Do not sacrifice your freedom for everything in the world rather be ready sacrifice everything for freedom (Mahamaya by Anand Krishna, www.booksindonesia.com)

Buku Meditasi dan Yoga Terbaik

  • Dapatkan Buku Meditasi Terbaik Untuk Pemula [Beli Buku]
  • Dapatkan Buku Yoga Terbaik Untuk Pemula [Beli Buku]
  • Dapatkan Buku Yoga Sutra Patanjali [Beli Buku]

Seringkali kita sebagai manusia lupa bahwa tidak semua yang kita miliki abadi adanya. Kebebasan atau freedom yang kita miliki digunakan semaunya. Lebih-lebih jika merasa memiliki kuasa terhadap orang lain. Misal kita diberikan kuasa untuk memegang keuangan suatu kegiatan. Dengan arogansi kekuasaan kita, kita gunakan kebebasan ini untuk menentukan nasib keuangan si A, B, atau Z. Sementara untuk kita sebagai pemegang kuasa penentu keuangan bertindak sesuai kebebasannya mengeruk yang lebih banyak. Kondisi seperti ini kita sudah mengorbankan kebebasan kita untuk dunia. Kita telah memanfaatkan kebebasan kekuasaan demi segala kenyamanan atau kenikmatan duniawi. Lupa bahwa hasil yang diperoleh dunia tetap tidak bisa dibawa ke liang lahat.

Proses perolehan itu yang akan dicatat dalam buku karma kita. Segala bentuk harta dan segala kenyamanan badan hanya bisa dinikmati ketika ada badan juga. Tanpa kehadiran badan segala pernak-pernik dunia tiada artinya. Saat kita melakukan proses perolehan itu yang jadi catatan karma. Tanpa sadar keserakahan kita telah merebut hak orang dengan berbagai dalil pembenaran. Banyak saja alasan untuk meraih kenyamanan. Sering kali hak banyak orang direbut dengan menggunakan kebebasan yang dikuasakan kepada kita. Kita telah menyalah gunakan kebebasan kita. Kebebasan diri kita telah dikorbankan untuk memenuhi keserakahan kita. Sesungguhnya hal ini adalah tindakan tidak sadar sehingga semakin memenjarakan jiwa. Akhirnya kitalah yang mejadikan diri sebagai budak keserakahan. Apakah ini tujuan kelahiran di dunia?

Bukan ini maksud Tuhan mengirimkan diri kita ke dunia. Tujuannya agar kita menggunakan segala sesuatu di bumi ini untuk meraih kebebasan. Kita telah memanfaatkan kebebasan untuk sesuatu yang tidak langgeng. Kita diberikan kebebasan untuk memilih antara dua pikiran bebas dari duniawi atau pikiran bebas dari sesuatu yang lebih indah bagi jiwa. Kita telah mengorbankan kebebasan untuk segala sesuatu yang akhirnya ditinggalkan di dunia. Yang kita raih bukanlah kebahagiaan sejati tetapi kelegaan atau kenyamanan badan sesaat. Kita telah mengorbakan kebebasan jiwa demi sesuatu yang tidak langgeng atau abadi. Kita bergantung kepada sesuatu yang tak abadi, maka hasilnya juga tidak abadi.

Keberadaan kita di bumi untuk menuju kebebasan. Janganlah berpikir bahwa kita sudah bebas. Kita masih diperbudak pikiran dan badan. Kita diperbudak lingkungan, bagaimana mungkin memiliki kebebasan jiwa? Kita bekerja dan berupaya mencari uang agar bisa meraih kebebasan jiwa. Itulah tujuan utama keberadaan manusia di bumi. Kebebasan jiwa tidak dapat diperoleh di akherat selama pikiran kita masih terikat segala sesuatu pernak pernik dunia. Kebebasan jiwa manusia hanya bisa diperoleh ketika tidak ada lagi rasa keterikatan terhadap kenikmatan ragawi. Dan Ini bisa diperoleh ketika ada kejenuhan terhadap pengulangan yang sesungguhnya itu dan itu lagi.

Mereka yang suka beristri 4 ya belum memiliki kebebasan. Pasti masih menginginkan surga dengan bidadari bertelanjang dada. Semua ada di mindset. Mereka yang masih bercita-cita jadi pejabat, saat mati pikirannya masih ada beban jadi pejabat, pasti harus lahir lagi untuk memenuhi obsesi yang dipiutangkan. Kebebasan bukan diperoleh di alam sana. Hanya bisa diperoleh di alam dunia. Seorang yang masih menginginkan surga belum memiliki kebebasan.

Jangan berpikir bahwa keinginan berbuat baik membebaskan. Itu masih bentuk keinginan. Setiap keinginan baik atau buruk tidak akan membebaskan jiwa. Korbankan segalanya untuk meraih kebebasan.

Sacrifice everything for freedom, yang hanya bisa diperoleh oleh mereka yang sukses duniawi. Seharusnya ia merasa jenuh. Dan kejenuhan ini yang membebaskan.

Semoga kita selalu ingat bahwa kita hanya tamu di bumi ini. Datang tidak membawa sesuatu dalam pikiran dan akhirnya pulangpun tanpa beban pikiran. Saat di bumilah kita melepaskan beban yang menghalangi perjalan jiwa.