Itulah fenomena yang mewarnai pemilihan presiden di negeri kita tercinta. Sangat gampang dibaca dari kelompok partaiyang merapat atau berkoalisi. Ini fenomena alami. Sejenis akan menarik yang sejenis. Semua taerjadi karena hukum Law of Attraction.
Alasannya sangat sederhana kesamaan frekuensi energi. Pikiran kita memancarkan gelombang. Saat kita berpikiran buruk, yang datang juga yang buruk. Jadi jika yang mendatangi kita adalah kelompok atau teman yang buruk, sesungguhnya energi pikiran kia membukakan peluan untuk mengundang energi negatif yang datang.
Buku Meditasi dan Yoga Terbaik
Beberapa hari terakhir ini sekelompok manusia brutal melakukan tindak kekerasan di Yogyakarta. Dan lucunya Prabowo malahan merangkul FPI. Lihat disini. Bukan rahasia lagi bahwa segala tindaan FPI mesti diwarnai kekerasan. Dari hal ini menjadi semakin jelas bahwa sesungguhnya cara berpikir calon presiden kita ini mengandung kekerasan. Fenomena alam. Bagi mereka yang suka akan tindak kekerasan tentu akan senang dan setuju terhadap calon yang satu ini. Inilah hukum alam, Law of Attraction.
Tetapi, apakah hukum berdasarkan kekerasan ini selaras hukum alam? Bukankah dalam Alquran disebutkan bahwa setiap bacaan di dahului Tuhan yang maha pengasih dan penyayang? Bukankah ini bertentangan dengan sifat alam?
Koalisi capres yang satu ini juga dikumpuli oleh PKS dan Partai Demokrat serta PPP. Dari ke tiganya, adakah satupun yang belum pernah terlibat korupsi? Padahal kita semua ‘mengakunya’ tidak mendukung terjadinya korupsi yang bakalan merugikan kita sendiri. Sekali lagi terbukti hukum tarik menarik yang sejenis terjadi. Lagi-lagi fenomena alami. Buruk bakalan berkumpul dengan sejenisnya.
Ketika diwawancarai Najwa Shihab pada akhirnya Mahfud MD mengakui bahwa ia menjadi Tim Sukses Prahara karena sakit hati terhadap PKB. Haji Rhoma Irama pun lari mendukung Jokowi karena merasa sakit hati terhadap PKB yang melepaskan dukungannya sebagap capres versi PKB. Sekali lagi terbukti bahwa gerombolan sejenis akan dikumpuli sekolompok yang sejenis.
Menyikapi hal ini, marilah kita pilih presiden secara cerdas jika ingin Indonesia manuju kedamaian. Tetapi jika ingin menghancurka Indonesia juga pilihan bebas. Tiada yang melarang….
Yang harus diwaspadai adalah: Jika salah memilihi, kita turut andil dalam peran jadi menghancurkan negeri kita sendiri…