Kegelapan
Kegelapan ada sebelum adanya cahaya. Dalam keadaan gelap, manusia butuh cahaya. Sayangnya, banyak anggapan bahwa Tuhan adalah cahaya. Dalam ruang yang bercahaya, kita tidak butuh kegelapapan. Sebagaimana teori alam semesta saat ini disebutkan bahwa lebih dari 96 % alam semesta terdiri dari ‘Dark matter‘. Sisanya baru benda bercahaya.
Mari kita simak video di bawah ini:
Buku Meditasi dan Yoga Terbaik
Ketika belum ada sesuatu pun di alam semesta, semuanya gelar guita. Bukankah Tuhan ada sebelum matahari? Baru Dia mengadakan matahari agar Dia yang menjadi manusia bisa berkarya. Matahari dibutuhkan agar tumbuhan, hewan serta manusia bisa hidup. Pertumbuhan serta perkembangan terjadi karena kehadiran matahari. Sayang sekali bila kita tidak bersyukur serta berterima kasih pada matahari.
Kepalsuan
Dalam keadaan gelap, kita tidak bisa membedakan. Setelah adanya terang matahari, kita masih juga hidup dalam kegelapan pengetahuan. Di bawah sinar cahaya yang terang pun kita masih terjebak oleh kepalsuan. Kita silau oleh kilauan kenyamanan dunia. Kita silau oleh cahaya emas permata. Kita sering beranggapan bahwa segala sesuatu di luar adalah riil atau nyata.
Kita lupa bahwa selama ini kita anggap percerahan sebagai sesuatu yang benar-benar ‘cerah’. cerah berarti memahami bahwa Tuhan merupakan misteri dalam keadaan gelap. Dengan menganggap bahwa Tuhan adalah cahaya, kita belum memahami bahwa sebelum ada cahaya, keadaan yang gelap pekat yang ada. Kemudian terjadi ‘big bang‘. Dan terciptalah alam semesta. Satu galaksi.
Ledakan penciptaan
Bila dianggap ‘Big bang’ sebagai ledakan terjadinya alam semesta, satu galaksi, menurut keterangan para pakar perbintangan, di alam semesta telah terbukti banyak sekali galaksi terbentuk. Dengan kata lain, Big Bang terjadi terus menerus.Lantas, sesungguhnya apa yang kita anggap Tuhan?
Kita anggap atau asumsi bahwa Tuhan Sang Pencipta, kemudian kita sembah. Mari kita renungkan dengan jernih. Benarkah kita menyembah Tuhan bila terhadap sekeliling kehidupan sekitar kita pun tidak bisa melayani atau paling tidak menghargai?
Mungkinkah kita bisa menyembah bila kita hidup di dalam Nya? Sesungguhnya, Dia lah yang ada di dalam dan di luar bentuk manusia. Bahkan Dia juga yang berada dalam setiap sel tubuh manusia.