Pelaku Kekerasan Butuh Tuhan : Tindakan Mereka Tidak Lagi Selaras Dengan Alam, Kasihilah Sesama Sebagaimana Dirimu Ingin Dikasihi

Para Pelaku Kekerasan Butuh Tuhan? Sama sekali belum….

Yang mereka butuhkan adalah upaya bagaimana menyehatkan sakit mental yang mereka derita…

Buku Meditasi dan Yoga Terbaik

  • Dapatkan Buku Meditasi Terbaik Untuk Pemula [Beli Buku]
  • Dapatkan Buku Yoga Terbaik Untuk Pemula [Beli Buku]
  • Dapatkan Buku Yoga Sutra Patanjali [Beli Buku]

Karena mereka tidak sadar akan perbuatan mereka terhadap sesama ciptaan Tuhan. Setelah mental mereka pulih sehingga memahami bagaimana menghargai serta mengasihi/menghargai sesama makhluk hidup, baru Tuhan yang sebagai penunjuk jalan menuju Tuhan Hyang Maha Kasih dibutuhkan.

Tanpa membersihkan kotoran emosi yang telah berkarat dan mengakar selama sekian lama sehingga menutupi Keilahian dalam dirinya, Jalan Kasih menuju ke Sang Sumber belum dibutuhkan. Dan pembersihan mental hanya bisa di alam materi atau bendawi selama memiliki tubuh kasar. Syaraf jaringan pada bagian otak telah mengalami perubahan yang cukup besar.

Hasil hasil penelitian tentang jaringan syaraf otak antara meditator dan non meditator terbukti berbeda. Atau juga bisa dikatakan bahwa para meditator telah memanfaatkan Neocortex secara utuh karena memang untuk hidup secara sadar butuh pikiran kritis/critical thinking, sedangkan para pelaku kekerasan hanya menggunakan bagian otak emosi: mamalian and reptilian brain.

Pelaku Kekerasan Tidak Butuh Tuhan‘Peneliti di University of California, Los Angeles (UCLA), Amerika Serikat, menemukan bahwa meditasi selama bertahun-tahun memperkuat koneksi antarsel otak, dan meditator (orang yang bermeditasi) memiliki jumlah gryfication (“lipatan” korteks) lebih banyak dibandingkan yang tidak bermeditasi.

Korteks serebral adalah lapisan terluar jaringan saraf yang berperan dalam memori, atensi, pikiran dan kesadaran. Makin banyak lipatan ini (proses gryfication), makin baik respon otak dalam mengolah informasi, mengambil keputusan, dll.

Penelitian dilakukan dengan melakukan scan MRI pada 23 meditator dan 16 non meditator sebagai kontrol. Meditator telah bermeditasi rerata 20 tahun, dengan berbagai variasi meditasi seperti Zen, Vipassana, dll.’ (Sumber : https://otcdigest.id/info-sehat/manfaat-meditasi-bagi-otak)

Mereka yang sering berbuat kekerasan, baik terhadap diri sendiri maupun orang lain, hanyalah membuktikan perilaku yang tidak sadar bahwa perbuatan mereka membuat orang lain menderita. Para meditasi adalah cara hidup atau gaya hidup secara sadar bahwa mereka bertindak atas dasar: ‘Perlakukan orang lain sebagaimana dirimu ingin diperlakukan.’ Atau pepatah Jawa: ‘Urip Iku Urup‘ harus menjadi sifat atau landasan hidup mereka.

Jaringan syaraf otak yang sudah berubah mesti dibenahi dahulu sampai suatu ketika ada rasa empati dalam diri sehingga bisa memperlakukan perbuatan yang diri mereka sendiri tidak mau mengalaminya.

Dengan alasan ini, maka butuhkah mereka Tuhan?

Ubah dahulu dengan melakukan meditasi atau pembersihan/cleansing kekacauan emosi yang hanya bisa diperbaiki dengan menormalkan susunan jaringan syaraf otak. Ajari terlebih dahulu bagaimana menggunakan otak baru atau Neocortex, bukan hanya menggunakan otak mamalia dan reptilia.

Setelah bisa dinormalkan kembali, baru mereka butuh Tuhan. Ini karena sifat Tuhan sebagai Sang Maha Pengasih. Mungkin juga para sufi atau para suci adalah manifestasi Tuhan juga yang memberikan cara bagaimana memulihkan kekacauan susunan jaringan syaraf otak…