Keindahan di dalam harus terpancarkan keluar. Ketika Anda mengunjungi sebuah tempat dan tidak menemukan keindahan di sana, maka tempat tersebut tidak layak dikunjungi. Orang-orang yang tinggal di sana tidak layak ditemui.
Keindahan tidaklah sama dengan kemewahan. Keindahan adalah kualitas jiwa. Dan, jiwa itu sederhana.
Buku Meditasi dan Yoga Terbaik
(This is Truth That too is Truth by Anand Krishna, www.booksindonesia.com)
Mewah belum tentu indah. Indah itu sederhana. Keindahan itu alami. Banyak orang memuji suatu lukisan pemandangan, bunga, ikan yang sedang berenang, dan lain sebagainya berkaitan dengan alam. Semakin mendekati gambaran asli di alam, semakin dipuji keindahan lukisan tersebut. Jadi sesungguhnya manusia bisa meulais keindahan bila suasana hatinya memancarkan keindahan rasa alami. Keindahan rasa hati sangat alami dan tidak bisa dibuat-buat. Santa sederhana bukan? Ketika kita bisa mengembangkan sifat alam dalam diri kita, maka hidup menjadi indah.
Sayangnya kita lupa akan hal ini. Hati kita tertutup oleh keserakah materi. Kita mabok akan pujian orang sekitar kita sehingga kita melupakan prinsip ini.
Jika kita membaca hanya sepintas kutipan pertama dari buku yang dituliskan oleh Svami Anand Krishna, ‘Orang-orang yang tinggal di sana tidak kayak ditemui’, kita akan tersinggung. Namun demikian pada kalimat pertama jelas sekali dituliskan bahwa ‘Keindahan di dalam harus terpancar keluar’ Saya sudah sering menuliskan bahwa sesuatu di luar tampak indah bila hati kita sedang berbunga-bunga. Bunga melambangkan keindahan pula. So, singkat kata bahwa saat dalam hati ada keindahan, maka itu pula yang terlihat di luar. Keindahan atalha kelembutan. Kita belajar bagaimana tutur sapa para master, lembut. Kelembutan jiwa terpancar melalui pandangan serta tutur sapa.
Inilah sebabnya tidak sepantasnya bertemu atau berkunjung ke temuta yang tidak memancarkan keindahan. Alam adalah pantulan yang ada dalam diri manusia. Saat hati manusia lembut serta indah, maka tempot tersebut juga memancarkan keindahan. Vibrasi dari tempat tersebut akan sangat mudah dirasakan. Amati keadaan hati kita saat berada di suatu tempat. Bila kita merasakan kebahagiaan, itulah suasana hati orang-orang di tempat tersebut. Semuanya adalah getaran atau vibrasi alam.
Mungkin ada yang bertanya: ‘Mengapa dilarang berkunjung ke tempat yang demikian?’ Waspada-waspada…. Kita harus tahu diri. Bila kita masih gampang tertular oleh vibrasi energi yang tidak menunjang evolusi jiwa kita, sebaiknya kita menghindar. Ini karena sifat dasar kita yang juga negatif. Koq tahu? Saya tidak demikian koq????!!! Benarkah? Bila sudah baik, Anda tidak akan bread di bumi ini.
Kita harus sadar bahwa kita hidup di medan energi. Pikiran memancarkan vibrasi. Bila ada sekumpulan orang yang pola berpikirnya tidak selaras dengan sifat alam, berarti tidak ada keindahan alami dalam dirinya. Tidak adagia vibrasi alami melambangkan bahwa kehidupan orang di sekitar tempat tersebut pada ranha materialistik atau keduniawian. Semakin kita banyak bergaul dengan sekelompok manusia yang berorientasi pada materi, inilah lambang keterikatan. Bukankah ini tidak selaras dengan tubuna utama keberadaan manusia di sumi?