Semoga ragamu menjadi alat tangguh untuk membantu dalam pencarianmu yang mulia. 

The Holy Vedas, Centre for Vedic and Dharmic Studies

Buku Meditasi dan Yoga Terbaik

  • Dapatkan Buku Meditasi Terbaik Untuk Pemula [Beli Buku]
  • Dapatkan Buku Yoga Terbaik Untuk Pemula [Beli Buku]
  • Dapatkan Buku Yoga Sutra Patanjali [Beli Buku]

Raga atau tubuh seharusnya digunakan sebagaimana takdirnya. Takdir tubuh atau badan sebagai alat atau instrument yang digunakan oleh jiwa untuk menggapai kemuliaannya. Kita tidak bisa menggapai kemulliaan jiwa tanpa tubuh. Dengan tubuh kita bisa melakukan perbuatan mulia. Sesungguhnya apakah yang disebut perbuatan mulia?

Perbuatan baik, itulah perbuatan mulia. Bagi apa? Bukan bagi tubuh atau kenyamanan indra orang lain. Yang dimaksudkan perbuatan mulia tentu berkaitan dengan tujuan kelahiran manusia. Setiap insan tanpa membedakan gender memiliki satu tujuan mulia yang satu dan sama: ‘Membebaskan jiwa.’

Jiwa selama ini ‘terpenjara’ dalam diri yang umumnya dikenal oleh semua manusia. Diri sebagai tubuh atau pikiran. Inilah pemahaman umum yang keliru. Ini pula penyebab utama penderitaan. Saat kita keliru memaknai pengertian DIRI, saat itu kia mengalami penderitaan. Penderitaan dialami oleh sesuatu yang tidak abadi. Sesuatu yang ada dan sesaat lagi tiada.

Diri sejati senantiasa bahagia adanya. Ia tidak pernah tiada. Ia selalu ada. Keberadaan DIRI sejati ini ada dan selalu ada. Ia abadi. Ia hanya bisa disadari bukan dicari. Ia tiada karena manusia masih saja mengidentifikasikan diri sebagai tubuh dan pikiran.

Idetifikasi ini hanya berlaku di dunia. Dalam kehidupan ada beberapa lapisan yang bisa diidentifikasi oleh orang lain. Lapisan kasar yaitu tubuh. Lapisan energi, lapisan yang berikutnya adalah lapisan mental/emosional atau pikiran. Lapisan terakhir adalah lapisan intelejensia. Semua lapisan ini berbeda dari satu ke lainnya. Lapisan terakhir adalah yang menyatukan semua insan.  Kesadaran Murni, itulah lapisan terakhir.

Untuk menggapai lapisan terdalam atau terakhir ini, lapisan demi lapisan harus dilampaui. Alat utama untuk menggapai lapisan terdalam adalah raga. Mengapa raga? Karena dengan raga kita bisa belajar pengetahuan. Dengan raga kita bisa melakukan perbuatan yang membuat orang lain mulia atau menyadari kemuliaan Nya.

Oleh sebab itu raga harus sehat dan tegar. Tanpa raga sempurna atau lengkap, sangat sulit mempelajari sesuatu yang mulia. Tubuh dengan segala kesempurnaan indra. Tubuh dengan segala organ tubuh yang mulia harus dimanfaatkan secara tepat agar kemuliaan jiwa tergapai.

Saya ingat pesan lain dari buku yang sama:

O Tuhan, berkatilah kami dengan ketetapan hati untuk menghaturkan hidup ini sebagai persembahan bagi umat manusia; untuk melayani sesama dan membantu menyadari keilahian diri! 

Untuk bisa mengabdikan diri pada sesama dibutuhkan ketetapan hati. Inilah sebabnya kita memohon atau berdoa kepada Dia Yang maha Tegar. Doa adalah upaya untuk membangkitkan sesuatu yang sesungguhnya ada dalam diri kita. Keinginan untuk menghaturkan hidup sebagai persembahan bagi sesama umat manusia atau untuk melayani sesama bukan berarti merendahkan diri. Ada hal yang pantas dimengerti.

Ketika seseorang merendahkan diri dihadapan orang lain sesungguhnyalah Allah meninggikan diri. Barang siapa mengabdikan diri pada orang lain dengan penuh rasa kasih, ia sedang membangkitkan KASIH dalam diri. Kasih itulah Allah. Melayani atau membantu orang lain menyadari keilahian diri tidak bisa dilakukan oleh mereka yang belum menyadari keilahian dirinya……

Hanya mereka yang telah menyadari keilahian diri bisa melayani sesamanya. Ia melakukan pelayanan bukan untuk kebaikan orang lain melainkan semata untuk kebajikan dirinya sendiri. Inilah implememntasi kemanunggalan. Berbuat bajik pada orang lain semata karena dirinya bajik dan di atas segalanya untuk meningkatkan kebajikan diri sendiri.

Permata mulia telah ditinggalkan oleh para bijak dan suci, namun selalu saja dilupakan oleh manusia. Semua karena kita terbius oleh kenyamanan indrawi. Kita telah mengabdikan diri pada yang bukan sesama manusia. Pengabdi diri sendiri……..