Dengan berkembangnya Viveka, kita baru tersadarkan bahwa duka-derita adalah kenyataan hidup. Memori dari pengalaman-pengalaman pada masa lalu, kenangan, dan apa yang biasa disebut nostalgia, cutup untuk membuat kita gila. Nostalgia!!!!! 

(Yoga Sutra Patanjali by Svami Anand Krishna, www.booksindonesia.com)

Buku Meditasi dan Yoga Terbaik

  • Dapatkan Buku Meditasi Terbaik Untuk Pemula [Beli Buku]
  • Dapatkan Buku Yoga Terbaik Untuk Pemula [Beli Buku]
  • Dapatkan Buku Yoga Sutra Patanjali [Beli Buku]

Kita seringkali merasa sedih atau gembira bila ingat pada kejadian masa lalu. Semua kejadian, baik suka maupun duka tersimpan dalam memori kita. Kita seringkali senang mengingat masa remaja saat berdua dengan pacar. Tanpa sadar kita tersenyum sendiri. Bila dilihat orang lain, bisa saja mereka mengatakan kita gila. Ya memang hanya orang gila yang suka mengenang masa lalu.

 Ataupun kita mengingat peristiwa yang menyedihkan, apakah kita kehilangan uang karena ditipu oleh teman kita, kita merasa marah pada si A. Jika saya tidak ditipu, saya bisa beli mobil atau rumah. Akhirnya perasaan tersebut terbawa ketika bertemu dengan si A.

Kita merasa duka-derita ketika kita mengingat peristiwa yang sudah berlalu. Kita terjebak pada pikiran atau kenangan peristiwa yang sudah lewat. Bila pikiran masa lalu atau peristiwa kita anggap sebagai satu dunia kita, kita terjebak oleh dunia pikiran masa lalu kita. So, derita atau suka karena  kita terjebak oleh dunia pikiran masa lalu. Sebaliknya, ketika kita suatu saat merasa sangat ingin buang air kecil , dan karena tidak ada tempat yang pas, kita terpaksa menahannya. Suatu saat, kita bisa melepaskannya saat bisa mendapatkan tempat yang tepat. Kita merasakan kelegaan, saat itu kita bersyukur. Kita saat itu berada dalam dunia masa ini. Inilah kekinian.

Kelegaan di saat kita melepaskan sesuatu yang lama kita tahan membuat kita bersyukur. Saat itu kita hidup di saat ini. Rasa syukur merupakan indikasi bahwa kita hidup di saat sekarang. Ketika kita merasa cemas atau khawatir, kita membayangkan peristiwa yang belum terjadi atau masa depan. Kita berada di dunia pikiran kita yang akan datang. Kita juga bisa menjadi tidak realistik. Kita berada dalam dunia ciptaan masa depan. Ini juga tidak waras.

Kita menjadi gila karena hidup di alam dunia masa lalu karena peristiwa yang membuat kita sedih atau suka. Alam nostalgia menjadikan kita gila. Gila, bersyukur, dan camas/khawatir bergantung pilihan kita. Bergantung dunia ciptaan kita sendiri. Orang lain tidak merasakan, hanya kita sendiri. Bisa saja saat kita mengingat masa lalu atau nostalgia, sedang bersama seseorang. Dari sini kita bisa merasakan bahwa kita sedang hidup dalam dunia paralel. Masa lalu dan masa kini secara bersamaan.

Saat kita takut atau cemas pada suatu peristiwa yang akan terjadi, bisa juga bersamaan ingat peristiwa masa lalu, saat kita sedang makan, kita hidup dalam tiga dunia. Masa lalu, saat ini, dan akan datang. Inilah dunia paralel ciptaan kita sendiri.

Viveka merupakan fakultas yang membuat kita sadar akan hal di atas. Jika kita renungkan, ada satu bagian dari pikiran kita yang selalu mengingatkan akan hal tersebut. Dunia memang tempatnya suka-duka jika kita mengidentikan diri kita sebagai bagian dari dunia ini.

Dari buku Yoga Sutra Patanjali:

Viveka adalah kemampuan untuk memilah, untuk menentukan mana yang mulia dan baik bagi diri kita, bagi evolusi kita, bagi Jiwa.

Viveka membuat kita sadar akan kebutuhan Jiwa, yaitu Kebahagiaan Sejati yang bersumber pada Kesadaran-Jiwa itu sendiri.