Bisakah manusia bebas atau memiliki kebebasan. kebebasan bersifat abstrak. Karena kata kebebasan adalah sifat berpikir atau berpendapat.  Bukan materi, yang bisa dibedakan secara kasat mata adalah fisik. Oleh karenanya, mereka yang bisa mengatakan suatu kepercayaan beda dengan lainnya, mereka masih terjebak pada kesadaran lapis terluar. Lapisan bendawi/fisik. Jadi yang bisa benar-benar bebas adalah cara berpikir kita.

Perbuatan yang ‘tampaknya’ bebas, seperti perbuatan yang menjurus pada anarkisme sesungguhnya tidak membuktikan apa pun. Tampaknya bagi orang tersebut bebas. Tetapi sesungguhnya ia terpenjara oleh keinginan hewaniah yang ada dalam dirinya.  Karena keinginan untuk bebas pun masih pada lapisan emosi. Keinginan adalah nafsu, apa pun bentuk keinginan itu.

Buku Meditasi dan Yoga Terbaik

  • Dapatkan Buku Meditasi Terbaik Untuk Pemula [Beli Buku]
  • Dapatkan Buku Yoga Terbaik Untuk Pemula [Beli Buku]
  • Dapatkan Buku Yoga Sutra Patanjali [Beli Buku]

Bisa saja seseorang membeli suatu barang kemudian karena ia merasa bahwa ia bisa memperlakukan barang tersebut semaunya, maka ia merusaknya. Di balik yang tampaknya bebas bisa memperlakukan barang tersebut sesuai dengan keinginannya, ia secara tidak sadar diperbudak oleh keinginan yang tidak baik. Karena merusak suatu barang adalah hal yang tidak baik. Ia di bawah pengaruh perbudakan sifat buruk keinginan. Ia sama sekali tidak bebas.

Mereka yang benar-benar memiliki jiwa bebas bisa menekan sifat buruk serta mengembangkan sifat membangunkan kemanusiaan dalam dirinya. Sifat bebas adalah sifat yang selaras dengan alam semesta. Sifat alam adalah hidup serta menghidupkan. Sifat yang bertumpu atau berlandaskan kesejahteraan alam jagad raya.

Inilah sifat Dharma. Sifat bebas yang membebaskan agar makhluk lain merasakan kebebasan berkarya selaras dengan semesta. Bukan kah air juga memiliki sifat bebas? Bukan kah burung juga berkicau karena jiwa yang bebas?

Karena keinginan untuk bebas pun masih pada lapisan emosi. Keinginan adalah nafsu, apa pun bentuk keinginan itu. Kebebasan sama sekali tidak bermakna jika pada akhirnya berakibat merusak kebebasan untuk berekspresi lainnya terganggu.

Sekali lagi, manusia bebas adalah ketika ia mampu merasakan kebebasan jiwa. Kebebasan berpikir untuk kesejahteraan umum……