Kemenangan

Mungkinkah ada kemenangan berdiri sendiri? Sama sekali tidak.

Ia selalu hadir bersama dengan pasangannya, kekalahan. Inilah pasangan yang membuat dunia hidup. Setiap ada seseorang merasakan bahwa ia memenangkan suatu keadaan menurut dirinya, ia akan mengalami kekalahan pada saat bersamaan.

Buku Meditasi dan Yoga Terbaik

  • Dapatkan Buku Meditasi Terbaik Untuk Pemula [Beli Buku]
  • Dapatkan Buku Yoga Terbaik Untuk Pemula [Beli Buku]
  • Dapatkan Buku Yoga Sutra Patanjali [Beli Buku]

Rasa menang adalah ego. Ego ini muncul bila pikiran untuk mengalahkan seseorang yang dianggap kompetitor atau pesaing menguat dalam dirinya. Saat itu ia sudah mengalami kekalahan. Ia terkalahkan oleh ego yang bermanifestasi dalam wujud arogansi. Ini sangat sulit dihindari. Tampaknya ia melakukan sujud syukur, namun tetap saja raut wajah atau gerak tubuh tidak dapat dihindarkan.

Ini terjadi karena orang yang merasa unggul sesungguhnya sedang mengalami kekalahan terhadap ego atau mind yang dikondisikan oleh masyarakat. Masyarakat yang masih melihat ‘siapa’ yang melakukan bukan ‘apa’ yang dilakukan memiliki kecenderungan seperti ini. Mengapa hal ini bisa terjadi?

Karena orang tersebut berorientasi pada hasil, bukan pada proses. Mereka yang berorientasi pada hasil memiliki kecenderungan menghalalkan segala cara agar hasil yang diinginkannya bisa tercapai. Mereka tidak lagi peduli terhadap nilai kemanusiaan yang kebanyakan tidak menjadi perhatian pergerakan. Yang utama golongan atau kelompoknya menghasilkan kemenangan.

Kita bisa melihat di sekitar kita. Ketika para manusia yang berorientasi pada hasil mendapatkan kemenangan dengan menggunakan berbagai cara merayakan kemenangannya dengan melakukan tindakan yang munafik. Munafik berarti tindakan bertopeng yang sesungguhnya menunjukkan perilaku hedonis. Entah dengan cara minum minuman keras atau beralkohol. Pada keadaan biasa mereka bisa berkata bahwa minuman beralkohol dilarang. Tetapi sifat arogansi merasa hebat bisa mengalahkan pesaingnya muncul tanpa disadarinya.

Berbeda dengan orang yang berorientasi pada proses.

Proses

Para pelaku yang berorientasi pada proses tidak memikirkan hasil. menang atau kalah dianggap sebagai akibat dari proses. Mereka yang berorientasi pada proses mengerahkan upaya dengan semangat kekinian. Mereka mencurahkan semangat dengan landasan jiwa dan raga. Pada umumnya mereka memiliki sifat melayani. Saya teringat seorang pemimpin yang mengatakan pada relawannya bahwa ia tidak berhutang budi pada relawan yang mendukungnya. Karena mereka bersama bekerja untuk melayani rakyat. Bukan melayani pemimpin.

Pemimpin seperti ini pada umumnya tidak disukai oleh sekelompok orang yang memiliki orientasi pada hasil. Karena para pelaku yang berorientasi pada hasil memiliki semangat untuk minta dilayani. Inilah sebabnya, mereka hanya melihat hasil sebagai tujuan. Mereka tidak memiliki jiwa pengabdian. Segala cara dilakukan agar hasil tercapai.

Para pelaku yang berorientasi pada proses melakukan proses pencapaian tujuan selaras dengan alam. Melayani masyarakat umum menjadi hal utama dalam menentukan setiap langkah proses. Ketika mendapatkan kemenangan pun mereka tidak melakukan sesuatu secara berlebihan. Mereka yakin adanya hukum alam. Proses baik tentu hasilnya baik.