Begitu sibuknya manusia mempromosikan sesuatu yang dianggapnya baik. Kebanyakan orang lupa bahwa semakin sibuk memperhatikan ke luar diri, ia semakin lupa mengurus diri sendiri. Ia lupa bahwa sehebat apapun promosi terhadap sesuatu yang tidak abadi tidak bakal menciptakan kedamaian di bumi ini. Karena ia lupa bahwa yang ia promosikan hanya baik bagi diri sendiri, bagi golongan atau kelompok sendiri. Bukan bagi seluruh makhluk. Ia lupa bahwa manusia memiliki keterbatasan diri.
Buku Meditasi dan Yoga Terbaik
Kita hanya bisa mengingatkan diri sendiri. Sama sekali tidak ada urusan dengan orang lain. Manusia lahir, hidup, dan mati sendiri. Sepertinya sangat egois. Benarkah demikian?
Lahir dan mati sendiri adalah wajar. Tetapi hidup sendiri? Sungguh egois. Mari kita renungkan, saat kita jatuh sakit. Apakah ada orang lain yang bisa mengurangi rasa sakit yang kita alami? Hanya kita sendiri yang merasakannya. Demikian juga saat kita mesti mempertanggung jawabkan perbuatan kita, tiada seorangpun bisa membantu. Dalam kitab suci jelas tertulis, setiap orang mesti bertanggung jawab atas perbuatan sendiri. Mengapa mesti repot mempromosikan bahwa jika golongan ini baik, semua jadi baik. Perbaiki diri sendiri dahulu. Sayangi energi diri.
Kita lupa bahwa sumber keributan terjadi saat kita selalu melihat keluar diri. Selalu menonjolkan bahwa golongan, kelompok, dan diri sendiri adalah yang paling baik. Kita lupa bahwa diri kita juga tidak senang jika orang lain mempromosikan diri, kelompok atau golongannya paling baik. Seandainya setiap insan fokus untuk berupaya memperbaiki diri, adalah keniscayaan terwujudnya dunia damai.
Berupaya berbuat baik bagi jiwa sendiri memerlukan energi yang sangat besar. Tetapi untuk menonjolkan kebaikan diri sendiri yang pada akhirnya ego meningkat adalah sangat mudah. Cukup gembar-gemborkan bawa diri sendiri paling baik. Atau selalu keraskan suara bahwa golongan ini adalah paling baik.
Mengapa kita mesti berada di dunia ini? Apakah ita memang penduduk asli bumi? atau tempat ini hanya sementara? Jika kita pada pemahaman bahwa bumi ini adalah tempat kita sesungguhnya, silahkan perbesar kecintaan pada bumi dengan selalu menyuarakan golongannya terbaik. Kita lupa pesan para suci dan nabi bahwa kecintaan pada dunia adalah sumber penderitaan.
Dengan selalu menyuarakan bahwa golongan sendiri adalah paling baik, sesungguhnya kita telah mengabaikan pesan nabi yang kita cintai. Semakin sering kita melihat pada segala sesuatu di luar diri, semakin kita terjebak dalam permainan dunia. Semakin jauh kita dari tujuan kehadiran di muka bumi.
Kita semakin terjebak di panggung sandiwara dunia. Kenyamanan terhadap pujian semakin menjauhkan diri dari kesejatian. Kita lupa bahwa tujuan keberadaan di bumi semata untuk menemukan jati diri. Penemuan jati diri adalah kesempurnaan orang hidup.
Apa yang kita banggakan bila suara kita di dengar banyak orang? Jika tidak hati-hati, pujian akan semakin menjerumuskan diri ke lumpur duniawi. Harapkan pujian adalah bukti seseorang defisit energi.