Menganggap dirimu manusia biasa adalah meragukan kemampuanmu sendiri. Tidak, manusia bukanlah manusia ‘biasa’. Manusia adalah ‘Makhluk Luar Biasa”. Manusia diberi, diberkahi dengan kemampuan untuk mengenal jati-dirinya, dan mengendalikan kendaraan badan dan indranya.
(Bhagavad Gita by Anand Krishna, www.booksindonesia.com)
Buku Meditasi dan Yoga Terbaik
Bhagavad Gita dituliskan oleh Resi Viyasa atau Abiyasa dalam pewayangan di Jawa. Kata bijak ini bukanlah sembarang kata yang disampaikan oleh Bhagavan Viyasa. Para suci atau avatar menyampaikan sesuatu bukan tanpa dasar. Para suci menyampaikan sesuatu berdasarkan pengalaman. Bukan pengetahuan atau knowledge hasil pinjaman atau kutipan dari buku saja, tetapi hasil dari pengalaman atau pengetahuan yang sudah dilakoni. Inilah yang disebutkan sebagai knowingness. Betul pada awalnya memang pengetahuan yang diperileh dari buku atau pemberitahuan seseorang, namun kemudian dilakoni sehingga menjadi sesuatu pengalaman.
Semua makhluk mengalami evolusi. Banyak pengetahuan telah dituliskan dalam berbagai kitab suci peninggalan para suci dan avatar. Dari bersel tunggal sampai menjadi manusia mengalami proses ribuan tahun. Konon yang dikatakan oleh para nabi. Mungkin ada yang bertanya, apakah penulis sudah pernah mengalami hal ini? Saya katakan belum, tetapi ketika seseorang berkata: ‘Api itu panas.’ Saya percaya dan saya tidak perlu mencoba memasukkan tangan saya ke dalam api.
Demikian pula ketika para suci dan avatar mengatakan bahwa untuk menjadi sosok manusia, mind membutuhkan evolusi ribuan tahun agar dapat berkembang menjadi manusia seperti kita saat ini. Oleh karenanya, manusia sesungguhnya adalah makhluk yang luar biasa. Manusia diberi, diberkahi dengan kemampuan untuk mengenal jati dirinya, dan mengendalikan kendaraan badan dan indranya.
Keyakinan dan kepercayaan ini mesti kita tumbuhkan sendiri. Jangan berharap orang lain membantu diri kita jika bukan kita sendiri. Mengapa??? Ketika kita jatuh, apakah ada seorang pun bisa membuat kita sembuh? Sama sekali tidak ada. Hanya kita sendiri yang bisa menyembuhkan diri sendiri. Orang sedekat apapun tidak bisa membuat kita sembuh. Paling yang bisa diberikan oleh mereka adalah kata hiburan untuk meningkatkan semangat atau energi kita agar bisa sembuh. Mungkin ada yang membantah: ‘Bkankah ada orang lain yang menyalurkan energi ke dalam tubuh kita sehingga sembuh? Benar mereka bisa menyalurkan energi, tetapi mungkinkah kita bsa sembuh jika kita tidak ada keinginan terlebih dahulu dari kita untuk sembuh. Untuk itu, kita ucapkan terima kasih pada mereka yang memberikan semangat ataupun energi penyembuhan.
Hanya manusia yang memiliki kemampuan untuk megenal jati-dirinya. Hewan serta tumbuhan tidak memiliki kemampuan seperti itu. Hewan memiliki kekuatan dan indra lebih tajam dari menusia, tetapi mereka tidak memiliki kemampuan untuk mengenal jati-dirinya. Inilah keunggulan manusia dari makhluk lain. So, jangan sia-siakan kesempatan ini. Inilah anugerah terbesar menjadi manusia. Jangan lah mencari kemampuan untuk mengembangkan yang pada umumnya disebut sebagai indra ke enam.
Banyak orang sibuk mencari sesuatu yang tampaknya hebat, misalnya bisa melihat makhluk halus. Untuk melihat makhluk halus bukan sesuatu yang luar biasa. Anjing bisa melihat makhluk halus secara alami. Inginkah kita belajar utuk menjadi anjing? Ini menurunkan derajat kita. Ujungnya apa? Kita pamer karena kita bisa melihat makhluk halus. Selanjutnya? Pujian dan kembali kita lupa untuk mengnal jati diri sejati.
Bukan kah saat menjadi menusia, kita memiliki peluang luar biasa untuk kenal jati diri sejati? Mengapa kita menyia-siakan waktu yang berharga ini untuk sesuatu yang sesungguhnya tidak dibutuhkan yang pada ujungnya membuat hidup kita merugi karena telah membuang berkah yang amat berharga dari Tuhan?
Kita masih ingat, saat tsunami Aceh sekelompok gajah dan hewan lain lari ke pegunungan untuk menyelamatkan diri. Saat mereka mengungsi ke dataran tinggi belum terjadi tsunami. Dengan kata lain, mereka sudah tahu akan ada bahaya tsunami. Inilah insting hewani, mereka tahu sesuatu yang akan terjadi dari gejala alam. Dan banyak diantara kita berkeinginan untuk menjadi hebat seperti sekelomok gajah. Kita lupa mereka hewan, sedangkan kita manusia diberikan berkah untuk kenal jati-dirinya.
Apa yang membuat kita tidak bisa seperti hewan?
Kita semua sudah pernah mengalami hal tersebut, saat mind kita belum berkembang atau developed seperti sekarang ini. Mind adalah gugusan pikiran serta perasaan. Evolusi mind ini adalah anugerah yang diberikan oleh alam atau Tuhan untuk ditumbuhkembangkan sebagai upaya untuk kenal jati diri sejati. Mind yang sudah berkembang memiliki kemampuan untuk mengendalikan badan dan indra. Hewan tidak memiliki kemampuan untuk ini, mengendalikan badan dan indra. Mereka reaktif, manusia seharusnya memilikisifat responsif.
Reaktif, sebagai contoh anjing saat ditarik ekornya. Spontan mereka menggigit. Inilah yang disebut reaktif. Manusia yang mind nya telah berkembang atau developed akan berpikir terlebih dahulu sebelum membalas. Inilah kemampuan manusia yang luar biasa, kemampuan untuk melakukan kontemplasi atau perenungan sebelum bertindak.
Manusia sadar bahwa tubuh dan indra adalah kendaraan Sang Jiwa untuk mengembara merasakan pengalaman di atas bumi. Memang lucu tampaknya, siapa yang mengingatkan manusia akan jati diri nya? Ya Sang Jiwa itu sendiri. Hanya Sang Jiwa yang bsa mengingatkan jati dirinya.
Sepertinya, Sang Jiwa telah merasa bosan mengembara di dunia. Pengembaraannya bertujuan untuk merasakan pengelaman dari berbagai ciptaan Nya. Setelah menjadi manusia, Sang Jiwa sudah merasa cukup merasakan berbagai pengalaman. Inilah sebabnya, mengapa manusia disebut sebagai makhluk tertinggi. Tidak ada lagi yang perlu dialami oleh Sang Jiwa setelah jadi manusia. Saatnya untuk kembali ke sejatinya…….