Perjalanan ke dalam

Perjalanan ke dalam berarti berkunjung kepada Dia Hyang Maha Ada. Suatu hal yang sering terlupakan ketika kita menghadapi masalah di luar diri, kita juga mencari solusi di luar. Bukan penyelesaian, tetapi malahan tambah masalah yang lebih besar lagi. Kita sering melupakan bahwa dunia luar eksis atas dasar konflik. Contoh yang paling dasar adalah api. Api bisa terwujud bila ada gesekan dua benda.

Namun bukan berarti kita kemudian hidup atas dasar konflik. Yang juga ternyata diikuti oleh sebagian besar orang. Lagi saya mengambil contoh fenomena medsos, media sosial. Banyak orang merasa tidak bisa eksis bila tidak memberikan komentar atau buat status di medsos. Dan kebanyakan remaja sekarang merasa begitu menderita bila statusnya tidak diberikan jempol.

Buku Meditasi dan Yoga Terbaik

  • Dapatkan Buku Meditasi Terbaik Untuk Pemula [Beli Buku]
  • Dapatkan Buku Yoga Terbaik Untuk Pemula [Beli Buku]
  • Dapatkan Buku Yoga Sutra Patanjali [Beli Buku]

Ada lagi yang begitu getol memberikan komentar atau membuat status yang memancing keributan. Dan bila banyak yang komentar sering terjadi perdebatan, ia merasa senang; merasa hidup. Tanpa sadar ia merasa bisa hidup atas adanya konflik. Tanpa sadar bahwa ia adalah orang yang memiliki energi minus. Ia lupa bahwa sumber energi tak terbatas ada ketika ia melakukan perjalanan ke dalam diri.

Sumber Masalah

Sumber masalah yang kita hadapi adalah ketika begitu intens terlibat dalam kelompok di luar diri. Lucunya sering kita bertanya atau mencari cara penyelesaian masalah di luar. Yang harus kita sadari adalah bahwa sumber utama masalah yang sesungguhnya adalah diri kita sendiri.

Kita sering melihat banyak masalah di luar karena sejatinya masalah timbul dari hal yang ada dalam diri kita sendiri. Sebagai contoh; suatu ketika kita mendapatkan rejeki yang tidak diharapkan. Sudah barang tentu hati ini berbunga-bunga senang. Dan ketika ada seseorang pernah melakukan kesalahan pada kita, kita bisa memaafkan dengan mudah ketika orang tersebut minta marfa saat itu. Mengapa? Karena ini….

Sebaliknya, ketika kita sedang menghadap suatu kegagalan, kemudian kita cemas atau kecewa, maka bila ada seseorang meminta maaf karena kesalahannya, kita tidak akan mudah memberikan maaf. Karena saat itu kondisi perasaan atau hati kita gelisah. Gelisah, cemas dan amarah menjadi penghalang energi Ilahi yang mengalir ke dalam diri kita.

Untuk lebih jelasnya, inilah misteri kehidupan. Mari kita simak penjelasan lebih rinci pada video berikut: