“Pengaturan aliran kehidupan atau prānāyāma dengan cara di luar atau melampaui penarikan dan penghembusan napas (serta penahanan napas) disebut (proses) ke empat.”
Buku Meditasi dan Yoga Terbaik
(Yoga Sutra Patanjali II.51)
Dalam sutra ini, Patañjali mengisyaratkan latihan yang menyangkut kundalini. Apa sebenarnya kundalini itu?
Kundalini adalah sebutan bagi Prāna,atau Aliran Energi Kehidupan yang sedang “meningkat”. Penting sekali bagi kita untuk memahami peningkatan ini sehingga tidak terjebak dalam permainan-permainan, latihan-latihan yang tidak hanya tidak berguna, tapi malah membahayakan diri kita sendiri.
Peningkatan kundalinī tidak sama dengan release of energy seperti yang disebut oleh Bill Bryson dalam kutipan di depan.
Release of energy berarti kita “membuka katup” yang selama ini tertutup. Barangkali, istilah “pembukaan cakra atau sentra-sentra energi” merujuk pada pembukaan katup seperti itu. Sesuatu yang tidak mustahil, bisa saja terjadi. Dengan hasil, akibat, tidak hanya badan hancur berkeping-keping dalam sekejap, tetapi atom itu sendiri terurai. Kita tidak hanya mampus sendiri , ikut mampus pula seluruh planet bumi—dan ledakan sedahsyat itu memengaruhi konstelasi perbintangan yag segalaksi dengan kita! Sesuatu yang mustahil. Keberadaan, Prakirti atau Alam Benda tidak pernah mengizinkan seseorang untuk “membuka katup” seperti itu.
Ya, dalam upaya “membuka katup”, kita bisa menyebarkan kebocoran dan kebocoran seringan apa pun cukup mampu mengobrak-abrik otak kita, badan kita, serta gugusan mental dan pikiran kita.
Salah-salah sedikit saja, kerusakan yang terjadi pada wahana-badan, kendaraan-badan ini bisa bersifat beyond repair tak dapat diperbaiki lagi. Jiwa akan meninggalkan badan ini dan mencari badan baru—Anda mau?
Jangan, jangan main-main; dan jangan membiarkan orang lain bermain-main dengan energi Anda.
First and foremost rule of thumb. Jika ada orang yang mengklaim “dapat membuka cakra”, atau, “dapat meningkatkan kundalinī ”jangan percaya. Titik. Tidak bisa……..
Sensasi-sensasi yang Anda rasakan ketika Anda memberikan “kuasa” pada seseorang untuk membuka katup energi Anda, hanyalah menunjukkan kebocoran. Awalnya mungkin Anda menikmati karena Anda anggap “barang baru”—pengalaman baru—, tapi tidak bertahan lama. Setelah beberapa waktu barulah Anda menyadari telah terjadi kerusakan pada sistem Anda.
Sesungguhnya tiada seorang pun yang dapat mengutak-atik-kehidupan orang lain, keculai mendapatkan izin dari hang bersangkutan. Jadi, seandainya ada yang menawarkan jasa pembukaan cakra atau pembangkitan kundalinī, dan kita “membeli”-nya—dengan maupun tanpa bayaran—, kita trlah mengizinkan orang itu untuk mengutak-atik pranā kita . kita mesti bertanggung jawab sendiri atas kecerobohan seperti itu.
Energi Kehidupan atau Pranā bisa ditingkatkan, bisa berubah menjadi Kundalinī, atas upaya kita sendiri. Tak ada cerita seseorang menyentuh Anda, lalu cakra Anda langsung terbuka, atau kundalinī bangkit secara tiba-tiba.
Berikut proses yang semestinya terjadi. Energi meningkat secara perlahan, dari satu sentra ke sentra lain. Apa yang disebut cakra adalah anak tangga yang mesti dinaiki satu per satu.
Dalam hal ini pun, ada beberapa variasi tergantung maket atau model yang kita pilih. Ada maket yang terdiri dari 3 cakra saja, jadi bukan 7 cakra sebagaimana umumnya. Lagi-lagi soal 3 atau 7 cakra, sentra atau anak tangga adalah berdasarkan kesadaran dan pengalaman sang pembuat maket.
Seorang Yogī yang berkualifikasi dankredibel tahu persis jika kita membutuhkan maket-3 cakra atau 7-cakra, atau beberapa cakra. Ya, ada kala pula seseorang pemandu, seorang Sadguru menciptakan maket khusus, dengan tambahan atau pengurangan cakra sesuai dengan kebutuhan kita.
Kembali pada sutra.
Proses ke empat yang dimaksud Patañjali adalah peningkatan energi hingga sentra energi dan cakra di atas kepala, kemudian setelah mencapai itu, pada suatu ketika terjadi release of energy. Jangan salah, ini bukan moksa atau kebebasan mutlak. Belum, belum moksa.
Saat release of energy terjadi, barulah seseorang merasakan kemanunggalan dengan semesta dalam pengertian yang sesungguhnya. Jadi, bukan sekedar lip-service.
Banyak orang berbicara oneness, tapi sebatas berbicara saja. Meyoritas mereka tidak merasakan hal tersebut, sebab belum terjadi peningkatan prana, belum terjadi transformasi prana menjadikundalini.
Patañjali menjelaskan dalam sutra berikut bagaimana proses oneness terjadi—ketika kemanunggalan betul-betul dirasakan.