Para Avatar (mereka yang berkesadaran tinggi dan menitis kembali untuk tujuan tertentu, termasuk perwujudan Hyang Maha Tunggal) mengingatkan kamu bahwa peningkatan kesadaran merupakan hak azasi setiap orang. Mereka mengingatkanmu bila itulah satu-satunya alasan kelahiranmu sebagai manusia. Mereka juga memberi peringatan bila hidup dengan tujuan lain hanyalah menciptakan kebingungan, karena hidup seperti itu melanggar Hukum Kehidupan.

Buku Maha Maya by Anand Krishna, verse 360.

Buku Meditasi dan Yoga Terbaik

  • Dapatkan Buku Meditasi Terbaik Untuk Pemula [Beli Buku]
  • Dapatkan Buku Yoga Terbaik Untuk Pemula [Beli Buku]
  • Dapatkan Buku Yoga Sutra Patanjali [Beli Buku]

Tiada satupun para Avatar atau para suci memberikan pernyataan bahwa peningkatan kesadaran menuju jati diri hanya milik mereka. Hal ini bukanlah monopoli pribadi. Kita lupa bahwa ketika hal ini disampaikan pada khalayak ramai, mereka akan komplain dan menyatakan bahwa setiap orang memiliki hak yang sama. Pastinya demikian…

Namun, ketika untuk menggapai kesadaran diri butuh tekad yang kuat dan semangat baja, inilah yang disebut dengan will power, keinginan kuat, masyarakat yang pada umumnya masih mengabdikan diri pada kesadaran tubuh atau kenikmantan inderawi akan mundur teratur. Dan, ketika oleh alam diingatkan bahwa:’ Itulah satu-satunya alasan kelahiranmu sebagai manusia’, maka akan ada saja alasan untuk menghindarinya. Yang paling sering dan mudah terucapkan di bibir adalah: ‘Itu hanya bisa dilakukan para avatar dan orang suci terpilih. Bukan untuk kami.’

Kita selalu saja mengelak jika dituntut oleh alam untuk mulai berpindah dari kesadaran badan/inderawi ke kesadaran jiwa. Kesadaran jiwa akan menafikan bahwa materi hanya sekedar ilusi. Banyak orang akan beralasan bahwa nanti saja ketika uangnya sudah banyak baru beralih ke perjalanan bathin. Sayangnya, mereka yang berkata demikian lupa bahwa keterikatan harta bagaikan seseorang yang minum air laut. Rasa haus hanya bisa terpenuhi sesaat, dan sesaat kemudian rasa haus akan timbul lagi. Semakin banyak harta dunia, seseorang semakin sulit meninggalkan. Haus dan haus akan harta tidak akan usai terpenuhi.

Kalimat dari cuplikan di atas menarik untuk direnungkan:

Mereka juga memberi peringatan bila hidup dengan tujuan lain hanyalah menciptakan kebingungan, karena hidup seperti itu melanggar Hukum Kehidupan.

Ya, seseorang yang tidak menjadikan tujuan utama lahir untuk meningkatan kesadaran jiwa akan masuk ke alam kebingungan. Mati dan lahir kembali berulang kali sampai suatu titik ada kesadaran dalam diri bahwa sesungguhnya keberadaan di bumi bukan lah untuk mengumbar hawa nafsu. Ini yang disebut sebagai melanggar ‘Hukum Kehidupan’. Dengan kata lain bahwa sang jiwa yang memiliki kesadaran bahwa hidup semestinya selaras alam berarti sejalan dengan hukum kehidupan. Apa yang dimaksudkan dengan hukum kehidupan?

Hukum Kehidupan adalah hukum keselarasan dengan alam. Ini berarti bahwa setiap manusia yang lahir di bumi memiliki tujuan satu dan sama, peningkatan kesadaran jiwa. Seutuhnya menyadari bahwa pencaharian mata air kehidupan abadi sebagai tujuan utama kelahiran. Dari pengalaman para avatar dan para suci, petunjuk atau tuntutan dari jiwa terdalam akan mendesak keluar dan menjadi pemandu utama dalam kehidupan.

Hipotesanya adalah bahwa setiap kelahiran dapat dipastikan adanya percikan kesadaran dari jiwa mulia tumbuh sedikit demi sedikit. Titik kulminasinya terjadi ketika begitu hadir di dunia, orang tersebut langsung sadar harta benda bukanlah alat untuk membahagiakan diri. Harta benda dibutuhkan sebagai sarana untuk menggapai kebahagiaan sejati. Kelompok yang sudah memiliki akumulasi kesadaran ini menyadari bahwa pemenuhan keinginan berdasarkan bendawi bersifat sementara. Sifat yang sama yang dimiliki oleh si benda. Tidak abadi….

Para avatar dan suci adalah yang menyadari bahwa alam benda bukan lah sebagai tujuan kelahiran. Oleh karenanya, mereka tidak bersandar pada kebendaan sehingga mereka mendapatkan kebahagiaan abadi. Mereka lah yang tidak bingung di alam kehidupan ini….

 

Sedangkan mereka yang hidup bersandar pada alam benda hidup dalam alam kebingungan. Tidak selaras dengan sifat alaminya…