Banyak orang tidak memahami akan hal ini. Inilah dosa ego atau egosin. Seakan mereka yang mangatakan demikian sudah hebat. Ahhhh…….aku bukan siap-siapa. Sadarkah kita dalam kalimat tersebut masih ada kata ‘aku’. Bukan tidak ada ‘aku’. Ataukah kita mengatakan Aku yang terhebat, ‘I am the greatest.‘ Sami mawon……… bentuk ego kesombongan lagi.
Ada seseorang datang ke tempat saya untuk Ayur Hypnotherapy. Pada awalnya ia menyatakan diri bahwa ia bukan siapa-siapa. Banyak yang kami diskusikan. Katanya, ia penggemar tassawuf. Latihan awal juga sudah saya berikan. Pada akhir perpisahan, saya katakan bahwa ada biaya sebagai ebentuk exchange energy, dan ia menyanggupinya. Ia belum juga sadar bahwa diskusi yang kemudian mendapatkan pengertian dianggapnya tidak mendapatkan apa-apa. latihan yang dilakukan bersama saya, ia mendapatkan manfaatnya. Inilah bentuk energi yang saya berikan.
Buku Meditasi dan Yoga Terbaik
Ia sangat berharap satu minggu kemudian bisa dilanjutkan diskusinya. Namun sayang , ketika saya ingatkan harus transfer terlebih dahulu, ia mengelak dengan berbagai dalih. Ia menyatakan bahwa dirinya seorang pengembang perumahan. Menurut pendapat saya, mahar untuk diskusi akan dengan mudah ia penuhi. Tetapi itulah sifat manusia, tetap saja mengharapkan bahwa bentuk diskusi dan pelatihan yang saya berikan hal yang mudah. Ia mash terikat pada materi duniawi. Walaupun, ia teman kuliah saya.
Ego yang sangat tinggi menguasainya dengan menyatakan diri bahwa ‘aku’ bukan siapa-siapa. Ia lupa bahwa ketika masih ada kata aku berarti mind, yang berupa gugusan pikiran dan perasaan masih menguasainya. Banyak pemabaca yang bertanya, lantas harus mengatakan bagaimana?
Ya biasa-biasa saja. Saat melakukan sesuatu, senantiasa mengingatkan diri bahwa yang bicara bukanlah ‘aku’. Tanpa perlu mengungkapkan pada lawan bicara. Gunakan pengingat ini sebagai kontrol pribadi.
Saat kita mengungkapkan atau mengatakan sesungguhnya kita ingin dikagumi. Menyatakan bahwa ‘aku bukan siapa-siapa’ hanya menunjukan bahwa dirinya sudah hebat dan ingin dianggap bahwa ia bisa menafikkan diri. Inilah permainan mind, sang maha ego.
Mengapa butuh pengakuan bahwa saya lebih dari orang lain dengan menyatakan bahwa ‘aku bukan siapa-siapa’? Ke-aku-an diri sedang menjerumuskan kita. Bicarakan hal yang baik bagi bersama. Dengan membicarakan segala sesuatu yang mulia bagi kehidupan manusia, kita sedang me-uplifting energi bersama. Keterlibatan ego membuat diri dianggap lebih hebat dari lainnya.
Akhirnya, saya putuskan tidak melanjutkan untuk melanjutkan diskusi karena memang pemahaman tidak selaras. Terus terang saya katakan, saya butuh mendapatkan dana untuk terapi. Dan saya gunakan untuk menempuh perjalanan spiritual Di Anand Ashram tidak free of charge. Seorang Pemandu Sejati tidak serakah. Dengan cara ini, kita diajak bertanggung jawab atas diri kita sendiri. No free lunch di dunia ini. Dan saya sadar sepenuhnya bahwa tujuan utama Tuhan memberikan rejeki berupa uang dan kesehatan seutuhnya ditujukan untuk diri untuk peningkatan evolusi jiwa.
Saya ingat cerita cerita seorang master di Tibet, Marpa. Ia belajar dari seorang master di India, Naropa. Apa yang diminta Naropa sebagai exchange of energy? Emas. Ya, emas. Setiap datang harus bawa emas. Setiap kali satu pelajaran selesai, Marpa harus pulang untuk bekerja agar mendapatkan emas. Bukannya Naropa, sang guru serakah. Tetapi dengan cara ini, Naropa sedang menguji kesungguhan Marpa. Apakah Marpa bisa melepaskan keterikatan pada benda bernilai seperti emas? Bila Marpa bisa rela membayarnya dengan emas berarti nilai pengetahuan sejati dari Naropa lebih bernilai dari emas.
Satu pelajaran berharga saya petik. Ketika kita bisa memberikan uang atau benda duniawi untuk menggapai pengetahuan sejati, kita sudah sadar bahwa pengetahuan sejati adalah tujuan utama yang harus diperoleh saat hidup di dunia.
Tubuh begitu berharga dalam upaya peningkatan kesadaran jiwa. Hanya saat hidup di dunia dengan tubuh, kemudahan peningkatan evolusi jiwa terjadi. Tanpa tubuh alias mati, tipis kemungkinan terjadi peningkatan kesadaran atau evolusi jiwa. (Soul Awareness by Anand Krishna, www.booksinonesia.com)
Bersyukurlah jika tubuh sehat, dana ada, serta kebutuhan hidup lain tersedia. Selanjutnya, upayakan terjadinya peningkatan kesadaran. Pengutaman harta dunia adalah kerugian besar dalam kehidupan..