Banyak orang bilang bahwa manusia adalah makhluk BIASA…

Jangan menganggap manusia sebagai makhluk biasa. Bekal yang diberikan oleh Tuhan dalam diri manusia menjadikan manusia sebagai makhluk yang luar biasa. Neo Cortex adalah benda yang ada dalam diri manusia sehingga menjadikan manusia sebagai makhluk yang luar biasa.

Buku Meditasi dan Yoga Terbaik

  • Dapatkan Buku Meditasi Terbaik Untuk Pemula [Beli Buku]
  • Dapatkan Buku Yoga Terbaik Untuk Pemula [Beli Buku]
  • Dapatkan Buku Yoga Sutra Patanjali [Beli Buku]

Inilah manfaat Neo Cortex dalam diri manusia:

Neo-Cortex ibarat alat baru yang dipasang untuk kita. Saya sedang membaca sebuah jurnal medis yang menjelaskan jika bagian tersebut mengalami gangguan, benturan, dan sebagainya – maka manusia tidak bisa mengolah segala data yang dimilikinya dengan baik. Ia akan bertindak semena-mena. Ia tidak memiliki akal-budi. Ia tetap hidup – makan, minum, tidur, berhubungan seks, mencari nafkah, bahkan menjadi kaya-raya, dan beranak-pinak – hanyalah satu hal yang tidak dimilikinya, yaitu “kemanusiaan”.

Ia tidak memiliki inteligensia. Dan percayalah, jika kita ingin mengejar uang saja, mau menjadi kaya-raya saja; atau birokrat dan pejabat yang biasanya “go by the book” – mengikuti peraturan tanpa memikirkan bila peraturan dibuat untuk memfasilitasi manusia dan bukan sebaliknya – maka kita tidak perlu memiliki Neo-Cortex sebesar yang kita miliki saat ini. Seperempatnya saja sudah cukup. Barangkali juga tidak perlu Neo-Cortex sama sekali. Banyak binatang tidak memilikinya.

Perkembangan Neo-Cortex adalah pengembangan kemanusiaan di dalam diri kita. Kemudian, kemanusiaan itulah yang berempati, membuat kita menjadi bijak, dan membedakan kita dengan hewan.

Kembangkan, gunakan Neo-Cortex sesuai dengan fungsinya – dan, kita menjadi bijak, menjadi manusiawi! Demikian, kita menjadi manusia yang berempati sekaligus bijaksanaa.

Berempati sekaligus bijak – Inilah watak, karakter seseorang manusia sempurna. Banyak di antara kita yang menganggap dirinya sudah berempati, sudah sadar lingkungan – tapi masih merokok. Sebagai aktivis pecinta hewan tertentu, kita sibuk melindungi hewan yang kita cintai. Misalnya pecinta penyu, lumba-lumba, kucing, atau anjing, tidak peduli terhadap nasib kambing, domba, sapi, ayam, dan ikan yang masih dikonsumsi bangkainya. Mungkinkah pemakan bangkai salah satu jenis hewan, bisa berempati pada jenis hewan yang lain? Kepedulian kita sering bersifat profesional saja, karena tuntutan profesi kita sebagai aktivis. Kepedulian macam apakah ini? Kepedulian yang tidak bijak? Bodoh?

( Dikutip dari Bhagavad Gita by Anand Krishna, Centre for Vedic and Dharmic Studies)

Ya, karena kemanusiaannya. Karena kemampuan mengembangkan rasa empatinya. Itulah sebabnya otak manusia lebih kompleks daripada otak hewan.

Keluarbiasaan manusia bukan karena manusia sanggup terbang. Burung bisa terbang….

Keluarbiasaan manusia bukan kekuatannya. Gajah memiliki kekuatan besar….

Keluarbiasaan manusia bukan karena kemampuannya masuk ke dalam tanah. cacing memiliki kemampuan masuk ke dalam tanah…

Semua kemampuan fisik yang dimiliki hewan tidak membuat mereka menjadi makhlul luar biasa.

Keluarbiasaan manusia adalah ketika manusia bisa menjadi bijak. Kebijaksanaan yang dikembangkan oleh manusia tidak bisa dikembangkan oleh hewan yang manapun. Kemampuan manusia untuk mengolah pikiran sehingga bisa memiliki rasa empati menjadikan manusia sebagai makhluk luar biasa. Inilah gunanya Neo Cortex dalam diri manusia. Inilah sebabnya otak manusia sangat rumit…

Jika manusia tidak mampu menggunakan Neo Cortex untuk menumbuhkembangkan kemanusiaannya, ia telah mengingkari berkah yang diberikan oleh Ilahi. Masih pantaskah ia mengaku mencintai Tuhan???

Kemampuan manusia untuk menyadari jati dirinya sebagai percikan Sang Jiwa Agung menjadikan manusia sebagai makhluk luar biasa.

Berempati sekaligus bijak – Inilah watak, karakter seseorang manusia sempurna. Banyak di antara kita yang menganggap dirinya sudah berempati, sudah sadar lingkungan.

Ya, empati sekaligus bijak menjadikan manusia sebagai makhluk sempurna dan luar biasa. Jika manusia tidak mengembangkan Neo Cortex yang diberikan oleh Tuhan sebaai alat untuk menumbuhkembangkan kemanusiaan dalam dirinya, ia tidak menghargai berkah yang diberikan oleh Tuhan. Ia telah mensia-siakan kehidupan saat ini. Dalam kehidupan sebagai manusia lah kesempatan emas untuk meraih jati diri manusia. Inilah kesempatan untuk mengenal DIRI agar kita percaya DIRI.

Bukan diri sebagai tubuh atau identitas palsu yang dikenalkan oleh masyarakat sekitar, tetapi identitas DIRI sebagai percikan Sang Jiwa Agung. Jika DIRI ini yang kita tumbuhkembangkan saat hidup di dunia, keyakinan diri tak tergoyahkan adalah keniscayaan…