Umumnya seseorang dikatakan sakit selalu saat badannya kurang sehat atau kena penyakit. Sesungguhnya semua berasal dari pikiran. Pikiranlah pusat pengatur seluruh organ tubuh. Kebanyakan orang tidak mencari akar permasalahan saat menyembuhkan penyakit. Inilah sebabnya penyakit kemudian timbul lagi, hanya outlet yang beda.
Penyebab utama penyakit adalah keresahan pikiran. Ketidaktenangan pikiran mempengaruhi kerja denyut seluruh organ tubuh. Keresahan terjadi karena anggapan atau persepsi yang salah. Persepsi bahwa badan adalah aku. Sehingga ketika badan dihina, ia merasakan sakit. Pikirannya kemudian mengolah bahwa ia tidak dihargai. Anggapan bahwa akulah badan yang menyebabkan sakit jiwa. Jiwa juga tidak pernah sakit. Ini hanya bahasa umum saja. Bahasa yang dimengerti awam.
Buku Meditasi dan Yoga Terbaik
Bagaimana kita tahu bahwa saat ini kita sehat atau sakit?
Sangat mudah. Ketika hatimu riang dan ketika bertemu dengan siapa saja, baik kita kenal atau tidak, kita tegur. Jika pagi hari, tegur lah dengan santun, selamat pagi. Berusahalah tersenyum kepada siapapun. Berupaya tersenyum pun tidak mudah ketika pikiran kita tidak merasakan syukur nikmat atas kesehatan badan yang kita terima. Senyum sebagai ungkapan rasa syukur akan keluar dengan tulus dan otomatis. Tidak di buat-buat. Ketika senyum dipaksakan, muka akan kelihatan kaku. Akhirnya bukan senyum yang tampan, tetapi seperti orang meringis. Masam.
Orang yang sehat, selalu berpikir untuk berbagi. Ia selalu memikirkan apakah orang lain juga merasakan kesenangan yang juga dialaminya? Apa yang ia peroleh akan di share dengan yang lain agar sesamanya juga merasakan apa yang dirasakannya.
Be joyfull and share your joy with others….
Mereka yang sehat badannya sangat menyadari bahwa kita semua terhubung dengan sesama. Kita tergantung dengan alam. Kita tidak bisa hidup sendiri. Kecelakaan atau derita orang lain juga akan mempengaruhi energi kita.
Sebaliknya orang yang sakit pikirannya selalu berpikir kebalikan.
Ia selalu senang saja membicarakan keburukan orang. Ia merasakan kesenangan jika orang lain menderita karena ulahnya. Ia sulit berbagi. Istilah kerennya:
“Punyaku adalah punyaku…
Punyamu juga milikku….”
Pertanyaan selanjutnya adalah, apakah perlu kita meladeni orang sakit seperti ini?
Jawabannya pasti spontan: TIDAK…
Tetapi untuk melakoni jawaban tadi tidaklah mudah selama kita sendiri belum sadar bahwa kita saat ini juga sedang sakit. Mengapa?
Orang yang merasa bahwa ia sedang sakit adalah orang yang sehat. Ketika kita merasakan bahwa kita sedang sakit, kita tahu dengan benar kondisi kita. Bukankah lebih baik:
BISA MERASA daripada MERASA BISA.