Masih kah sampai hati membuang-buang makanan melihat ke dua foto di atas? Jangan menyisakan makanan sedikitpun di piring bekas makan kita. Betapa berharganya makanan bagi saudara kita yang saat ini menderita. Seandainya hari korban yang dilakukan tanggal 6Nopember 2011  ini diwujudkan selain daging, alangkah lebih bermanfaatnya. Misalnya beras atau jenis makanan pokok lain.

Buku Meditasi dan Yoga Terbaik

  • Dapatkan Buku Meditasi Terbaik Untuk Pemula [Beli Buku]
  • Dapatkan Buku Yoga Terbaik Untuk Pemula [Beli Buku]
  • Dapatkan Buku Yoga Sutra Patanjali [Beli Buku]

Air juga sangat berharga. Jangan sisakan sedikitpun setelah minum. Betapa berharganya air bagi mereka yang sangat memerlukan. Bahkan saya pernah melihat gambar, seorang anak menunggu kencingnya hewan untuk mendapatkan air…. Masih sampai hatikah kita membuang/menyisakan air minum dari gelas minuman?

Saya pernah membaca di salah satu media, sebagian besar hewan kurban akan dikirim ke Somalia. Yang menggelitik dalam benak saya, apakah mungkin orang kelaparan makan daging? Jika ada yang menjawab: “Mungkin saja..” Pertanyaan lain mengalir ke benak saya, jika hewan dipotong, banyak yang tidak di makan. Kulit, tulang dan lain-lain. Dengan uang yang sama jika dibelikan makanan pokok beras misalnya, tiada satupun yang terbuang. Semua bisa di makan.

Saya pernah berdiskusi dengan seorang teman hal yang sama. Tapi jawabannya simple: “Yang diutamakan adalah adanya darah yang tertumpah”  Begitu kaget saya. Tetapi saya tidak melanjutkan. Karena bakal terjadi perdebatan yang tidak akan usai. Karena logika berpikirnya sangat berbeda.

Saya berpikir dari segi manfaat pemakaian atau penggunaan uang, teman tersebut hanya melihat dari segi ritual. Dalam pengertian saya, mengapa mesti memberikan suatu yang menyisakan. Jika diwujudkan beras atau gandum, pastilah tiada yang terbuang. Dibandingkan pemotongan hewan yang pasti kulit, tulang dan lain dibuang atau disisakan. Bukankah lebih utama membantu dengan barang yang memang sangat dibutuhkan?

Ditinjau dari segi agama pun, bukankah lebih bermanfaat membantu orang kelaparan ketimbang sekedar ritual. Ritual tanpa memberikan berkah sama saja tiada arti. Semestinya Islam sebagai input dan output nya adalah rahmattan lil alamin. Inilah Islam yang di wariskan Baginda Rasul SAW. Namun berapa orang yang memahami pesan Rasul ku tercinta. Betapa luhurnya beliau meninggalkan sesuatu yang begitu bernilai untuk meninggikan jiwa kerasulan dalam diri setiap umatnya.

Hadits yang sangat indah:

Kau belum Islam jika tetanggamu tidak merasa aman dekat dengan kehadiranmu…

Tetangga bukan hanya mereka yang tinggal dekat rumah, tapi bisa saja teman dekat atau jauh dari rumah…

Sembah sujudku Baginda Rasul SAW…..