Saat manusia lahir di dunia semuanya memiliki modal dasar sama. Ada empat modal dasar yang sama: nafas, waktu, ruang, dan mind, gugusan pikiran dan emosi.
Adalah keistimewaan atau perbedaan? Sama sekali tidak ada. Nafas, setiap insan memiliki nafas. Waktu, juga diberikan pada orang dalam porsi sama. Mungkin ada yang menyangkal, si A berumur 45 tahu, si B bisa 90 tahun. Siapa yang tahu pada awal kelahiran? Bukankah kita bisa menilai si A berumur pendek sedang si B berumur lebih panjang setelah mereka meninggal? Pada awalnya? Sama, tidak berbeda.
Buku Meditasi dan Yoga Terbaik
Si A nafasnya panjang, si B nafasnya pendek, adakah berbeda pada awal kelahiran, saat bayi? Sama bukan? Hanya setelah mulai dewasa, yang satu bisa mengatur nafas sedangkan yang lain tidak. Bukan pada awal kelahiran. Mind, gugusan pikiran dan emosi juga sama pada semua bayi. Tidak satupun bisa membedakan satu lebih unggul dari lainnya.
Ruang pun demikian. Semuanya memiliki ruang gerak yang sama. Boleh anda katakan bahwa seorang kaya bisa memiliki ruang gerak yang lebih luas, tetapi itu di rumahnya. Ketika si bayi kaya dan miskin berada di ruang bebas, ke duanya memiliki ruang gerak sama untuk berlari.
Kemampuan untuk berpikir pun sama, hanya pengaruh sekitar yang membedakan. Tetapi awal kelahiran sama. Pada proses hidup yang menjadikan berbeda.
Yang membedakan satu manusia unggul kualitasnya daripada manusia lainnya adalah output dari segi kualitas, bukan kekayaan duniawi. Nilai manusia dinilai dari segi kualitas dalam kehidupan bukan berdasarkan kekayaan.
Mengapa kualitas nilai ini yang kita gunakan? Karena ini berkaitan dengan tujuan utama kelahiran manusia. Kualitas tinggi rendahnya keilahian dalam diri setiap manusia. Atau juga tinggi rendahnya intelejensia dalam diri manusia. Kecerdasan alam adalah intelejensia, keselarasan dengan sifat alam. Inilah kemuliaan diri manusia. Dan kita semua menyepakatinya. Mengapa???
Karena jika ditanya bagaimana dengan sifat para nabi? Mulia.. Dan itulah yang kita anggap kualitas yang harus dimiliki oleh setiap manusia.
Mereka yang berkualitas unggul akan berkontribusi bagi masyarakat luas. tentu kontribusi untuk meningkatkan keamanan dan kenyaman dalam kehidupan bermasyarakat banyak. Dengan kata lain, kehadirannya di lingkungannya memberikan manfaat dalam berkontribusi peningkatan evolusi jiwa atau tidak. Bukan kebaikan biasa, tetapi kebaikan yang selaras dengan tujuan kelahiran manusia di dunia. Dari segi inilah kita menilai output akhir manusia selama hadir di alam manusia. Bukankah hal ini selaras dengan tujuan utama manusia lahir ke bumi.
Cepat atau lambatnya manusia menyadari kualitas kemuliaan dalam dirinya sangat dipengaruhi oleh kualitas mind. Dan hebatnya lagi, kualitas mind sangat ditentukan oleh tabungan masa lalu. Inilah sebabnya mind bisa menciptakan tubuh.
Ingatlah bahwa saat tubuh mati, hilang juga nafas orang tersebut, ruang, dan waktu nya. Yang masih ada hanyalah mind. Mind bersifat abadi, tidak mati bersama tubuh. Mind menentukan apakah ia harus hadir kembali ke bumi atau tidak. So, bukan Tuhan yang kita kenal yang menentukan mind hadir ke bumi atau tidak, tetapi si mind itu sendiri. Tuhan atau alam hanya bersifat atau berperan sebagai lampu sorot bagi permainan suatu panggung sandiwara dan para pemainnya.
Lampu sorot tidak terpengaruh oleh panggung sandiwara, tetapi panggung sandiwra beserta pemainnya tidak bisa bermain tanpa kehadiran lampu sorot tersebut.