Prana Energi kehidupan
Prana energi kehidupan bukanlah napas. Banyak orang belum memahami perbedaan napas dengan prana. Dalam setiap makhluk hidup ada prana, hewan dan tumbuhan. Tanpa eksitensi prana, tiada kehidupan. Seseorang meninggal dunia atau tumbuhan atau hewan mati karena lepasnya prana dalam dari tubuhnya. Bila tubuh seseorang sakit disebabkan oleh ketidakmerataan aliran prana dalam dirinya. Aliran prana sebagai energi kehidupan secara merata ke seluruh tubuh, termasuk bagian otak membuat seseorang memiliki kesehatan sejati. Sehat sejati berarti sehat tubuh dan berpikir secara sadar.
Berpikir secara sadar mengandung makna bahwa seseorang menjadari tujuan sejati keberadaannya di muka bumi. Ia menyadari bahwa kelahirannya di muka bumi adalah mengubah atau me-transformasikan intelektual menjadi intelejensia atau buddhi. Pola pikir intelektual senantiasa berpola pada kenyamanan diri sendiri atau kenikmatan indrawi. Sedangkan pola pikir intelejensia berorientasi pada kepentingan semua makhluk hidup. Dengan kata lain, hidup secara harmonis atau selaras dengan alam. Selaras berarti saling bersinergi atau berdampingan serta saling melayani.
Buku Meditasi dan Yoga Terbaik
Solusi Sehat Sejati
Dalam buku Yoga Sutra Patanjali yang dijelaskan oleh Svami Anand Krishna disebutkan proses terjadinya penyakit pada manusia:
Pikiran kacau mengakibatkan aliran prana tidak terjadi secara baik atau merata. Ini berakibat pada napas tidak teratur atu berirama secara alami. Efek dari ketidakeraturan berakibat pada badan atau tubuh.
Solusinya:
Buat tubuh atau badan rileks. Dalam keadaan rileks, proses keluar dan masuknya napas berirama secara alami. Hal ini memberikan dampak pada pikiran yang tenang.
Secara singkat proses terjadinya penyakit: Pikiran kacau–>Prana tidak merata–>Napas tidak berirama baik–>Tubuh sakit
Solusi dimulai dari: Tubuh rileks–>Napas tarik dan buang secara berirama–>Aliran Prana merata–>Pikiran tenang.
Kesehatan sejati bermakna sehat tubuh serta sadar pikiran. Orang gila sehat tubuhnya, tetapi pola pikirnya tidak. Ini disebabkan pengaturan prana energi kehidupan kurang merata. Sadar pikiran berarti berarti menyadari keterhubungan kita sebagai manusia serta alam dan lingkungan kita.Hidup secara harmonis atau selaras dengan lingkungan merupakan manifestasi dari hidup sadar.
Efek pemakan daging
Setelah saya merenungkan serta mengamati secara cermat dari buku serta penjelasan yang disampaikan oleh Svami Anand Krishna, sedikit pemahaman saya menjadi semakin jelas tentang perbedaan antara napas dan prana. Prana berada terkandung dalam setiap buah atau sayur yang kita makan. Inilah sebabnya seseorang bisa hidup dengan konsumsi tumbuhan atau hewan. Namun demikian, agar otak menjadi lentur sehingga terbuka untuk menerima informasi baru, sebaiknya manusia lebih banyak konsumsi tumbuhan.
Hal ini disebabkan hewan telah memiliki mind yang lebih berkembang. Mind sebagai software tentu membutuhkan pasangannya, otak yang berfungsi sebagai hardware. Mind yang belum berkembang sebagaimana pada tumbuhan belum membutuhkan hardware atau otak sebagaimana pada hewan. Semakin berkembang mind pada hewan, semakin nyata atau konkrit bentuk hardware dalam bentuk otak. Besar kemungkinan, ini penyebab para penggemar daging merah hilangnya kelenturan syaraf bagian otak sehinga sulit menerima pemahaman baru. Tentu lentur bukan secara harfiah. atau bisa juga terjadi demikian. Karena sampai saat ini belum ada penelitian membuktikan hal tersebut.
Namun pada keyataannya, para pengkonsumsi daging memiliki tingkat kesabaran yang lebih rendah daripada non daging. Ini juga saya peroleh dari pengelaman sendiri dan beberapa orang yang mengalami hal sama. Penting sekali hal ini menjadi perhatian bila kita ingin menapak di jalan spiritual. Tanpa membuat syaraf otak lebih lentur sulit untuk menundukkan ego.