Degradasi Kemanusiaan
Inilah yang terjadi pada kita semua saat ini; Degradasi Kemanusiaan. Bentuk kita masih sebagai manusia, namun perilaku kita belumlah membuktikan atau menunjukkan kesamaan antara sifat dan bentuk luar. Dari luar berbentuk manusia, namun dalm berperilaku belum menggunakan kemampuan sebagai manusia; Intelejensia.
Dahulu, walalupun bermusuhan, kita masih berperilaku secara terhormat. Misalnya, sewaktu saya kecil, tahun 1960 an, bila kita tidak suka dengan seseorang, kita ajak berkelahi satu lawan satu. Itu pun mencari tempat sepi sehingga tidak diketahui orang lain. Sekarang kita melihat selalu bergerombol uantu menindas yang kita tidak sukai atau tidak sepaham. Bukanlah ini tidak menunjukkan sifat sprang ksatria?
Buku Meditasi dan Yoga Terbaik
Perilaku Hewan
Hewan yang berperilaku ksatria ada pada harimau, singa. Namun beda dengan hewan hiena. Mereka hidup bergerombol, dan ketika menyerangpun tidak berani sendiri. Yang lebih parah lagi, kelompok hewan ini pemakan bangkai juga. Mereka selalu berkelompok. So, kita sering merasa jijik dengan hewan jenis ini, tetapi pernahkan kita memperhatikan sekeliling kita?
Kelompok atau gang yang ada sekitar kita dibangga-banggakan, namun sesungguhnya masih memiliki sifat pengecut. Tidak beda dengan perilaku suatu kelompok yang mengatasnamakan kepercayaan tertentu. Bertindak melakukan penindasan bagaikan kelompok hiena. Bukan sebagai macan atau harimau ataupun singa; sang raja hutan……..
Belajar Sejarah.
Tentang degradasi kemanusiaa saya dapatkan dari vide di bawah ini:
Zaman dahulu dalam perang Baratajudha, walaupun dikatakan bahwa para Kaurawa pada pihak yang jahat, namun mereka tidak memusuhi semua kerabatnya. Ini bisa terlihat ketika ibu para Pandawa, Kunti tetap di istana Hastinapura. Ia tetap dihormati oleh para Kaurawa. Bahkan ibu para Kaurawa, Gandhari begitu menghormati Kunti. Bagaimana dengan sekarang?
Kondisi Saat ini
Ini bisa kita lihat di sosial media. Kita tentu masih ingat, bagaimana ibu seorang presiden difitnah begitu keji. Bahkan leluhurnya juga dihujat. Kita selalu mengkaitkan seluruh kerabat bila kita membenci seseorang. Kita lupa bahwa dalam diri setiap orang ada Dia yang bertahta. Kita membutakan diri terhadap kehadiranNya yang ada pada kita makhluk yang disebut manusia.
Kebencian kita seakan membuat kita tidak lagi memiliki kemanusiaan. Kita belum menjadi manusia sebagaimana tujuan kita semua. Kita lupa bahwa kelahiran saat ini merupakan berkah luar biasa.