‘Janganlah kau meminta’ juga berarti ‘janganlah kau mengharapkan’ … Makanlah sesuatu yang dapat diperoleh dengan mudah. Janganlah menyusahkan orang lain. Janganlah menjadi beban bagi orang lain

Seorang tamu vegetarian yang menjadi beban bagi penjamunya hendaknya mengingat petuah yang satu ini. Menjadi vegetarian dan menyusahkan orang lain adalah dua hal urusan yang saling bertentangan. Berpuaslah dengan minum air, minum susu, atau makan buah-buahan saja, sehingga tidak perlu merepotkan tuan rumah untuk menyiapkan makanan khusus.

Buku Meditasi dan Yoga Terbaik

  • Dapatkan Buku Meditasi Terbaik Untuk Pemula [Beli Buku]
  • Dapatkan Buku Yoga Terbaik Untuk Pemula [Beli Buku]
  • Dapatkan Buku Yoga Sutra Patanjali [Beli Buku]

Ketergantungan pada kelezatan sangat menyengsarakan manusia. Ini menjadi kebiasaan yang sulit di atasi. karena itu, janganlah lupa bahwa makanan sekedar obat penyembuh penyakit lapar. Obat tidak perlu lezat. Obat adalah obat. Kemujarabannya yang penting, bukanlah kelezatannya.

Ketergantungan kita pada kelezatan dan kenikmatan telah menciptakan ilusi surga penuh kelezatan dan kenikmatan. Kita berbuat baik di dunia karena ini karena adanya janji surga yang maha lezat dan maha nikmat itu. Celakanya, kita pun mengukur kenikmatan dan kelezatan surga dengan ukuran dunia. Kita berilusi mengenai bidadari bertelanjang dada, tidak satu, tidak dua, tetapi segerombolan. Kita tinggal pilih saja. Ketergantungan kita pasa kelezatan dan kenikmatan bahkan meruntuhkan dinding-dinding moral dan akhlak ciptaan kita sendiri. Apa yang kita anggap tidak bermoral untuk kehidupan di dunia, kita jadikan bermoral di surga.

Jangan mengejar kelezatan sedemikian rupa sehingga di surga pun itu yang kita cari. Surga penuh kenikmatan dan kelezatan dunia adalah surga buatan kita sendiri. Surga ciptaan pikiran kita sendiri. Kenikmatan dan kelezatan yang kita peroleh dari surga seperti itu tidak lebih dari hasil rekaan pikiran sendiri. Bila itu yang menjadi pilihan kita, itu pulalah yang terjadi. Setelah kematian badan, kita terperangkap dalam alam pikiran sendiri. Dalam alam itu pulalah, kita memperoleh kenikmatan dan kelezatan ilusif, khayalan. Kemudian kita lahir kembali dengan bekal khayalan itu, dengan bekal ilusi itu, maka sekali lagi kita hidup dan mati dalam ilusi.

Janganlah meminta/harapkan kenikmatan dan kelezatan, karena ke duanya adalah urusan badan. Bila kita tidak memahami hal ini, dan saat ajal tiba pun mengharapkan kelezatan dan kenikmatan badan, maka dapat dipastikan lahir kembali dengan obsessi yang sama. Kelezatan dan kenikmatan badan semata.

Jangan harapkan kenikmatan dan kelezatan, karena sesungguhnya harapan itulah yang menciptakan ketergantungan.

Kutipan: 5 Steps to Awareness by Anand Krishna, www.booksindonesia.com

Catatan: judul aslinya: ‘Janganlah kau meminta makanan yang lezat’