Ya, hanya dengan cara itu kita bisa melakukan dengan suka cita. Pernahkah kita memikirkan betapa beruntungnya hidup ini. Memang tidak menegasikan yang tidak beruntung, tetapi saat saya mengamati pengalaman hidup yang saya jalani, saya merasa beruntung.

Semuanya bisa dapat diperoleh, tidak berlebihan. Sangat tergantung bagaimana kita menyikapinya. Jika kita bisa merasakan nikmat atas segala yang diberikan, Dia Yang Maha Pemberi akan selalu memberikan kemudahan. Inilah energi yang luar biasa. Sekecil apa pun, bandingkan dengan yang lebih rendah. Maka tak pelak lagi, kita merasakan syukur.

Buku Meditasi dan Yoga Terbaik

  • Dapatkan Buku Meditasi Terbaik Untuk Pemula [Beli Buku]
  • Dapatkan Buku Yoga Terbaik Untuk Pemula [Beli Buku]
  • Dapatkan Buku Yoga Sutra Patanjali [Beli Buku]

Dahulu sebelum saya memiliki kendaraan roda 4, ketika badan sehat dan bisa kerja dengan menaiki kendaraan umum, dalam hati timbul rasa syukur karena hari itu diberikan nikmat tubuh. Energi syukur ini mendorong semangat untuk berbagi. Dengan cara ini, hari riang. Keriangan hati bisa tercermin di wajah. Saat wajah ceria, menghadapi orang pun bisa dengan senang. Sehingga semuanya tampak indah. Dari sini kita bisa belajar bahwa segala keindahan di luar diri terjadi ketika hati terbuka terhadap segala suatu perubahan. Menerima keadaan sebagaimana adanya dan siap menerima segala keadaan. Itulah kunci hidup sukses.

Hidup sukses bukan berarti kelimpahan materi. Banyak orang yang berkelimpahan materi tetapi hidup tetap menderita. Ada suatu pengalaman menarik dari seseorang kaya. Saat muda ia tidak bisa makan nasi goreng karena tidak bisa membeli. Ia berusaha keras untuk mengumpulkan materi. Di kala usia senja ia menderita kanker. Saat itu ia berkata, bahwa ia bersedia menyumbangkan seluruh kekayaannya agar sakit kanker dilenyapkan. Nasi goreng pun tidak bisa dimakan karena penyakit yang di deritanya.

Ketika kita merasakan segala yang pada umum bisa didapatkan, tempat tinggal, kendaraan, sandang, dan pangan bisa tercukupi, apalagi yang mesti dicari? Bukankah ada sesuatu yang terlupakan? Hidup bukan sekedar makan/minum, seks, dan kenyamanan tubuh. Semuanya masih pada ranah luaran. Apakah tidak ada selain tubuh dan pikiran? Mungkinkah tubuh dan pikiran bisa beraktivitas bila tidak ada energi yang menggerakkan? Itulah sang jiwa, energi penggerak semua makhluk. Energi yang membuat segala perubahan. Energi yang membuat batuan dan bahkan besi hancur suatu ketika…….

Energi ini adalah energi yang tidak terjelaskan. Dalam setiap tubuh dan bahkan benda hadir energi ini. Energi ini menggunakan pikiran atau mind serta tubuh untuk melakukan permainan di muka bumi. Energi ini ‘seakan’ terjebak dalam diri manusia. Energi inilah yang kita fahami sebagai jiwa. Ketika terjebak atau memanifestasikan dirinya dalam tubuh manusia kita sebut sebagai jiwa individu. Ibarat sinar matahari yang masuk ke dalam ruangan atau rumah kita. Cahaya matahari di luar dari sang matahari adalah kumpulan para jiwa. Matahari adalah Sang Maha Sumber, Sang Maha Jiwa.

Adalah proses alami bila suatu ketika jiwa individu memiliki hasrat untuk menyatu kembali dengan cahaya. Di kala matahari harus hilang, hilang juga cahaya matahari. Ada suatu kerinduan dalam sang jiwa individu untuk mengalami persatuan dan kesatuan dengan Sang Maha Jiwa. Sang maha Jiwa adalah kebahagiaan sejati itu sendiri. Inilah sebabnya dalam diri setiap orang senantiasa merindukan kebahagiaan. Tetapi sering disalah artikan bahwa pemenuhan keinginan kenyamanan idrawi sebagai kebahagiaan. Padahal hanya kelegaan karena terpenuhinya keinginan kenikmatan badaniah.

Saat kita bisa merasakan kecukupan dalam segala hal, tentu yang menentukan ceiling atau plafond adalah kita sendiri, kita melanjutkan dengan perjalanan ke dalam diri untuk kembali merasakan kebahagiaan sejati yang selama ini terlupakan sudah ada dalam diri kita…….

Hanya lupa, itu saja…….

Saat kita merasakan kebahagiaan sejati, kita bersyukur dalam bentuk pelayanan dan kasih terhadap sesama…