Tidak ada….
Dalam buku Bhagavad Gita disebutkan bahwa:
Buku Meditasi dan Yoga Terbaik
“(Ajaran) Yoga kuno yang dirahasiakan ini pula yang telah Ku-sampaikan kepadamu saat ini, karena engkau adalah seorang sahabat berjiwa panembah.”
(Bhagvad Gita Sloka 4:3 by Anand Krishna)
Mari kita renungkan kata terakhir:….karena engkau adalah seorang sahabat berjiwa panembah. Makna yang bisa kita pertik adalah bahwa suatu ajaran rahasia disampaikan ketika seseorang telah memiliki ‘JIWA PANEMBAH’. Berjiwa panembah artinya bahwa orang tersebut memahami tujuan kehidupan, melayani sesama makhluk hidup. Seseorang yang berjiwa panembah siap melakukan sesuatu untuk kepentingan orang banyak. Bukan untuk kepentingan golongan, kelompok atau pun diri sendiri. Bukan sekedar berteori, tetapi dalam laku.
Mereka yang berjiwa panembah melakukan pekerjaannya sebagai persembahan. Suatu sifat yang selaras dengan semesta. Adakah bumi mengharapkan imbalan ketika memberikan tempat pada manusia? Mungkin banyak orang berpendapat, itu kan sudah ketentuan Tuhan? Tetapi bukankah jika kita melakukan kebaikan pada orang lain juga sebuah ketentuan, lantas apa bedanya jika juga menyampaikan ucpan terima kasih pada bumi sebagai ungkapan rasa kasih?
Bukankah ungkapan rasa kasih terhadap bumi tidak membuat besar kepala si bumi? Namun, sesunggunya kita lah yang akan mendapatkan manfaat dari ungkapan rasa kasih kita? Dengan sendirinya jiwa kita menjadi lembut. Inilah keuntungan atau manfaat yang kita dapatkan. Rugi melakukannya???
Selanjutnya dalam buku Bhagavad Gita dituliskan sebagai berikut:
Yoga adalah laku Kehidupan- Yoga adalah Manual Kehidupan. Yoga adalah seperangkat Hukum-hukum Alam yang jika dilakoni, menyelaraskan kita dengan semesta.Dan, bukanitu saja – juga dapat membantu kita melampaui segala peraturan dan hukum untuk meraih Kesadaran-Murni.
Bayangkan, jika kita mau menyadari rahasia ini. Kita akan bisa melampaui kehidupan di bumi untuk menggapai Keilahian. Inilah sesungguhnya rahasia yang ada dalam Yoga, ajaran kuno yang ada sebelum yang kita sebut agama. Yoga bukanlah dari yang kita sebut sebagai agama Hindu. Ini adalah ajaran berdasarkan pengalaman seorang Krishna sebagai Avatar yang telah memahami kehidupan. Seorang guru yang mumpuni mengajarkan atau menyampaikan sesuatu dari hasil pengalaman. Dengan melakoni Yoga sebagai laku kehidupan menurut Bahgavan Krishna dapat membebaskan seseorang dari keterikatan dunia. Inilah moksha. Dan kebahagiaan abadi pun tercapai…
Ketidakbahagiaan yang dialami oleh kita pada umumnya berupa penderitaan. Penderitaan hasil ciptaan kita sendiri. Penyebab utamanya adalah keterikatan terhadap duniawi. Pemujaan terhadap kenikmatan indra. Inilah nafsu yang berlebihan. Dalam bahasa Sanskrit disebut Kama. Nafsu angkara terhadap dunia jelas tidak membahagiakan Sang Jiwa. Karena tidak selaras dengan sifat Sang Jiwa yang abadi. Benda tidak abadi sifatnya. Bagaimana mungkin mengharapkan rasa bahagia sejati dari sesuatu yang tidak abadi.
Kehidupan manusia yang selaras dengan sifat alam merupakan cara menggapai kebahagiaan sejati. Alam senantiasa memberi dan memberi tanpa harapkan imbalan. Inilah beda antara sifat alam dan manusia. Keinginan harapkan imbalan dari yang diperolehnya telah mendorong terciptanya penderitaan.
Semua hal cara untuk menggapai kebahagiaan sejati telah diuraikan secara jelas dalam Bhagavad Gita. Namun yang tampak jelas pun menjadi rahasia bagi mereka yang belum atau tidak mau tahu untuk membaca dan mengamalkan dalam keseharian. Hal seperti ini banyak ada di sekitar kita. Sering kali dalam kitab yang ditinggalkan para suci dan avatar menyebutkan bahwa hal yang rahasia sesungguhnya bukanlah rahasia selama manusia mau membuka diri.
Penyakit kita selama ini adalah:
- Ketidakmauan membuaka diri terhadap sesuatu yang baru. Selalu saja kita berpendapat bahwa yang saya ketahui adalah paling benar dan paling baik. Kita tidak sadar bahwa pendapat seperti ini tidak selaras dengan sifat alam yang senantiasa bersedia membuka diri terhadap segala kemungkinan untuk menuju kebaikan diri.
- Pikiran yang selalu berprasangaka buruk. Ini juga penyakit turunan yang membuat kita tidak bisa mengalami evolusi kesadaran menuju kebaikan diri. hal yang perlu kita sadar bahwa sedikit saja ada pikiran buruk dalam diri kita sesungguhnya membuktikan bahwa bukan di luar diri yang buruk, tetapi itu merupakan pantulan keadaan pikiran kita sendiri. So, keburukan itu merupakan keadaan pikiran kita sendiri. Bukan eadaan di luar yang buruk.
Jadi rahasia yang ada dalam Bhagavad Gita terbuka jika sudah ada keterbukaan dalam diri kita. Rahasia itu tetap akan merupakan sesuatu rahasia selama kita tidak mau membuka sendiri rahasia itu. Bukan karena ditutupi oleh siapap pun juga. Kita yang menutup rahasia itu…
Dan yang luar biasa aneh adalah bahwa sampai saat ini pun yang bisa mengetahi rahasia itu tidak lebih dari 1% dari penduduk di muka bumi……