Ya, pesan semua avatar, nabi, rasul, para suci satu dan sama: Kembalilah ke dalam diri –> Vipasna adalah istilah para pengikut Buddha yang dilakukan selama 21 hari. Mereka yang pernah mengikuti acara ini bisa tahu bahwa selama 21 hari hanya duduk diam sepanjang hari. Hanya waktu makan, buang air kecil serta tidur mereka diijinkan bergerak. Selain itu duduk diam dengan mata tertutup.Lumayan berat…

Dalam istilah Kristiani, para pengikut Isa Sang Masiha dinah namanya menjadi ‘Metanoia’ Melihat ke dalam diri juga. Para sufi menyatakan diri dengan kata ‘Taubah’. Taobat maknanya. Mungkin dalam ke dua tradisi ini tidak dilakukan selama 21 hari. Tetapi yang utama adalah makna atau signifikansinya.

Buku Meditasi dan Yoga Terbaik

  • Dapatkan Buku Meditasi Terbaik Untuk Pemula [Beli Buku]
  • Dapatkan Buku Yoga Terbaik Untuk Pemula [Beli Buku]
  • Dapatkan Buku Yoga Sutra Patanjali [Beli Buku]

Ke tiganya memiliki makna sama: Tobat. Bila kita sudah tobat tentu tidak akan mengulangi lagi perbuatan salah yang kita lakukan. Jangan ikuti istilah ‘Tomat’. Tobat di sini dan kemudian kumat di kemudian hari. Ini penyakit kita semua. Banyak dari kita melakukan pertobatan massal. Beramai-ramai bertobat, tetapi setelah itu kumat.

Taubah adalah bentuk penyesalan atas perbuatan yang telah dilakukan. Kesadaran yang tepat bila tahu dan sadar bahwa perbuatannya telah melanggar sifat mulia dalam dirinya. Sifat mulia beramakna tidak mengikuti atau memuja kenyamanan indrawi. Pelanggaran ini pasting dikaitkan dengan kenyamanan panca indra. Perbudakan indrawi ini sering kita lakukan. Dengan kata lain, kita semua menjadi budak dari dunia. Dunia materi. Perbuatan ini ditandai ketika kita begitu terpesona dan terbenam dalam pencarian kenikmatan indrawi. Makan, minum, seks serta kenyamanan/tidur. Semuanya ini tidak berbeda dengan yang diburu oleh hewan.

Kesadaran yang sungguh-sungguh bila kemudian kita berubah arah atau turn around ke dalam diri. Kita sadar bahwa hal luaran yang berkaitan dengan fisik telah membuat kita terlena. Arah hidup kita tidak tepat. Kita telah mengambil jalan yang salah. Kita melupakan jati diri kita. Kita melupakan asal sejati kita. Kita bukanlah tubuh, bukan pikiran serta bukan perasaan. Sejati diri kita melampaui ke tiga hal tersebut.

Kita semua berasal dari suara awal OM. Sabda awal ini telah dikenal oleh para resi sejak ribuan tahun yang lalu. Tidak disangkal bahwa Pranawa suara awal ini yang menciptakan alam semesta. Silahkan lihat di YouTube. Banyak bukti telah dilakukan para saintis. Boleh saja anda menggunakan istilah lain…. Tetapi realitanya pemahaman para suci serta para avatar satu dan sama. Ketika mereka berhasil mengakses Kebenaran dalam Diri, mereka akan terhubung oleh getaran yang sama. Mungkin ada sedikit perbedaan, tetapi itupun karena beda pengucapan bahasa setempat. Sama hal nya dengan suara gonggongan anjing. Di tempat kita dikenal dengan suara: Guk…guk…guk… Di barat dikenal dengan suara: Wuf… wuf…wuf… Di China mungkin beda lagi…

Selama kita masih berpaling ke luar diri, kita terus menerus akan menemukan perbedaan. Kita akan terus mengalami penderitaan. Karena kita selalu hidup di alam dualistas. Tetapi bila kita bersedia mengubah cara pandang kita dengan berpaling ke dalam diri, kita akan menemukan bahwa sesungguhnya tiada perbedaan diantara kita. Jati Diri kita sama…

Saat itu, kita menemukan KEBAHAGIAAN SEJATI….

Mari kita simak video singkat di bawah ini: