Hakikat Jiwa

Hakikat Jiwa hanya bisa digapai bila ada berkah guru. Dan ini hanya bisa didapatkan melalui seseorang yang pernah mengalaminya. Kehadiran seorang Guru Sejati menjadi sarana utama sebagai alat Nya. Pengakuan kita untuk menundukkan ego/mind  yang selama ini menjadi penghalang untuk mengenal Hakikat Jiwa sangat dibutuhkan.

Tujuan dari laku spiritual adalah untuk menggapai pengetahuan sejati, hakikat jiwa. Inilah spiritual yang merupakan laku bagi para pejalan sunyi. Bukan spiritual sebagaimana pemahaman umum. Tetapi perjalanan ke dalam diri. Dan perjalanan ini membutuhkan tuntunan atau pemandu yang handal. Pemandu yang tidak lagi memiliki ego pribadi. Seluruh hidupnya dipersembahkan untuk melayani Nya.

Buku Meditasi dan Yoga Terbaik

  • Dapatkan Buku Meditasi Terbaik Untuk Pemula [Beli Buku]
  • Dapatkan Buku Yoga Terbaik Untuk Pemula [Beli Buku]
  • Dapatkan Buku Yoga Sutra Patanjali [Beli Buku]

Bertemu dan bersedia untuk membuka diri terhadap seorang master tidaklah mudah. Karena dibutuhkan kesediaan untuk membuka diri. Tanpa adanya keterbukaan, tidak akan terjadi transfer energi. Dan hanya bisa terjadi bila ego tiada lagi. Hilangnya mind atau ego sebagai penghalang amat sangat dibutuhkan. Karena kemudian yang bekerja adalah buddhi atau intelejensia.

Puasa

Ritual puasa dilakukan berdasarkan atas pengetahuan yang berarti dari pikiran atau mind. Padahal kita tahu semua selama ini yang kita gunakan adalah intelektual yang notabene berurusan dengan masalah untung rugi. Bila saya puasa akan mendapatkan ini dan itu. Mengapa?

Karena kita merasa telah berkorban dengan menahan lapar dan haus, jadi saya pasti mendapatkan imbalan. Tanpa kita sadari, kita sedang berdagang. Bukankah ini manusiawi? Betul jika yang diinginkan juga kenyamanan yang bersifat indrawi.

Saat kita puasa, kebanyakan yang berpuasa adalah raganya. Bisa saja tampak dari luar tidak makan dan minum, tetapi satupun manusia tidak tahu yang ada di dalam pikirannya. Benarkah berpuasa? Hanya Tuhan yang ada dalam diri sendiri yang tahu. Dengan kata lain, bila orang yang bersangkutan pikirannya tidak bisa berpuasa atau menahan diri, maka ia sedang bermunafik atau menipu Tuhan yang juga ada dalam dirinya.

‘Keinginan untuk puasa agar…..’ merupakan bukti bahwa ada keinginan. Dengan kata lain, ini berasal dari pikiran. Dan kita tahu sifat dasar pikiran; dagang….

So, lupakan laku puasa bila ingin memahami makna sejati dari hakikat Jiwa. Puasa hanya berguna sebatas pengendalian indrawi tetapi tidak untuk menggapai pengetahuan sejati. Dan pengetahuan sejati harus diimplemetasikan; bukan hanya sekedar dijadikan koleksi pengetahuan untuk bahan diskusi.