Dampak Berpikir Negatif Sangat Terkait Erat Dengan Kesehatan Mental Dan Fisik Secara Tidak Langsung, Waspadalah

Ya, dampak berpikir negatif begitu nyata, jadi waspadalah terhadap pikiran kita sendiri. Bila tidak selalu mewaspadai, si pikiran bisa membunuh atau paling tidak merusak organ tubuh ini. Ada cerita yang menarik tentang pikiran. Ada dua kisah nyata, satu cerita imajinasi.

Yang pertama tentang kisah seorang ibu:

Buku Meditasi dan Yoga Terbaik

  • Dapatkan Buku Meditasi Terbaik Untuk Pemula [Beli Buku]
  • Dapatkan Buku Yoga Terbaik Untuk Pemula [Beli Buku]
  • Dapatkan Buku Yoga Sutra Patanjali [Beli Buku]

‘Seorang teman yang berprofesi terapis. Ia didatangi seorang ibu yang sakit kanker otak. Si ibu bercerita bahwa kira-kira 20 an tahun yang lalu ia tidak sakit; sehat wal-afiat. Ia memiliki seorang anak, tepatnya anak tunggal. Suatu ketika si anak pun harus menikah. Di sini kemudian masalah timbul.

Sang ibu merasa ditinggalkan oleh anak yang sangat disayangi dan dikasihi. Selama ini, ia selalu bersama dalam segala hal, baik berbagi cerita mauoun bepergian. Nah, ketika si anak semata wayang menikah, sang ibu merasa sangat kecewa. Yang dilakukan kemudian adalah hanya di dalam kamar terus menerus, bila ada yang bertanya, ia menjawab : “Saya sakit, kurang enak badan”.

Jawaban seperti dilakukan terus menerus bila ada yang berkunjung. Jawaban yang menurut si ibu tidak berbahaya, ya dianggap biasa, ternyata setelah bertahun-tahun berlangsung membuat dirinya sakit betulan. Kondisi terakhir menunjukkan bahwa teriindikasi kanker otak.

Begitu kuatnya pengaruh pikiran kita, akhirnya tubuh kita jadi sakit. Inilah sebabnya, mengapa kita harus menyayangi tubuh kita. Si ibu tidak memahami bahwa otak kita terdiri dari 96% cairan. Dan berdasarkan penelitian Masaru Emoto tentang air, kemampuan rekamnya sangat tinggi.’

Dampak Pikiran Negatif

Hasil Penelitian Masaru Emoto Tentang Kecerdasan Air

Kisah tentang pikiran juga terjadi di salah satu negara Eropa. Banyak yang sudah pernah mendengar, kisah seseorang yang terkunci di dalam ruangan pengawet daging. Begini kisah singkatnya:

” Seorang lelaki terkunci di dalam ruang pengawet daging pada suatu malam. Ia tahu bahwa suhu ruangan pengawet daging memang harus rendah. Saat ia terkunci, ia mulai berpikir bahwa dalam suhu yangsangat  rendah, seseorang bisa mati beku.

Begitu terkunci, ia mulai panik. Ia merasa dingin dan semakin dingin. Pada pagi harinya, ketika seseorang membuka ruangan tersebut, menemukan lelaki yang terjebak tersebut telah meninggal dunia dalam keadaan membeku. Ia menjadi heran, karena tidak ada daging yang perlu diawetkan, maka suhu ruangan tidak sedingin bila ada daging.

Ternyata karena asumsi si lelaki tersebut yang membuat dirinya yang terkunci membuatnya meninggal dunia.’ Inilah dampak berpikir negatif karena ketakutan terjebak dalam ruangan pendingin.

Yang ke tiga merupakan kisah atau cerita imajinasi, namun semestinya membuat kita lebuh waspada:

‘Suatu ketika, seseorang berkelana. Dalam salah satu perjalanan, ia sampai di Daerah yang sepi dan terpencil. Karena teriknya matahari, ia berteduh di bawah suatu pohon. Saat terbangun, ia merasa kehausan. Ia berpikir, “Wah enak sekali bila bisa minum es. Dan sesaat kemudian, es yang segar pun tersedia. Ia sangat kaget, kemudian ia ingat bahwa ada semacam pohon ajaib yang bisa memenuhi keinginannya.

Kemudian ia meminta segala hal, dan semuanya terpenuhi dengan cepat. Ia sangat senang dan ceria. Sampai suatu ketika, ia berpikir; ‘Wah bagaimana kalau ia mati mendadak , dan sesaat kemudian karena pikiran yang tidak disadarinya membuat dirinya meninggal dunia’

Dari kisah-kisah di atas, baik yang nyata maupun hanya imajinasi, kita mesti sangat berhati-hati saat berpikir. Pikiran negatif yang terus menerus bisa merusak jaringan otak. Karena emosi yang hanya berlangsung sesaat tidak segera dihentikan akan membangun sinap yang sangat mungkin menjadi permanen. Sakit mental bisa terjadi, dan penyakit mental ini bisa merusak tubuh kita.

Seseorang yang sakit secara fisik, data dipastikan mentalnya juga sakit. Karena ia sering mengeluh tenten penyakitnya, lama kelamaan mentalnya juga menjadi sakit. Tidak ada seorang pun yang sakit fisik tidak terserang penyakit mental.

Sebaliknya, seorang yang senantiasa berpikir negatif terus menerus berdampak pada penyakit fisik.

Ingatlan hasil penelitian doktor Masaru Emoto tentang kristal air.