Kedengarannya aneh dan asing. Tetapi itulah warisan leluhur kita.
Para pujangga dari Peradaban Sindhu, Shintu, Shin, Hindu, Hindia, Indo, Indies – tempat Nusantara adalah bagianya – telah menyimpulkan sejak dahulu kala: Vasudhaiva Kutumbakam – Seluruh Umat Manusia, Seluruh Penduduk, Penghuni Planet Bumi Satu Keluarga Besar.
Buku Meditasi dan Yoga Terbaik
(Soul Awareness by Svami Anand Krishna, www.booksindonesia.com)
Ungkapan dari bahasa Sanskrit, bahasa paling tua di dunia. Ya, sesungguhnya kita semua disatukan oleh medan energi yang sama. Hal yang serupa diungkapkan oleh saintis besar Albert Einstain: “Unified field of energy” Satu medan energi yang sama.
Sifat dari medan energi adalah kebahagiaan sejati. Inilah sebabnya, sesungguhnya setiap insan memiliki tjuan satu dan sama: Kebahagiaan. Hanya kemudian terjebak pada satu kata kepuasan atau kelegaan. Ini yang dianggap oleh kebanyakan manusia disalah artikan sebagai kebahagiaan. Kebahagiaan sejat adalah sifat yang melekat dalam sejatinya manusia, Jiwa.
Tuntutan untuk mencapai atau meraih kebahagiaan adalah tuntutan dari sang jiwa murni. Tetapi karena pikiran hanya tahu tentang pemuasan berlandaskan kenyamanan indrawi, akhirnya kepuasan dari terpenuhinya tuntutan badaniah dianggap sebagai kebahagiaan. Inilah sebabnya para orang kaya tetap saja tidak bahagia. Para petani yang sudah bekerja keras di sawah atau ladangnya sehingga menghasilkan panen yang berlimpah dan banyak uang tetap merasakan kehampaan.
Hampa adalah sifat dari ketidakpuasan jiwa. Jiwa tidak merasakah kebahagiaan kendati uang banyak serta semua tuntutan materi terpenuhi. Mari kita bayangkan. Seseorang menginginkan kendaraan mercy terbaru. setelah dimiliki, berapa lama bisa bertahan kesenangan akan terpuaskan bisa memiliki kendaraan tercanggih dan termodern dengan segala perlengkapan fiturnya. Paling lama satu bulan, kemudian ingin benda lainnya lagi. Demikian sifat pikiran yang selalu haus akan kepuasan materi. Namun, jiwa tetap hampa dan kosong.
Ada yang hilang……
Kesadaran akan tuntutan sang jiwa adalah kebahagiaan sejati. Inilah sifatnya. Kita mesti memahami bahwa dalam setiap insan ada 5 lapisan (Seni Memberdaya Diri dan NeoZen Reiki by Svami Anand Krishna, www.booksindonesia.com):
- Lapisan luar atau badaniah. Saat manusia hanya memburu kepuasan badaniah, ia masih berada di lapis terluar. Orang ini hanya melihat perbedaan, tidak bisa melihat kesatuan di balik tubuh atau materi. Ia akan selalu mencari kesalahan atau keburukan pada orang lain.
- Lapisan energi atau Pranamayakosha. Lapisan energi lapisan yang lebih dalam, tetapi masih di ranah lapisan. Saat energi drop atau dibawah, orang sedih, marah atau kecewa. Ini tanda-tanda bagaimana level atau tingkat energi orang tersebut.
- Lapisan ketiga atau lapisan mental emosional. Lapisan manamayakosha . Saat seseorang dalam sedih atau kecewa, ia sakit mental. Pikirannya yang terganggu. Bukan jiwa yang terganggu. Jiwa tidak pernah terganggu, tetapi pikiran yang mempengaruhi emosi atau mentalnya.
- Lapisan ke-empat adalah Intelejensia. Pla pemikiran yang selaras dengan alam. Vijnanamayakosha . Mereka yang sudah mencapai lapisan ini memiliki pla pikir yang selaras dengan semesta. Mereka memiliki empati tinggi. Mereka memiliki cara pikir: ‘Perlakukan orang lain sebagaimana dirimu ingin diperlakukan.”
- Lapisan terakhir adalah Anandmayakosha. Lapisan spiritual, kebahagiaan sejati. Namun demikian masih pada lapisan kebahagiaan. Lapisan inilah yang menghantar untuk melompat ke arah Sang Maha Jiwa, Alam Kemurnian sejati. Seperti apa???? Saya juga tidak tahu…..
Ketika seseorang menuju kesadaran bahwa semua disatukan oleh Sang Maha Energi, ia tidak lagi terjebak pada perbedaan yang tampak di luar. Ia melihat bahwa jika dalam dirinya ada Dzat Yang Maha Suci, dzat yang sama juga terdapa pada diri orang lain atau makhluk lain. Ia merasakan kebahagiaan jika melihat sesamanya bahagia…….
Vasudhaiva Kutumbakam……….. warisan luhur nusantara yang terlupakan………..