi intejensia. Rasa suka dan tidak suka pada ranah intelektual. Berdasarkan untung dan rugi. Inilah sebabnya teman sejati hanya bisa terwujud bila dalam keadaan duka. Mendapatkan teman dalam keadaan suka sangat mudah. Namun ketika kita dalam duka, sedikit sekali yang maus menjadi teman.

Intelektual selalu berlandaskan kepentingan, baik golongan maupun kelompok. Intelektual selalu menimbang untuk dan rugi. Semuanya berdasarkan kepentingan duniawi.

Intelejensia berlandaskan pada kepentingan semua makhluk. Seseorang yang intelejensianya doniman, ia tidak lagi melihat kepentingan golongan. Ia akan lebih mengutamakan kepentingan bagi semua makhluk. Intelejensia memasuki ranah melampaui emosi. Tidak mudah memang. Namun hanya dengan cara menuju membangunkan intelejensia, kita menuju kesatuan dan persatuan dengan semesta.

Membangun sikap persahabatan atau attitude of friendship hanya bisa terjadi bila kepentingan pribadi atau ego ter-eliminasi. Attitude of friendship melampaui segala kepentingan golongan dan kelompok. Inilah sifat para avatar dan master. Inilah visi setiap insan yang lahir di muka bumi.

Ego lah yang selama ini membentuk rasa suka dan benci pada seseorang. Dan semuanya berlandaskan kepentingan. Kepentingan masih pada tataran intelektual.

Mari kita simak serta renungkan video di bawah ini: