Sumber derita
Keterikatan duniawi sumber penderitaan. Begitu indahnya dunia. Kenyamanan indrawi begitu memabukkan. Tahta, wanita, dan harta begitu membius kita semua sehingga lupa tujuan kelahiran ke dunia. Begitu lahir ke dunia kita terbuai oleh kenyamanan duniawi. Dilanjutkan bimbingan dari orang tua yang terpengaruh oleh lingkungan. Sekolah untuk mengejari titel kesarjanaan. Lulus kerja tempt yang bagus, menghasilkan harta berlimpah dan selanjutnya menikah. Jika belum punya keturunan, tuntutan keluarga bertubi-tubi. Semuanya kebiasaan yang sudah mendarah daging di sekeliling kita. Sayangnya ini semua membuat energi kita turun ke bawah.
Seorang master bisa mengubah energi menjadi uap. Kita yang masih rendah kesadarannya menjadikan energi menjadi cairan, air mani adalah bentuk energi kreativitas. Energi seks berbentuk cairan akan menarik turun kesadaran kita. Meditasi adalah cara untuk menarik energi ke atas. Energi yang ringan bisa meningkatkan level kesadaran kita. Ini sebabnya para avatar, para suci serta para utusan mempunyai tingkat pemberian maaf yang tinggi. Energi yang ringan menjadikan keterikatan terhadap dunia menurun. Dengan menurunkan tingkat keterikatan terhadap dunia, mind akan terurai saat tubuh musnah. Inilah tujuan keberadaan kita di bumi saat ini.
Buku Meditasi dan Yoga Terbaik
Sayangnya, sedikit sekali yang mengingat bahwa tujuan kelahiran adalah untuk menggali serta menyadari akan jati diri. Yang dikenal oleh masyarakat luas adalah keyakinan ini dan itu. Ritual ini dan itu. Semuanya hanya sekedar penampilan luar. Sedikit sekali yang menggali siapakah DIRI ku?
Jika kita mempertanyakan kemudian menggali tentang diri sejati, oleh masyarakat dianggap sesat. Pada hal yang sesungguhnya sesam adalah yang tidak mau Bengali tentang diri. Ibaratnya di rumah sakit gila atau aiwa. Ketika pengunjung yang waras datang, aalah dianggap gila. Pengunjung tentu lebih sedikit daripada yang dikunjungi. Artinya, mayoritas yang penghuni tentu menganggap pengunjung yang minoritas sebagi oarng gila. Tidak berbeda dengan di dunia nyata.
Keterikatan duniawi berkaitan dengan terhadap kenyamanan dunia dianggap wajar dalam kehidupan ini. Ego yang membuat kita lupa jati diri dianggap kewajaran. Bila kita ingin menafikan ego, malahan dianggap tidak waras. Namun hanya dengan menfikan ego, kita bisa menyadari jati DIRI sejati.
Energi Kolektif
Sulit melawan kenyamanan duniawi. Didukung oleh energi kolektif masyarakat secara umum memiliki pandangan seperti di atas. Bahkan ketika seseorang menempuh perjalanan spiritual dianggap aneh. Apalagi berguru dengan seseorang. Kita lupa bahwa bertemu dengan seorang guru sejati adalah berkah. Hanya seorang guru sejati yang bisa membuat kita sadar akan jati diri sejati kita. Hanya melelui seorang Sadguru, kita kenal Tuhan.
Yang bisa menarik kita dari kenyamanan dan keindahan yang membuat kita begitu terbelenggu keterikatan duniawi adalah kecantikan Ilahi. Keindahan serta kecantikan Ilahi adalah penangkal ketertarikan terhadap dunia. Dimana bisa dijumpai?
Hanya ada dalam diri sendiri. Kita harus ingat bahwa semua kecantikan di luar diri sebagai cerminan atau pantulan keindahan dalam diri. So, sesungguhnya keindahan dalam diri ada terlebih dahulu, baru kita bisa menikmati keindahan di luar. Keindahan dalam diri bersumber dari Yang Maha Indah. Pertanyaannya: ‘Bagaimana menimbulkan keindahan dalam diri?
Kita bisa menemukan keindahan dalam diri bila bersentuhan dengan seseorang yang pernah mengalami kesatuan dengan Yang Maha Indah. Seorang Sadguru atau Guru Sejati, itulah keindahan dari Hyang Maha Indah. Bukan bentuk fisik, tetapi rasa yang berbicara. Keindahan rasa bisa terjadi bila ada keterbukaan dari dalam diri sendiri.
Saat itu terjadi ketersambungan rasa antara seorang Sadguru dan seorang murid yang sudah membuka dirinya. Lagu yang dinyanyikan para Master memiliki daya untuk mendorong ke atas para pendengarnya, walaupun tidak memahami artinya. Dalam hal ini, energi tidak kenal arti, namun energi memiliki kemampuan me-uplifting
Mari kita simak dan renungkan video di bawah ini: