Pusing kan?????
Menghujatkah anda saat baca judul di atas???
Buku Meditasi dan Yoga Terbaik
Silahkan. Jika tidak bersedia, belum terlambat meninggalkan tulisan ini…
Asal kata ‘manusia’…
Kata ‘manusia’ terdiri dari dua kata:
‘Manas‘ dan ‘isy.’
Manas berkaitan dengan mind atau gugusan pikiran..
‘Isy‘ berarti Tuhan atau Ilahi, Isya.
Boleh juga dikatakan Tuhan yang berbadan. Bukan kah ‘AKU’ tunggal adanya???
Aku ada di setiap manusia. Saat berbadan yang disebut sebagai Paula, ia menyebutnya dirinya: ‘Aku’ Paula.
Saat berada dalam tubuh yang disebut Sumarno, ia menyebutkan dirinya sebagai ‘Aku’ Sumarno…
Saat tubuh Paula mati, ‘aku’ masih ada. ‘Aku’ Demmy. ‘Aku’ Paimo dan sebagainya…
Jika meja pun bisa bicara: Ia akan berkata: ‘Aku’ meja….
Penyakit Manusia…
Semua penyakit manusia dapat digolongkan menjadi dua kelompok besar.
Penyakit yang berhubungan dengan badan disebut: Saamaanya. Ini disebut sebagai penyakit biasa. Bahkan seperti kanker yang ada pada tubuh pun penyakit biasa..
Penyakit yang lebih parah dari penyakit badaniah adalah yang berkaitan dengan kelahiran dan kematian. Ini yang disebutkan Saara. Tiada seorang pun yang tidak lahir. Dapat dipastikan setiap orang lahir kembali. Kita lahir karena ada benjolan tumor pada tubuh halus yang hanya bisa diselesaikan jika lahir kembali. Itupun jika tidak lupa.
Inilah hukum atau aturan alam. Hukum sebab-akibat. Ada sebab dapat dipastikan ada akibat. Lawan kata lahir adalah mati. Sebab lahir maka mati. Kemudian lahir lagi. Karena saat hidup menciptakan sebab, maka mau tidak mau, ia pun harus lahir lagi untuk menanggung akibat dari sebab ciptaannya sendiri..
Saamaanya adalah penyakit yang berkaitan dengan badan atau tubuh. Penyebabnya atau akar permasalan dari pikiran atau gugusan pikiran. Inilah mind.
‘manas/mind’ + ‘Isy’ = manusia.
‘Manusia’ – ‘mind/manas’ = ‘Isy’ alias Tuhan atau Allah.
Karena si manusia sadar bahwa semua akar permasalahan berasal dari pikiran, maka ia pun berupaya sepanjang hidupnya untuk membebaskan diri dari mind atau manas. Jika ini bisa tercapai, ia menjadi manusia bebas. Bebas dari perbudakan pikiran. Bebas dari perbudakan indra. Selama ini kita diperbudak oleh kenikmatan indrawi.
Seorang insan yang diperbudak oleh indra nya adalah ego. Ego selalu berkaitan dengan kesadaran tubuh. Kesadaran paling luar.
Kebebasan manusia dari ego atau mind membuat dirinya jadi tuan. Bukankah kata ‘Tuhan’ ada hubungan dengan ‘tuan’? Hanya pada tuan lah kita mengabdi. Saat kita tidak lagi diperbudak oleh pikiran, kita jadi tuan bagi diri ita sendiri. jadilah Tuhan bagi dirinya sendiri. Untuk apa jadi Tuhan bagi orang lain. Inilah kebebasan….
5 lapisan kesadaran.
Kesadaran paling luar, anamayakosa….
Kesadaran lapis ke dua, lapisan kesadaran energi. Inilah lapisan pranamayakosa…
Lapisan kesadaran ke 3, lapisan pikiran. Lapisan mental/emosional. Semua masalah emosi dan perasaan berkaitan dengan pikiran. Lapisan ini disebut sebagai manamayakosa. Mana berarti pikiran. Inilah sumber penyakit.
Lapisan berikutnya adalah lapisan intelejensia atau spiritual…
Lapisan terdalam adalah lapisan kesadaran murni yang tidak terjelaskan…
Saara berarti sengsara. Dengan kata lain, mereka yang lahir berarti masuk alam kesengsaraan. Inilah yang oleh Sidharta Budha Gautama disebut alam samsaara . Alam dua litas. Panas-dingin; Siang – malam; Sehat -sakit; Gembira – sedih…
Untuk membebaskan dari alam kesengsaraan ini, manusia berupaya sepanjang hidup untuk bebas dari mind.
Mungkinkah???? It’s a big question isn’t it?
Jelas mungkin. Banyak yang jadi contoh. Para nabi dan avatar…. Meraka telah membuktikan bisa membebaskan diri dari mind. Dan mereka pun menggapai kebahagiaan abadi…
Jika kebahagiaan abadi itulah Tuhan atau Ilahi? Inilah ‘Isy’…..
Definisi Tuhan disini adalah kebebasan dari alam sengsara atau samsaara.
Jika anda bertanya: ‘Itukah Tuhan???’
Definisi saya tentang Tuhan dapat dipastikan berbeda dengan anda. Mengapa????
Karena kita sama. Orang buta.
Jika dua atau lebih orang buta disuruh pegang gajah. Setiap orang memberikan definisi berbeda…
Dan ketika mereka dikumpulkan, dapat dipastikan definisi tentang gajah sesuai dengan yang dipegangnya. Pasti tidak akan sama….
Itulah gebleknya orang buta…
Merasa paling tahu yang difahaminya. Dan kemudian memaksakan kehendaknya terhadap orang lain…
Demikian juga dengan tulisan yang sedang anda baca ini, jangan percaya begitu saja……