Betapa selama ini kita sudah dijerumuskan oleh para motivator untuk selalu bekerja berorientasikan uang. Padahal dengan cara ini sesungguhnya manusia semakin terjerumuskan ke dalam jurang kesengsaraan. Bagaimana tidak? Bukankah kesengsaraan terjadi jika kita selalu berorientasi pada hasil.
Buku Meditasi dan Yoga Terbaik
Para leluhur dari zaman dulu sudah mengajarkan bekerjalah berorientasi pada proses. Karena, proses yang baik dapat dipastikan menuai hasil baik pula. Saya tidak berkata bahwa ‘pasti’. No, masih ada faktor sebab-akibat yang bekerja pada orang tersebut.
Mengapa beorientasi pada proses? Karena itu yang ada dalam jangkauan kita. Rencanakan, susun jadwal kerja, dan laksanakan sesuai kondisi kita terbaik. Kita yang merencanakan. Kita yang menyusun dan kita pulalah yang tahu kemampuan diri secara maksimal. Semua under control.
Lantas apa motivasinya?
Motivasi nya adalah TANPA MOTIVASI….
Namun sesungguhnya tidak pula tanpa motivasi. Motivasinya adalah kesenangan dalam melakukan pekerjaan itu. Krishna seorang avatar 5000 tahun lalu sudah pernah menyampaikan kepada Arjuna:
Berperanglah sesuai dharma/kebajikan….
Jika pun kau mati dalam peperangan, kau pasti masuk surga..
Namun, apabila menang dalam pertempuran bharatayudha, kerajaan dunia akan kau peroleh…
Bukankah hidup kita saat ini juga seperti pertempuran Bharatayudha?
Hidup ini adalah pertempuran yang tiada berakhir. Badan bukanlah identifikasi diri kita. Selama ini kita kurang tepat mengidentifikasi diri. Sehingga yang terjadi adalah keributan. Para motivator menggunakan kelemahan ini untuk menjual seminar kepada kita.
Dengan mengidentifikasikan diri dengan badan, kita akan berlomba-lomba memuja badan. Dan dunia pun rusak karenanya. Ego based atau fear based terjadi ketika kita mengidentikan adalah tubuh/badan. Uang memang bisa memenuhi kebutuhan badan. Tapi tidak bisa memuaskan dahaga jiwa. Bekerja dengan tanpa motivasi bisa memenuhi dahaga jiwa. Masalah kebutuhan badan, percayalah… Dia sudah mengatur…
Rabindranath Tagore menuliskan:
Dalam alam mimpi, kau temukan keceriaan…
Pada alam jaga, kau temukan pelayanan…
Kenyataan kehidupan kau temukan keceriaan dalam pelayanan….
Sesungguhnya kita hidup tidak sendiri. Kita hidup bergandengan dengan orang lain. Kebersamaan ini akan menghantar kita dalam kebahagiaan langgeng. Pelayanan, itulah kewajiban kita bersama. Saat kita melayani sesama, sesungguhnya kita sedang meninggikan diri sendiri. Itu pula yang dikatakan Yesus: Rendahkan dirimu di depan manusia, niscaya Allah akan meninggikan dirimu.
Mengapa demikian?
Sangat sederhana. Karena dirimu bukanlah badan kasar ini. Dia yang bersemayam dalam dirimu adalah jati dirimu. Dan ia bukan badan yang selama ini kita puja. Akibat pemujaan yang salah ini, dunia dan lingkungan semakin rusak. Pemujaan keinginan untuk kenyamanan badan akhirnya menghalalkan segala cara. Tanpa disadari, jiwa akan terusakkan pula. Kita sendiri yang membunuh jiwa kita. Kasihilah jiwamu dengan meruntuhkan ego mu.
Kematian sang ego akan membangkitkan jiwa mulia dalam dirimu. Untuk itulah kita berada di dunia. Dan kebangkitan jiwa hanya dan hanya bisa terjadi di alam nyata. Setelah kematian, jiwamu tidak bisa dibangkitkan. Jiwa belum bisa bebas dari keterikatan badan.Tidak berdaya. Kebebasan pikiran dari kemelekatan duniawilah yang mampu membangkitkan jiwa tertidur.
So, gunakan peluang kehidupan ini sebaik mungkin. Jika kesempatan ini tidak digunakan, inilah yang disebut dalam kitab Alquran, bahwa manusia selalu dalam keadaan merugi….