Dampak Teknologi

Segala sesuatu teknologi yang dikembangkan manusia selalu memiliki dampak teknologi; baik dan buruk. Bisa membantu manusia juga bisa membuat manusia mengalami kerugian. Saat ini perkembangan teknologi sudah mencapai 4 G. Di dunia atau negara lain yang sedan dikembangakn adalah 5 G. Tentu pengembangan tidak berhenti pada 5 G. Menurut info terbaru, di salah satu negara sudah dilakukan penelitian untuk 6 G.

Dengan teknologi 6 G, perangkat keras sebagai sarana sudan tidak dibutuhkan lagi. Tubuh manusia itu sendiri yang akan menjadi perangkat keras sebagai sarana penghubung. Dengan demikian sesungguhnya dampak teknologi bagi manusia menjadi semakin rentan. Dengan mudah manusia bisa menjadi sasaran atau diinvasi. Dengan kata lain manusia dengan mudah dikendalikan.

Buku Meditasi dan Yoga Terbaik

  • Dapatkan Buku Meditasi Terbaik Untuk Pemula [Beli Buku]
  • Dapatkan Buku Yoga Terbaik Untuk Pemula [Beli Buku]
  • Dapatkan Buku Yoga Sutra Patanjali [Beli Buku]

Film Matrix

Generasi tua yang lahir talun 1960 an tentu masih ingat film Matrix. Ketika chips ditanamkan pada manusia, si manusia seakan bisa masuk ke dunia permainan atau games online. Dengan semakin majunya teknologi, ada hasil penelitian bahwa organ manusia pun sudah bisa dicetak dalam 3 dimensi. Dari sel tubuh kita bisa dibuat jantung baru dengan cetak 3 dimensi.

Mari kita lihat video di bawah ini:

Tidak dapat disangkal bahwa tahun 2020 mungkin teknologi 6 G sudah akan kita nikmati. Namun juga kira harus berupaya mengatasi dampak teknologi darinya.

Bila pada film Matrix , chips bisa ditanamkan pada tubuh manusia, bukan tidak mungkin ke dalam otak kita bisa ditanamkan suatu alat sebagaimana cetak jantung 3 dimensi dari jarak jauh denna menggunakan sel dari tubuh kita sendiri. Keinginan mereka ditanamkan ke otak kita, kemudian mereka kendalikan. Hal ini bisa terjadi karena kita juga sebagai makhluk getaran. Bukankah otak kita selalu bergetar saat berpikir?

Cara mengatasi Dampak Teknologi

Selama kita menggunakan otak untuk berpikir berarti kita mengembangkan intelektual. Intelektual berarti mengembangkan pengetahuan; bukan intelejensia. Intelektual memecah belah karena didasari oleh sifat dualitas. Oleh arena intelektual mernggunakan gelombang rendah, maka dengan mudah bisa di hack. 

Berbeda dengan getaran frekuensi intelejensia yang menggunakan getaran frekuensi kemuliaan yang lebih tinggi. Manusia memiliki kemampuan memilah dan memilih. Inilah perbedaan manusia dan hewan. Bila sebagai manusia pun kita terus bereda di ranah intelektual, maka kita akan dengan mudah di hack.

Selalu berpikir dengan berlandaskan intelejensia berarti kita senantisa bertindak demi kepentingan umum. Ini sangat erat dengan karakter kemanusiaan yang menjadi tujuan utama pendidikan.

Ya, hanya melalui meditasi kita bisa mengatasi dampak teknologi………