Pesan dari alam semesta bukanlah monopoli mereka yang merasa memiliki kekuatan supra natural atau nabi saja. Setiap orang yang memiliki intuisi dan intelejensia atau kecerdasan budhi juga bisa. Hanya kemungkinan kepekaannya tidak diasah dengan baik. Untuk mengasahnya juga tidak susah. Yang diperlukan hanya kepedulian dan sense of belonging. Pengasahan secara terus menerus dan kedisiplinan tinggi adalah jaminan keberhasilan.
Buku Meditasi dan Yoga Terbaik
Untuk mengasah sense of belonging, mulailah dari yang paling sederhana. Habiskan setiap minuman yang diambil. Ketika kita haus dan ambil minuman, usahakan menghabiskan minuman yang diambil. Ingatlah selalu bahwa setiap tetes air diproses dengan energi dari alam. Saat kita mengambil makanan, adalah kewajiban kita untuk menghabiskan. Jangan sampai menyisakan dan akhirnya dibuang. Dengan kesadaran penuh kita mesti mengingat betapa banyak orang yang ga bisa makan. Dan juga selalu mengingat berapa sumberdaya alam yang digunakan memasak.
Dalam mengendarai kendaraan bermotor, baik mobil maupun motor harus cerdas. Kecerdasan yang dimaksud kita faham dan mengerti bahwa sumberdaya minyak bumi semakin menipis. Berapa banyak emisi CO2 yang diemisikan ke udara. Bahaya pemanasan global yang sudah terbukti dengan semakin kacaunya iklim. Tahun 2010 saja kita mengalami ketiadaan musim panas. Tentu saja ini membuat petani semakin kebingungan. Sebagai contoh, jika tidak ada kemarau petani tembakau akan mengeluh. Karena tanaman tembakau tidak menghasilkan kualitas terbaik. Demikian juga petani padi mengalami kerugian karena produk padi akan menurun.
Semua yang kita perbuat mesti dipertanggung jawabkan. Kita selalu berupaya melepaskan tanggung jawab. Misalnya saja terjadi bencana alam. Dengan mudah kita menyalahkan Tuhan. Ini ujian dari Tuhan. Bencana tanah longsor misalnya. Kelongsoran terjadi karena tiadanya akar tanaman yang mengikat tanah. Dengan seenaknya kita menebang pohon. Dan terjadilah longsor. Ini salah satu perbuatan yang tidak bertanggung jawab. Ingatlah selalu pesan yang ada dalam setiap kitab suci warisan para suci. Salah satu yang saya ingat: ” Janganlah membuat kerusakan di atas bumi” Atau: “Setiap anggauta tubuhmu bertanggung jawab atas yang dilakukannya”. Nabi Isa juga berpesan: ” Pikullah salibmu masing-masing” Yang dimaksud dengan salib adalah perbuatanmu.
Pesan yang sangat universal dan terdapat dalam setiap kitab suci adalah:
” PERLAKUKANLAH ORANG LAIN SEBAGAIMANA KAU INGIN DIPERLAKUKAN”
“JANGAN MENYAKITI JIKA TIDAK MAU DISAKITI”
Sesungguhnyalah tiada sesuatu yang pesan baru di atas bumi ini. Para suci juga sudah datang berulang kali. Tiada seorangpun nabi lebih dari yang lain. Avatar pertama datang, yang tercatat sejarah adalah Krishna, mengingatkan pesan dari alam semesta. Isinya kurang lebih sama. Selamatkan dirimu dengan hidup selaras dengan alam. Bumi ini tempat manusia mendorong dirinya sendiri untuk berevolusi kejiwaannya agar bisa meningkat ke next level.
Kita hidup dari bumi, jadi pelihara dan janganlah merusak bumi. Semua pesan kitab suci adalah terutama ditujukan untuk per-orangan. Bukan untuk perbaiki orang lain. Jika masing-masing individu baik, alam akan terselamatkan dengan sendirinya. Ingat suatu cerita yang menyadarkan tentang cita-cita mulia.
Alkisah terdapat seorang anak manusia yang bercita-cita luhur. Ketika masih seorang anak berumur 5/6 tahun, ia bercita-cita ingin perbaiki keadaan dunia yang amburadul. Setelah bekerja, ia tidak mampu perbaiki dunia. Ia menurunkan target perbaiki negara. Setelah sekian tahun ia berusia kurang lebih 40 tahunan. Keinginan untuk perbaiki dunia tidak juga tercapai. Ia ingin perbaiki satu propinsi. Tidak juga mampu dilaksanakan. Seterusnya demikian yang terjadi, sampai suatu ketika, ia sakit-sakitan dan terbaring lemah di atas ranjang tua yang reyot. Ia tersadarkan, “KENAPA TIDAK MULAI PERBAIKAN DARI DIRI SENDIRI DAHULU?” Sayangnya ia keburu tiada ketika kematian itu tiba. Ia sadar bila setiap individu bersedia memperbaiki diri, akan terciptalah lingkungan yang baik dan sehat.
Keadaan di luar diri tidak beres karena diri kita belum beres. Keadaan di luar adalah cerminan keadaan dalam hati kita. Pemberdayaan diri sendiri bisa terwujud bila kita mampu membangkitkan rasa percaya diri…