Cerita berikut ini membuat saya sadar bahwa sesungguhnya setiap sel tubuh kita memiliki mind, pikiran serta perasaan. Selama ini kita menganggap bahwa ingatan atau perasaan hanya ada di otak. Tetapi hal ini belum tentu benar. Iniah ceritanya yang mungkin menarik untuk disimak dan direnungkan.
Ada seseorang yang telinganya merasakan selalu sakit. Ia adalah seorang peserta meditasi di Anand Ashram. Pada suatu sesi latihan, orang tersebut bisa melihat kehidupan masa lalunya. Sayangnya tidak bisa diharapan kejadian seperti ini pada setiap orang. Ini adalah keberuntungannya.
Buku Meditasi dan Yoga Terbaik
Ia bisa melihat masa lalu kehidupan. Ternyata dalam memorinya, ia melihat bahwa dahulunya ia seorang pemain kungfu di daratan Tiongkok. Dalam visionnya, ia melihat sebagai seorang pendekar dan suatu ketika dalam suatu pertempuran, ia terluka parah bagian telinga. Setelah sesi latihan, ia baru menceritakan hal tersebut.
Ia baru sadar bahwa sepanjang kehidupan sekarang, ia merasakan sakit pada bagian telinga. Di samping itu, ia juga menceritkan bahwa saat ia masih SD, ia berani menantang berkelahi dengan anak SMA. Tentu saja jadi bulan-bulanan. Ia tidak memiliki rasa takut, walaupun anak yang dilawannya lebih besar dan kuat. Ini adalah bawaan dari emosi masa lalu. Dan juga, ia sangat emosi dan gampang sekali terpancing untuk berkelahi saat kehidupan sekarang. Kembali emosi masa lalu terbawa sampai pada kehidupan saat ini.
Kembali ke telinganya. Rasa sakit dalam telinganya sudah diperiksakan ke ahli THT dan banyak orang ‘pintar’. Tetapi mereka tidak menemukan penyebab perasaan sakit. Secara umum dilihat, tidak sedikutpun ada kelainan pada telinganya. Setelah pengalaman tersebut, ia baru menyadari bahwa telinganya membawa trauma kesakitan masa lalu. Inilah mind yang ada pada telinganya. Mind terhadap kesakitan kehidupan masa lalu terbawa sampai kehidupan sekarang. Ini yang saya anggap bahwa mind bukan hanya pada otak, tetapi mind juga ada pada setiap sel.
Cerita lain lagi. Pada suatu ketika, seseorang selalu merasakan sakit pada bagian punggungnya. Semua pengobatan medis sudah dilakukan. Banyak orang ‘pintar’ dan ahli kulit didatangi, tetapi sakit pada punggungnya tidak kunjung sembuh. Akhirnya, ia memutuskan untuk mengikuti past life regression, hipnoterapi. Akhirnya, ia bisa melihat bahwa saat kehidupan masa lalu, ia meninggal karena ditombak tepat pada bagian dada. Trauma kesakitan tersimpan dalam mind di sekitar dadanya. Dan rasa sakit terbawa dalam ingatan jelang kematian sampai kehidupan sekarang.
So, jika ingin mengalami kebaikan di masa aka datang, adalah pikiran kita harus dijaga. Sayangi dan kasihi setiap anggota tubuh kita. Saat kita merasakan syukur dan bahagia, kita sedang menanamkan mind atau pikiran/perasaan yang baik pada setiap sel tubuh kita.
Hidup tidak pernah berakhir. Saat tubuh tiada, mind kita tetap eksis. Mind tidak hanya di otak kita. Mind ada setiap sel tubuh kita. Saat setiap mind dari sel tubuh kita bahagia, saat itu kita sedang menciptakan sebab baik bagi akibat mind di masa akan datang. Jika jelang kematian seluruh mind dalam setiap sel tubuh kita bahagia dan ceria, kandungan mind ini pula yang akan lahir dalam tubuh baru. Rasa bahagia dan ceria terjadi jika dan bila kita bebas dari keterikatan bendawi…………