Membunuh Tuhan
Ya, hanya manusia yang bisa membunuh Tuhan. Tuhan adalah cinta kasih. Ketika banyak orang membunuh rasa cinta kasih dalam diri, tidak beda ia sedang membunuh Tuhan. Kita selama ini beranggapan bahwa menyembah Tuhan, namun sayangnya kita lupa bahwa tidak ada keterpisahan antara Tuhan dengan kita. Mereka yang memahami Tuhan, tidak akan menyembah tetapi melakoni ketuhanan.
Tuhan tidak bisa disembah karena kita berada di dalam Nya. Yang bisa kita lakukan sebagai wujud rasa cinta adalah mengasihi dan menyayangi Dia yang berada dalam setiap kehidupan. Bila memahami video di bawah ini, kita bisa menjadikan diri memiliki ‘Love attitude‘
Buku Meditasi dan Yoga Terbaik
Penyembah Lumpur
Hampir semua dari kita adalah penyembah lumpur, termasuk saya. Bila kita belum bisa melepaskan keterikatan duniawi, kita hanyalah penyembah lumpur. Kemewahan dan kekayaan masih menjadi buruan utama kita. Bisa juge dengan berpakaian dengan asesoris keyakinan atau kepercayaan tertentu, tetapi masih minta dukungan untuk diangkat agar berkuasa. ‘Tampaknya’ membela keyakinan tertentu, namun semuanya hanyalah baluta lumpur keserakahan.
Dalam buku The Ultimate Learning by Anand Krishna, www.booksindonesia.com :
Bukan kemewahan, pun bukan kekayaan. Anak, Siska, pujian, dan kedudukan; Tak satu pun yang kuhendaki.
Beranikah mereka yang kita sebut sebagai pemuka keyakinan atau kepercayaan mayoritas di negeri ini menyatakan ungkapan ini? Dijamin, tidak satu pun berani menyatakan demikian. Karena kita belum bisa membedakan antara lumpur dan kemuliaan Ilahi.
Bunga Teratai
Kita belum bisa hidup sebagai yang dicontohkan oleh bunga teratai. Hidup dalam lumpur tetapi tetap memandang matahari keindahan semesta. Dan hasilnya adalah keindahan sebagai bunga teratai yang dialup oleh semua orang dari berbagai kalangan keyakinan serta kepercayaan. Sesungguhnyalah bahwa rasa keindahan itu ada dalam semua manusia yang memeluk beda keyakinan/kepercayaan; sayangnya mereka lupa bahwa rasa keindahanlah Tuhan yang ada dalam diri.
Kita semua memiliki potensi sebagai bunga teratai. Baju atau ageman keyakinan/kepercayaan yang disandangnya di dunia membuat lupa akan potensi keilahian dalam diri. Kita terjebak oleh lumpur sanding dan puji. Kita salah bergauf dengan kelompok.
Mereka yang senang sanjungan dan pujian bukanlah yang memiliki kepercayaan diri tinggi. Tanpa kehadiran orang sekeliling yang memiliki kesadaran rendah, lumpur, mereka tanpa daya.